32

4.5K 413 16
                                    

Setelah kegiatan panas mereka di dalam mobil, limario membawa jennie masuk kembali ke dalam ruangannya.

Keadaan di sana masih sama, makanan yang dijatuhkan jennie tadi masih berserakan di depan pintu begitu juga dengan wanita yang sama sekali tidak ingin dilihat jennie juga masih berada di sana duduk di kursi kerja limario.

"Ngapain masih di sana? aku udah gak ada urusan lagi denganmu" ujar lim menarik yeri dari duduk nya

"Jadi sekarang kamu ngebuang aku?" protesnya gak terima

"Jangan ganggu rumah tangga ku lagi" perintah lim

"Aku gak pernah ngelakuin itu, kamu sendiri yang dekatin aku" Yeri mendorong bahu lim dengan telunjuk nya lalu pandangannya mengarah ke jennie

"Urus suami nakal mu ini dan satu lagi, dia harus bertanggung jawab pada anak yang ada di dalam kandungan ku saat ini" ancam nya

"Hei, sejak kapan aku pernah tidur dengan mu? jangan asal bicara"

"Gak usah pura pura lupa" balas yeri

"Lebih baik kau pergi dari sini sebelum kesabaran ku habis"

"Aku gak akan pergi sebelum kau mau bertanggung jawab"

Jennie pun di buat geram, dia mendekati yeri dan langsung menarik rambut nya dengan kuat

"Jaga ucapanmu, untuk hal itu aku percaya pada suamiku. Dia tidak mungkin mau tidur dengan wanita seperti mu, pergi jauh jauh dari keluarga ku. Atau aku akan hancurkan hidupmu"

Yeri merintih kesakitan

"Katakan padaku sejujurnya, bahwa anak itu bukan perbuatan suami ku" jennie menarik semakin kuat

Yeri hanya diam sambil menahan sakit di kepala nya

"Jawab!?" bentak jennie

"Ba-baiklah aku akan mengatakan yang sejujurnya, ini bukan lah anak limario"

Jennie menghempaskan tarikannya
"Aku peringatkan padamu, mulai sekarang jangan ganggu keluargaku lagi. Kalau kau melanggarnya, akan ku pastikan hidupmu tidak akan pernah tenang"

Yeri melirik jennie dengan tatapan tak suka, dia menghempaskan kaki nya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Limario menghela nafasnya lega, akhirnya jennie percaya padanya bahwa anak yang dikandung yeri sekarang bukan lah anaknya.

Dia berjalan mendekati jennie dan memeluknya, tapi gerakan limario langsung di tahan jennie sehingga membuat limario heran

"Ada apa?" tanya lim

"Aku belum memaafkan mu sepenuhnya"

"Hhh, J -"

Belum selesai lim melemparkan protes nya jennie langsung menutup telinga dengan kedua telapak tanganya enggan mendengar rengekan suaminya yang pasti bakal buat dia nantinya luluh.

*********
Pandangan lisa kosong, tatapannya lurus kedepan ntah apa yang ada dipikirannya.

Chaeng yang baru saja menyelesaikan mandinya dan keluar dari kamar mandi menjadi heran mendapati suaminya yang sedang bengong di atas kasur.

"Sayang, mikirin apa?" suara chaeng memecah lamunan lisa

Lisa menepuk kasur bagian sebelahnya mengisyaratkan chaeng untuk duduk di sana

"Kamu kenapa?" Tanya chaeng lagi setelah menaiki kasur dan menyandarkan kepalanya di dada lisa

"Rambutmu wangi banget" lisa tidak menjawab pertanyaan chaeng malah membicarakan hal yang tidak penting

"Yaiyalah, aku kan tadi keramas"

"Oh gitu" ujar lisa lalu dia diam lagi sambil mengusap usap rambut chaeng yang belum seutuhnya kering

"Kamu kenapa sayang?" tanya chaeng untuk ketiga kalinya

"Aku baik baik aja, kok" dia menciumi pucuk kepala chaeng dan menghirup aroma tubuhnya

"Boong, kamu mikirin itu lagi?" chaeng bangkit dari sandarannya dan menatap intens ke arah lisa

Lisa mengalihkan pandangannya ke arah lain, dia tidak ingin ketahuan lagi memikirkan sesuatu

"Kan, kamu mikirin itu lagi"

Chaeng meraih wajah lisa dan mengarahkan kepala lisa ke arahya

"Liat aku"

Lisa menghela nafas dan menatap balik ke arah istrinya

"Aku minta maaf" tutur chaeng

"Udah, gausah dibahas lagi. Aku yang seharusnya minta maaf karna mikirin hal itu"

Chaeng menggeleng pelan

"Aku gak pantas jadi istrimu"

"Hei, jangan ngomong gitu. Udah ah gak usah bahas ini"

"Aku gak bisa kasih kamu keturunan, kita udah nikah 6 tahun tapi aku belum bisa hamil lisa"

Lisa meraih tangan chaeng yang ada di pipinya dan menggenggamnya erat

"Hidup denganmu aku udah ngerasa cukup, sayang"

"Kami gak usah boong cuma karna ingin buat seneng"

"Aku gak boong, kok"

"Kamu boong, aku tau kamu pasti pengen banget punya anak. Perlakuan kamu ke louis itu udah ngejelasin semua nya ke aku kalau kamu pengen punya anak"

"Iyaa, aku pengen punya anak sayang. Tapi tuhan belum kasih kita rejeki. Mungkin kita di suruh buat sabar dulu"

"Maafin aku" chaeng meneteskan air mata nya

"Kita harus usaha terus, jangan nyerah gitu. Udaaah, jangan nangis sayang" lisa menghapus air mata di pipi chaeng dan mengecup kedua matanya

"Gimana kalau kita minta anak jennie satu" kata chaeng dengan polos nya membuat lisa tersenyum geli

"Yakali dia mau ngasih anaknya, jangan mikir gitu ah" lisa mengacak acak rambut chaeng gemas

"Kalo gitu kamu nikah sama orang lain aja lagi, mana tau nanti dia bisa kasih kamu anak" ujarnya semakin ngaco

"Ngomongnya makin ngawur ih"

"Aku serius, aku gapapa kok kamu nikah lagi"

"Chaeng, sayang. Aku gak mau nerusin pembicaraan ini lagi"

"Kita bisa coba cara itu lisa"

Lisa semakin badmood dengan ocehan ngawur istrinya

"Kamu ngomong apa sih? kamu pikir aku suami apaan yang gampang mutusin buat punya 2 istri? apalagi keadaan istrinya seperti ini? kamu pikir aku sejahat itu?!" bentak lisa saking kesalnya di suruh nikah lagi

Chaeng menunduk ketakutan, lisa yang menyadari itu langsung menarik chaeng ke dalam pelukannya

"Maafkan aku sayang, aku bukan bermaksud membentakmu. Aku cuma gak suka dengan ucapanmu. Maafkan aku ya"

Chaeng diam

"Aku udah ada solusi" lanjut lisa

"Apa?"

"Besok kita konsultasikan pada jisoo, mana tau dia ada solusi untuk masalah kita. Seperti program kehamilan mungkin"

"Tapi itu kan mahal"

"Gak ada yang mahal kalau itu menyangkut kebahagiaan istriku"

Chaeng tersenyum dan menarik lisa lagi dalam pelukannya

"Aku beruntung menikah denganmu, punya suami sepertimu. I love you, lisa"
.
.
.
.
TBC

BABY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang