Hari sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. Jennie masih berada di posisi nya seperti 2 jam yang lalu, duduk di sofa ruang tengah rumah mereka.
Ap yang di lakukannya? tentu saja menunggu kepulangan suami tercintanya.
Rumah mereka tidak lah sepi, karena setelah menikah pun chaeng dan lisa masih tinggal di sana karena lim tidak mau melepas adiknya kemana mana. Lisa hanya bisa pasrah dengan kehendak abang iparnya. Lagian rumah mereka juga sangat luas.
Tapi bagaimana pun ramainya rumah, tidak begitu yang di rasakan jennie sekarang. Perubahan sikap lim yang tiba tiba cuek seperti ini sangat mengusik hatinya.
Limario yang manja, cerewat, penyanyang, perhatian dan hangat seakan akan hilang di telan bumi.
Kehadirannya di rumah hanya lah untuk tidur dan sarapan, selebihnya kegiatan nya di habis kan di luar dengan bekerja.
Jennie sudah menguap beberapa kali menahan kantuk hingga matanya memerah. Tapi dia kekeh menunggu lim untuk pulang, dia tidak mau di anggap sebagai istri yang tidak patuh dan tidak peduli terhadap kesibukan suami.
Baginya menunggu suami pulang sambil nonton tv tengah malam gini juga mengasikkan.
"Kamu belum tidur?" tanya lim mengalihkan perhatian jennie dari tv
"Loh, udah pulang? kok aku gak dengar suara mobil?" tanya jennie balik
"Mobil nya aku tinggal di rumah sakit, aku capek nyetir sendiri. Tadi pulang pake taksi" jawabnya dan langsung memposisikan duduk di samping jennie
Jennie menarik lim mendekat dan mengarahkan wajahnya ke wajah limario ingin mencium suaminya, tapi diluar dugaan jennie limario mengelak dari ciumannya
"Kamu kenapa?" tanya jennie lirih
"Aku lelah, J"
Jennie menghela nafas, menggigit bibir bawahnya. Tiba tiba hatinya tersayat mendengar alasan lim.
Semenjak mereka pacaran hingga saat ini limario tidak pernah menghindari kecupannya.
Ini adalah yang pertama kali.
"Kamu udah makan? tadi aku buatin sop daging kesukaan kamu. Aku angetin dulu ya" jennie beranjak dari duduk nya
"Gausah, J. Aku udah makan tadi di rumah sakit. Aku mau mandi, gerah" lim menahan jennie
"Yaudah, aku siapin air hangat nya dulu"
"Gausah, aku aja. Kamu istirahat gih udah malem gini" lagi lagi lim menahan jennie
"Lim?" panggil jennie lembut
"Hmm?"
"Apa aku ada salah padamu?" tanya jennie
"Salah? ku rasa tidak"
"Kenapa sikapmu seperti ini?"
"Aku hanya kelelahan, J" lim mengusap lembut pipi jennie
"Benarkah? kalau aku berbuat salah, kamu bilang aja biar aku bisa perbaiki. Aku gak mau kamu bersikap seperti ini terus"
"Ck! aku bilang kamu gak ada salah. Memangnya ada apa dengan sikapku? aku hanya lelah. Aku bekerja seperti ini juga untuk kalian" bentak lim tiba tiba membuat jennie ketakutan
"Maaf" hanya itu yang bisa di ucapkan jennie dari mulutnya
"Yaudah kamu masuk kamar sana, tidur duluan nanti aku susul" perintah lim
Jennie hanya mengikuti dan beranjak dari sana. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menumpahkan air mata di depan suaminya.
Limario mengalihkan pandangannya sejenak ke arah pintu kamar memastikan jennie sudah masuk. Setelah di rasa aman, dia mengambil hp di kantong celananya dan menghapus semua percakapan nya dengan yeri. Dia tidak ingin jennie mengetahui hubungan antah berantah nya itu.
tok tok tok
Pintu rumah mereka di ketok.
"Siapa yang baru pulang jam segini?" gumam lim sambil berjalan membuka kan pintu
ceklek
"Hehe, sorry bang pulang nya telat" cengir ryujin di depan pintu
Limario melihat ke arah luar rumah mencari cari sesuatu
"Pulang sama siapa?" tanya lim dengan nada mengintrogasi
"Hmm, hyunjin"
"Udah berapa kali gue bilang jangan punya hubungan lagi sama dia"
"Kenapa sih lu gak pernah suka sama hyunjin?!"
"Karna gue tau dia pernah ngeduain lu, gue gak mau lu salah pilih orang"
"Tapi dia udah berubah bang"
"Gue bilang enggak ya enggak"
"Apaansih. Awas sana gue mau masuk"
Ryujin mendorong lim kuat dan melalui nya masuk kedalam rumah sambil mencak mencak kaki
"Eh lu dengert gue gak?" teriak lim dari depan pintu
Ryujin menutup telinga dengan kedua tangan nya, dia muak mendengar larangan abangnya.
Lim juga di buat kesal, dia membanting pintu sebagai sasaran emosi.
.
.
.
.
TBC