Jennie terusik dari tidur nyenyak nya, suara berisik dari hp limario dari tadi tidak kunjung diam. Dia melirik ke arah jam dinding, masih pukul 3 dini hari. Dia pun meraih hp yang berada di atas nakas tepat di samping suaminya.
"jisoo? ngapain jam segini nelfon" gumamnya
Jennie enggan menjawabnya, tapi orang itu mengulang lagi panggilan nya membuat wanita itu berdecak kesal.
"lim, ada telfon" jennie mengguncang tubuh suaminya agar terbangun
"nngghh, ada apa?" tanya nya sambil menggeliat dan mengusap matanya
jennie menyodorkan hp itu tepat di depan wajah lim
"jisoo?" tanya lim heran, jennie cuma ngangguk
"hallo jis, kenapa?"
lim menjawab telfon jisoo sambil melihat jennie yang sudah memasang tampang tidak suka dan cemberut, si suami hanya bisa mengelus elus pipi istrinya.
"lim, kamu bisa ke rumah sakit sekarang?"
"ada apa? apa ada sesuatu?"
"kondisi ibu ku sedang kritis, butuh tindakan operasi sekarang juga"
nada suara jisoo sudah bergetar menahan tangis, lim tau itu.
"baiklah, setengah jam lagi aku tiba. tunggu ya"
lim pun memutuskan sambungan telfonnya.
"sayang, aku ke rumah sakit dulu gapapa kan?"
"jam segini?" tanya jennie dengan nada meninggi
"ibu nya jisoo harus di operasi, kamu tau kan aku dokter bedahnya" ujarnya memberi pengertian
"yaudah" rajuk jennie lalu menyembunyikan tubuhnya di dalam selimut
lim menghela nafas, terkadang dia juga kesal kalau jennie ngambek mencemburui jisoo dengan alasan pekerjaan.
dia tidak berniat membujuk istrinya sama sekali, lim bergegas bersiap mengenakan baju kemeja dan celana jeans yang dia ambil buru buru dari dalam lemari.
"J, aku berangkat" ujarnya berlalu begitu saja sambil menutup pintu kamar
jennie masih memayunkan bibirnya di dalam selimut, kesal sendiri karena suaminya itu tidak menghiraukan rasa cemburunya.
enggan untuk tidur sendirian, ibu hamil 9 bulan itu pun bangkit dari tidur dan berjalan pelan menuju kamar adik ipar sekaligus sahabatnya siapa lagi kalau bukan chaeng. jennie melangkah sangat pelan karena perut nya yang sangat besar itu tidak memungkinkan dia untuk mempercepat langkah.
tok tok tok
"chaeng, buka" panggilnya dari luar
tidak ada jawaban selama 3 menit, jennie pun membuka pintu kamar chaeng dengan santai seperti biasa lagian chaeng tidak pernah melarangnya untuk masuk kamar tanpa izin.
jennie berjalan menghampiri kasur dan menarik selimut yang berada di sebelah chaeng, betapa terkejut nya jennie mendapati lisa tertidur memeluk chaeng hanya menggunakan singlet dan boxer sedangkan chaeng hanya menggunakan bra dan hotpants.
"yakkk!!! apa apaan kalian" teriak jennie
kedua orang itu sontak bangun dan terkejut mendapati jennie yang sudah menatap mereka dengan mata kucing nya.
"jen, gue bisa jelasin" ujar lisa sambil meraih pundak jennie
"jelasin sejelas jelasnya!" bentak jennie, mata nya sudah memerah menahan emosi
chaeng menarik jennie duduk di sofa di pojok kamar nya, lisa memakai baju kaos yang dia letakkan di kursi rias chaeng dan menghampiri mereka.
lisa menatap chaeng khawatir, apa harus dia mengungkapkan hubungan mereka kepada jennie, padahal mereka sudah berusaha menutupi selama berbulan bulan belakangan ini.
chaeng tersenyum dan mengangguk kepada lisa yang menandakan lisa harus menjelaskan yang sebenarnya.
"jen, gue mohon lu dengerin dulu penjelasan gue sampai selesai. jangan di potong dulu ya" ujar lisa setelah duduk di samping chaeng.
"yaudah buruan" perintah nya tak sabar
lisa menghela nafas dan mengenggam tangan chaeng untuk menguatkan dirinya.
"sebenarnya kami pacaran dan ini udah berjalan 5 bulan" lisa menjeda dan melihat ekspresi jennie yang mengerutkan dahi nya
"sorry kalau gue udah lancang macarin adik ipar sekaligus sahabat lu. gue gak bisa ngelak dari perasaan ini" sambungnya
"kalian sudah gila" ujar jennie sarkas
"jen, lisa gak seperti yang lu kira" bantah chaeng membela
"gue ada alasan tersendiri kenapa gue berani ngelakuin ini"
"apa?" tanya jennie ketus pada lisa
"gue punya yang suami lu juga punya" jawab nya ragu
jennie mengkerut kan dahinya tak paham
"yang bisa bikin lu hamil kembar anak 3 kayak sekarang ini"
"sumpah?!" tanya nya terkejut sambil nutup mulut
"iya, lisa gak bohong jen. kalo gak gitu ngapain gue berani nerima perasaan dia"
"trus kalau lim tau gimana? gue gak yakin dia bakal memaklumi hal ini. lu tau sendirikan sifatnya gimana, orang nya keras kepala"
lisa dan chaeng menghela nafas bersamaan, mereka tau persis akan hal itu bahkan mereka juga sudah membicarakan itu berkali kali. jangankan hubungan tak wajar ini, ryujin dan hyunjin aja di suruh putus saat itu juga ketika limario mendapati mereka berciuman di dalam mobil.
"gue bakal jujur ke limario masalah ini, tapi gak sekarang. gue juga udah ada rencana buat operasi"
"operasi apa?" tanya chaeng yang belum tau sama sekali rencana kekasihnya
"kelamin" jawabnya santai sambil nyengir
.
.
.
.
TBC