08

5.2K 405 20
                                    

Lisa masih terdiam menatap lurus dengan pikiran kosongnya. Kejadian hari itu tak mau hilang dari benaknya. Pikirannya tentang chaeng selalu menghantui. Dia meraba bibir nya, masih tak percaya bahwa mereka melakukan hal itu. Yang dia tau, chaeng adalah wanita straight.

Lisa melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya. pemotretan sebentar lagi akan dimulai dan siapa lagi modelnya kalau bukan wanita itu. Keadaan ini membuat lisa menjadi semakin gugup gak karuan.

Memang, sejak dia masih berada di thailand keinginannya sangat besar untuk bisa bekerja sama dengan chaeng. pertama kali melihat wanita itu di salah satu iklan kosmetik terkenal, lisa langsung jatuh hati padanya. segala cara dia lakukan agar dia bisa di pindahkan bekerja ke korea dan di tempatkan di agensi yang sama dengan pujaan hati nya. And yeah, she did it. bukan lisa namanya kalau dia gak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Dia menghela nafasnya kasar untuk menghilangkan gugupnya dan beranjak ke studio untuk melakukan pemotretan.

Chaeng sudah bersiap di ujung sana. Mata lisa memindai tubuh chaeng dari ujung kepala hingga ujung kaki. Perfect! ini dia ciptaan tuhan paling sempurna.

Tatapan mereka bertemu. Chaeng melemparkan senyuman kepada lisa seolah olah tidak pernah terjadi apa apa diantara mereka berdua. lisa membalas senyumannya dan berjalan menghampiri.

"mata lu kenapa deh?" tanya chaeng pada lisa yang emang dari tadi matanya gak berkedip sekalipun.

"gak kenapa napa, auto gini aja kalau ngelihat lu"

"karena?"

lisa mengangkat bahu sambil monyongin bibir.

"habis ini pulangnya gue anter mau gak?"

"hmmm,gak usah deh ntar gue ngerepotin"

"enggak kok santai aja, anggap aja sebagai ucapan terimakasih gue karena kemarin gue udah di bolehin nginep di rumah lu"

"yaudah deh boleh"

"oke, yuk mulai biar cepet selesai. gue gak sabar nganterin lu pulang"

Pemotretan berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah. Tidak jarang di sela sela pengambilan gambar lisa tersenyum genit melihat hasil yang dia dapat. pesona chaeng memang sudah membutakan dunianya. dengan waktu yang singkat, lisa memastikan bahwa wanita ini akan menjadi miliknya.

"gue ganti baju dulu ya" ujar chaeng pada lisa setelah menyelesaikan sesi foto berdua.

"oke, gue juga mau naro ini ke ruangan kerja"

lisa mengangkat kamera nya ke arah chaeng dan di balas oleh anggukannya.

"gue pake ini aja kali ya" gumam lisa pada diri sendiri di depan kaca sambil memasangkan topi balenciaga kesayangannya. lalu dia mengambil kaca mata di atas meja kerjanya. fix, kecakepannya kali ini berkali kali lipat meningkat dari penampilannya yang tadi. siapa aja yang ngeliat pasti bakalan jatuh hati, tapi kalo chaeng sih lisa belum yakin.

lisa beranjak menghampiri chaeng ke ruang ganti. perasaan gugup dan bahagia bercampur menjadi satu saat ini.

"ayo" ujar lisa dari sudut pintu membuat chaeng mengalihkan pandangannya dari kaca kearah sumber suara.

kali ini mata chaeng yang gak berkedip. mulutnya sedikit terbuka melihat penampilan lisa yang berbeda.

"shit! ni orang kok cool banget sih" - batinnya.

"hei! ayoo. kok malah ngelamun sih"

lisa membuyarkan lamunan chaeng tentang dirinya.

"e-eh iya"

Chaeng bangkit dan berjalan menuju lisa. lisa menarik tangannya dan menautkan tangan keduanya. chaeng kaget terhadap perlakuan lisa dan melirik kearah tangannya yang sudah digenggam oleh orang disamping nya itu. lisa sebenarnya sadar akan tatapan kaget chaeng barusan, tapi dia masa bodoh dan tetap berjalan bertindak seolah olah dia tidak melakukan apa apa. tanpa mereka sadari, jantung mereka berdua saat ini sama sama mengalami irama yang lebih cepat dari biasanya.

Di dalam mobil suasana hening menyelimuti. lisa pura pura fokus nyetir sedangkan chaeng mengalihkan pandangan keluar jendela.

"hmmm, chaeng" lisa akhirnya buka suara.

Chaeng memutar kepala dan menatap lisa.

"kenapa?"

"sebenernya, gue masih kepikiran tentang kejadian hari itu"

blush.

Pipi chaeng langsung memerah, dia malu mengingatnya.

"gue boleh jujur gak?" tanya lisa, dia masih menatap lurus ke arah jalan. Jujur, saat ini dia tidak berani menatap orang yang berada di sampingnya.

"jujur apa?"

"gue gak kayak cewek kebanyakan"

Chaeng menaikkan alisnya bingung.

"maksud lu?"

"hmmm gimana ya gue bilangnya, sebenernya ini berhubungan dengan orientasi sex gue"

Chaeng sebenarnya paham, tapi dia gak mau terlalu ceplas ceplos. takut nanti lisa tersinggung. dia cuma ngangguk doang.

"gapapa bilang aja, gak usah bingung gitu nyampeinnya"

"gue takut aja bilang ini ntar lu nya malah ngejauh, tapi kalo gue gak bilang ntar gue nya juga susah sendiri"

"susah kenapa?"

"hhh, susah menyatakan perasaan gue"

"yaudah bilang aja dari pada ntar lu nya yang susah"

"tapi jangan jauhin gue yaa"

Chaeng diam beberapa saat membuat lisa akhirnya menoleh kearah nya.

"yaudah deh, gak jadi" ujar lisa menyerah.

"lu bilang dulu, masalah gue ntar ngejauhin apa enggak itu urusan belakang"

"sebenernya gue......."

lisa menjeda omongannya.

"apa?" tanya chaeng gak sabar

"suka nya sama cewek, dan cewek itu...."

lagi lagi lisa menjeda.

"siapa?"

"elu"

.

.

.

TBC

BABY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang