Jam pulang sekolah telah tiba. Kaila berjalan sendirian keluar gerbang sekolah dan menunggu angkutan umum di halte depan. Biasanya dia akan menunggu angkutan ditemani Fely.
"CK orang itu lagi!" Decak Kaila saat melihat Raffa dan teman-temannya berkumpul di depan gerbang, usil kepada siswi-siswi yang lewat.
"Gimana ini ya Allah bantu Kay," ucap Kay lirih.
"Naik!" Perintah Aiden yang kini di hadapan Kaila dan duduk di motornya.
"Eh?"
"Gue antar lo pulang."
"Serius kak?"
"Lo mau digangguin mereka kayak jam istirahat tadi?" Kaila hanya menggelengkan kepalanya polos. "Ya udah naik!" Perintahnya sekali lagi.
"Bisa langsung dikabulkan oleh Allah, Alhamdulillah." Ujar Kaila sangat bahagia. Aiden hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah unik Kaila yang kesekian kalinya.
*
"Makasih kak!" ucap Kaila begitu turun dari motor Aiden.
"Gue langsung ya," Aiden bersiap-siap melajukan motornya.
"Sebentar kak, aku mau tanya" Kaila menghentikan Aiden, Aiden hanya menoleh ke arah Kaila tanpa bertanya.
"Maksud kakak bilang urusan aku, urusan kakak juga itu apa ya?" Tanya Kaila polos,
Persetan dengan rasa malunya karena berani bertanya seperti ini daripada dia harus menebak-nebak maksud dari perkataan Aiden saat jam istirahat tadi.
"Oh itu, jangan baper! Gue ketua OSIS, jadi semua siswa yang dalam masalah di sekolah itu tanggung jawab gue," Aiden menekankan kata baper pada kalimatnya.
"Oh gitu ya kak?" Kaila tersenyum masam.
"Kalo gitu gue pulang," pamit Aiden.
"Makasih ya kak, hati-hati kak!" Kaila melambaikan tangannya.
"Kay kira kak Aiden suka sama Kay" lirih Kaila melihat kepergian Aiden.
*
Hari ini Fely sudah kembali masuk ke sekolah, setelah beberapa hari izin. Namun tubuhnya masih sedikit lemas.
Saat istirahat pun Fely masih sungkan berjalan ke kantin untuk sekedar membeli makanan. Akhirnya Kaila berinisiatif membeli makanan —di kantin— untuk dirinya dan Fely.
Kaila berjalan melewati koridor sekolah, belum sampai ke kantin mata Kaila sudah menangkap seseorang yang pernah dia lihat. Raffa. Raffa berjalan mendekati Kaila.
Gue harus puter balik! Seru Kaila dalam hati. Ada rasa takut tersendiri untuk Kaila bertemu Raffa.
"Eits mau kemana?!" Sial baru saja Kaila memutar badannya Raffa sudah menangkapnya terlebih dahulu.
"Eh itu, itu kak aku!" Gugup Kaila.
"Itu-aku-apa?"
"Aku mau ke kelas"
"Gue kira lo mau ke kantin, mau gue ajak bareng!" Raffa mengembangkan senyum manisnya namun terasa horor bagi Kaila.
"Gak kak. Permisi!" Kaila langsung membalikkan badannya ingin cepat-cepat kabur dari sini.
"Kenapa sih buru-buru? Takut sama gue? Iya?" Raffa menarik lengan Kaila dan mendorong Kaila sampai ke tembok.
"Siapa nama lo?" Tanya Raffa tangannya kini mengunci tubuh Kaila agar Kaila tak bisa kabur lagi. Kaila hanya diam menunduk.
"Ditanya malah diem. Gue cium juga lo!" Kesal Raffa karena terus tidak ditanggapi Kaila.
"Jangan kak!" Kaila mengangkat wajahnya. Ternyata wajah Kaila dan Raffa sangat dekat.
"Makanya jawab!" Sentak Raffa.
"Kaila kak! Kaila!" jawab Kaila menunduk takut.
Kenapa tidak ada yang mau menolong Kaila kali ini? Apa semua siswa-siswi di SMA ini takut dengan Raffa?
Ya Allah bantu Kaila, batin Kaila.
Ingin sekali Kaila menangis tapi percuma itu akan membuat Raffa semakin berani mengganggunya.
"Nama lo bagus, kenapa gak dari kemarin kita kenalan?" Raffa terkekeh.
"Ngapain lo?" Tanya Aiden yang tiba-tiba datang yang membuat Raffa dan Kaila menoleh ke arahnya
"Lo di mana-mana ya?" Sinis Raffa melepaskan Kaila.
"Lo ngapain dia?" Aiden mengulangi pertanyaannya.
"Cuma kenalan. Gak boleh? Mau ngelanggar HAM lo?!" Ucap Raffa sarkastik.
"Udah kan? Pergi sana!"
"Ini tempat umum bro! Ngapain lo ngatur-ngatur gue!"
"Lo buat dia takut!" Ucap Aiden datar namun tajam.
"Kamu takut sama aku Kay?" Raffa bertanya dengan suara pelan kepada Kaila.
Kaila mengangguk takut, tidak berani bersuara. Raffa terkekeh pelan.
"Jangan takut sama aku. Aku gak jahat kok!" Raffa mengelus rambut Kaila lembut.
"Pergi atau gue habisin lo disini!" Aiden menarik kerah baju Raffa.
"Uuh takut!" ejek Raffa dengan akting takut di wajahnya.
"Bangsat ya lo!" Aiden melepaskan pukulan pertamanya tepat di pipi Raffa.
Raffa yang tak siap langsung tersungkur ke lantai.
"Lo yang bangsat!" Raffa mencoba membalas pukulan Aiden, namun Aiden berhasil menahan pukulannya.
Raffa yang masih merasa kesal, berhasil melakukan pukulan kedua hingga mengeluarkan darah didekat bibir Aiden.
Baku hantam terus terjadi. Kaila? Kaila hanya bisa menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya guru mereka datang untuk melerai.
*
Kini di ruang BP sudah ada Raffa, Aiden dan juga guru BP tentunya. Sebenarnya Kaila juga ikut dipanggil namun Aiden meminta Kaila untuk tidak datang dan menunggu saja di kelasnya."Mana Kaila?" Tanya Ibu Rina
"Kaila di kelas Bu. Dia masih syok lagipula dia gak salah," jawab Aiden tenang.
"Baiklah kenapa kalian berkelahi?"
*
Jam pelajaran sebentar lagi usai. Kaila terus mencemaskan Aiden karena kejadian saat istirahat tadi. Ingin rasanya Kaila menemui Aiden, namun dia tidak tahu Aiden ada dimana.Kaila sudah menceritakan semuanya dengan Fely, namun perasaannya belum lega jika belum bertemu Aiden. Kaila terus saja melamun hingga bel pulang sekolah berbunyi.
"Beresin buku lo. Jangan dipikirin terus gitulah!" tegur Fely kepada Kaila yang terus saja melamun.
Kaila tersenyum tipis dan mencoba mengikuti saran Fely.
"Kay ada kak Aiden didepan," teman sekelas Kaila yang memberitahunya
🍡🍡🍡🍡🍡
Semoga suka💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]
Teen Fiction[CERITA MASIH LENGKAP] Dipublikasi sejak 1 Juni 2019 🍡🍡 "kamu milikku! sekarang, detik ini, nanti, besok, dan seterusnya kamu tetap milikku!" Kisah cinta si siswi kelas 10 bernama Kaila yang baru saja selesai menjalankan MOS dengan kakak ketua OSI...