35. I Miss You So Bad!

15.5K 725 98
                                    

Hallaww
Saya kembali di malam Minggu, dengan update cerita yang menandakan ke-jombloan ini.

Apasih?! Wkwk

Yaudah selamat membaca ya! Baca sampe bawah sekali karena aku butuh saran kalian💙

_______________________________

I Miss You So Bad!

Jangan buat gue merasa bersalah seumur hidup gue karena belom bisa buat lo bahagia sama gue

🌺🌺🌺

Aiden keluar dari ruangan tempat di mana Raffa dirawat dan sekarang ia duduk di kursi taman rumah sakit.

Pikirannya sangat kacau, nyawa Raffa melayang dan ayah kandung Raffa pun tidak berniat untuk datang menjenguk putranya sendiri. Sungguh Aiden tidak habis fikir, padahal hanya ayahnya 'lah keluarga kandung yang Raffa miliki saat ini.

Ditambah lagi Kaila yang terus menangis, membuat pikiran Aiden tidak karuan. Dia merasa gagal, gagal menjadi sahabat sekaligus kakak bagi Raffa dan gagal dalam menjaga adiknya.

"Kontrol emosi lo! Bukan cuma lo yang merasa sedih atas kepergian Raffa," ujar Ajil yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Aiden.

"Gue, Kay dan Fire juga kehilangan dia," lanjutnya.

"Gue gagal," lirih Aiden sangat pelan namun terdengar di telinga Ajil.

"Ini kedua kalinya gue gagal jagain sahabat kecil gue," ucap Aiden penuh sesal. Ajil ikut sesak mendengar penuturan Aiden. Aiden tidak pernah serapuh ini kecuali waktu itu, saat Deon meninggalkannya.

Perlahan air mata Aiden membasahi pipinya. Katakanlah jika Aiden lebay. Ya lebay karena tak pantas seorang cowok menangis. Namun, apa salah jika cowok menangis? Bukankah mereka juga manusia? Punya rasa sedih dan rapuh saat ditinggal orang terdekat dan tersayang.

"Gue gagal jadi saudara tiri yang baik buat dia," ucap Aiden lirih.

Perlu kalian ketahui. Aiden dan Raffa merupakan saudara tiri. Ibunya Aiden menikah dengan ayahnya Raffa.

Ayahnya Aiden meninggal dunia saat ia masih kecil karena sakit. Saat itu Aiden yang masih kecil hanya mengira itu takdir Tuhan yang mengharuskan ia berpisah dengan ayahnya.

Namun ternyata ayahnya meninggal karena serangan jantung saat mengetahui fakta bahwa Aiden bukan anak kandungnya, melainkan hasil hubungan terlarang antara ibunya Aiden dengan ayahnya Raffa. Fakta tersebut baru diketahui Aiden dan Raffa ketika orang tua mereka akan menikah dan hal itu juga membuat ibunya Raffa pergi dari dunia karena shock dan kesehatannya menjadi memburuk.

Hubungan Raffa dan Aiden yang dulunya sangat akrab perlahan menjauh, tanpa direncanakan. Mereka ingin saling menerima namun terlalu sulit, apalagi untuk Raffa, ayahnya terlihat sekali pilih kasih, terlalu menyayangi Aiden. Begitu pikir Raffa.

Tak ada yang betah tinggal di rumah kecuali ibunya Aiden. Ayahnya Raffa sibuk bekerja ke luar kota dan luar negeri, Aiden lebih memilih menginap di apartemen atau sesekali pulang menemui ibunya di rumah, dan Raffa pun begitu lebih memilih menginap di apartemen atau sesekali di markas Fire.

Sangat rumit jika memikirkan masalah keluarga mereka.

"Ini bukan salah lo, sampai kapan lo mau nyalahin diri lo sendiri?" Ucap Ajil memberikan pengertian pada Aiden. Aiden hanya menghela nafas dan masih terus mencoba menghubungi ayah tirinya.

"Bokap udah bisa dihubungi?" Tanya Ajil melihat Aiden sibuk berkutat dengan handphone-nya.

Aiden menggeleng pelan, "tapi gue masih coba,"

"Gue udah spam chat tapi gak ada tanggapan," lirihnya.

Tak lama handphone Aiden membunyikan notifikasi chat. Aiden murka melihat balasan chat dari ayah tirinya itu.

Papa baru bisa pulang besok, disini gak kalah darurat. Papa harap kamu ngerti.

"Gila ya! Dia masih sibuk sama kerjaannya dibandingkan anak kandungnya, gak ada otak kali ya," ucap Aiden penuh dengan rasa kesal, sesak, dan kecewa.

*
Di sisi lain Kaila masih memeluk Raffa yang tengah terbaring kaku.

"Kak, lo beneran gak mau bangun lagi?" Lirih Kaila masih setia memeluk Raffa.

"Lo harus tau, gue baru sadar kalau gue sayang banget sama lo, lo udah kek kakak gue sendiri. Kakak yang posesif, nyebelin, buat gue emosi tapi gue sayang sama lo," rutu Kaila menatap wajah Raffa sangat dekat, hanya terpisah jarak beberapa sentimeter.

Kaila mendengus, "Gue janji kalo lo bangun nanti, gue bakal turutin permintaan lo asalkan gak aneh-aneh."

"Kak lo denger gak sih?!" Bentak Kaila memukul lengan Raffa. Air matanya lolos makin menjadi-jadi.

Kaila mengusap air matanya di pipi, "kak jangan buat gue merasa bersalah seumur hidup gue karena belom bisa buat lo bahagia sama gue," bisik Kaila.

"I miss you so bad," lanjutnya membisikkan kata itu ditelinga Raffa, dengan air mata yang masih setia mengalir.

Tak lama Kaila dikagetkan dengan gerakan pelan jari Raffa, Kaila juga merasakan Raffa mengeluarkan air matanya, monitor EKG juga kembali menampilkan gelombang indah tapi mata Raffa masih tertutup rapat.

"Panggil dokter Fel!" Teriak Kaila histeris.

Fely langsung menekan tombol Nurse Call yang otomatis akan terhubung ke ruang perawat.

Tak puas akan itu, Fely langsung berlari keluar ruangan mencari dokter yang merawat Raffa.

"Gue yakin lo denger apa yang gue omongin," lirih Kaila. "Tahan ya, lo hebat gue yakin," Kaila tersenyum dan mengusap air mata Raffa di pipi cowok yang masih terpejam itu.

"Adek-adek boleh keluar dulu," ucap sang dokter.


🍡🍡🍡🍡🍡
Noh tanda-tanda apa tuh? Wkwk

Semoga rapa idup lagi ya Allah:"
Mari readers semua doakan rapa idup. Kalo Kaila gak mau sama dia, aku aja, aku sangat bersedia.

Oh iyaa aku mau ganti nih judul cerita. Ada beberapa penyebab, contohnya ini.

Pertama, cerita ini gak melulu tentang Aiden.

Kedua, gak semua reader mengharapkan Aiden dan Kaila bersatu, walaupun takdir jodoh di tangan Tuhan dan tangan aku tapi ya gak boleh terlalu maksa ya Kay sama siapa.

Jadi gimana? Ganti judul gak? Kalau kalian mengharapkan ganti, kira-kira judul apa yang pas? Komen disini ya, semua saran aku terima💙

Btw kalian ngeship Kaila sama siapa?
1. Aiden?
2. Raffa?
3. Aksa?
4. Ajil?

Aku sedang galau karena semua ini, bantu aku agar tak galau lagi wkwkwk

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang