"Kay! Bangun bego! Gak malu lo Eyon udah ke sini pagi-pagi?!" Teriak Kalila mengusik mimpi indah Kaila.
Hampir saja Kaila berciuman dengan aktor Korea yang ada di serial drama korea yang ia tonton semalam, tapi Kalila malah menggagalkannya.
"OMO!" Teriak Kaila drama, "Ya! Unnie! Rusak mimpi indah gue!"
"Mimpi mesum ya lo?! Jangan jangan tadi lo gak solat subuh ya?!" Tuduh Kalila berturut-turut.
"Enak aja! Gue solat tapi tidur lagi!" ketus Kaila, sungguh matanya berat.
Dia tidur pukul setengah 2 dini hari, itu karena drakor kesayangannya selalu buat penasaran di setiap episode. Jika tidak dilanjutkan tidur Kaila tidak akan nyenyak, jika dilanjutkan seperti inilah jadinya.
"Buruan bangun! Eyon udah nungguin," ucap Kalila menarik paksa tangan Kaila.
"Jinjayo?!" Teriak Kaila namun matanya kembali terpejam.
"Sok-sokan lo! Jijik gue, buruan mandi!" Ucap Kalila seraya menyentil dahi Kaila.
Kaila mengelus dahinya sebal, "bilang Eyon siangan dikit, gue ngantuk!"
"Gak bisa gitu Kay—"
"Bawel bener," ketus Kaila melempar bantal ke wajah Kalila.
"Adek laknat!" Teriak Kalila murka.
*
Dengan langkah gontai, Kaila menemui Valeron di meja makan."Pagi Kay!" Sapa Valeron dengan senyum merekah.
"Hm"
"Asem bener tu muka masih pagi juga," kekeh Valeron yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kaila.
"Lo sama Kayee yang buat muka gue asem!" Ketusnya.
"Lha lo 'kan udah janji?' elak Valeron tak mau kalah.
"Ya gak sepagi ini Samsul!" Valeron terkekeh melihat betapa kesalnya Kaila pagi ini. Padahal tidak terlalu pagi juga, sekarang sudah pukul 8 lewat.
"Lo mau ngajak gue kemana? Mall? Mall masih tutup jam segini," kata Kaila mulai mengambil selembar roti dan mengolesnya dengan selai coklat tentunya.
"Kemana aja, yang penting jalan sama lo."
"Semerdeka lo dah!" kata Kaila acuh.
"Yuk!" Ajak Valeron setelah Kaila selesai meneguk air.
"Sekarang?" Tanya Kaila.
"Ya-iya! Kapan lagi?"
"Lo gak ikut?" Kaila melirik Kalila yang sibuk dengan handphone di tangan.
"Gue mau sama calon laki gue aja dah daripada sama bocah alay," jawab Kalila membuat Kaila mendengus sebal.
"Ya udah yuk!" Ajak Valeron, Kaila langsung berjalan keluar rumah.
"Kita pergi ya Kayee," kata Valeron pada Kalila.
"Jangan pulang malem-malem!"
"Paling subuh."
*
Kini Kaila dan Valeron berada di taman sekaligus lapangan bermain, sebenarnya rutinitas baru Kaila adalah maraton setiap weekend tapi kali ini boro-boro maraton diajak jalan saja malas."Lo mau sarapan dulu?" Tanya Valeron mengingat Kaila dan dirinya hanya makan selembar roti.
"Bubur ayam," kata Kaila menunjuk satu gerobak bubur ayam langganannya tiap maraton.
Valeron menatap tak percaya, "seriusan makan disini?"
"Kenapa emang?" Tanya Kaila tak kalah heran. Valeron hanya menggeleng, lalu mengajak Kaila untuk segera makan.
"Bubur ayamnya, pake ayam gak?" Tanya Valeron basa-basi dan teekesan garing.
"Gue tinju sampe negara tetangga tau rasa lo!" Ketus Kaila mulai jengah. Ntahlah Kaila mulai sebal dengan orang yang telah 2 tahun tak ia lihat.
"Makin serem deh lo," kekeh Valeron.
Setelah itu Valeron memesan 2 bubur ayam, dengan suwiran ayam tentunya. Tak menunggu waktu lama bubur ayam pun jadi.
"Cobain dulu anjir!" Ketus Kaila melihat Valeron belum lagi menyuap bubur ayamnya, sedangkan Kaila sudah suapan ke-3.
Valeron dengan sedikit terpaksa menyuap bubur ke mulutnya. Kaila memperhatikan Valeron dengan tersenyum sengit.
"Enak kan?" Ucap Kaila ketika bubur itu sudah di telan Valeron.
Valeron hanya mengangguk seraya berkata, "lumayan."
"Hilih! Lo nya aja sok jual mahal!" Ketus Kaila sedikit tidak suka jawaban Valeron yang berbanding terbalik dengan ekspresinya saat merasakan bubur itu.
"Tempatnya kurang nyaman, kurang higienis," ucap Valeron sedikit berbisik.
Kaila menghela nafas pelan. "Alam terbuka lebih asik, lo liat kapan lagi bisa makan sambil liatin anak-anak main?"
"Anak kita?" Tanya Valeron tersenyum sengit.
Kaila mendengus, "anak nyokap bokap-nya lah!" Jawab Kaila acuh tak acuh.
"Kalo anak kita?"
"Iya nanti, anak kita main bareng, kita buat mereka sahabatan kayak kita." Jawab Kaila membuat Valeron tersenyum masam.
"Berapa pak?" Tanya Valeron ke penjual.
"Empat belas ditambah delapan, jadi dua puluh dua ribu mas," kata penjual seraya menghitung.
Valeron mengeluarkan lembar berwarna biru, "kembalian ambil aja."
"Terimakasih banyak mas," kata si penjual yang hanya dijawab anggukan oleh Valeron.
"Mau kemana lagi?" Tanya kaila tanpa menatap Valeron karena sedang fokus menonton bocah bermain bola.
"Pengennya ke KUA" jawab Valeron terkekeh.
"Gue serius," jawab Kaila sedikit gemas.
"Lo kira gue main-main?" Tanya Valeron sok serius.
Kaila menatap Valeron tajam, "mau jalan atau pulang?" Tanya Kaila sinis.
"Ngambekan! Muter-muter dulu terus kita nonton, shopping sepuas lo dah, selanjutnya terserah lo."
🍡🍡🍡🍡🍡
Oke untuk membayar hutang author kemarin yang janji up tapi gagal.Hari ini kita up 2 chapter yaa.
Dan maaf aku tau chap ini gak seru🙂
Tapi kalo gak ada chapter ini cerita selanjutnya gak akan nyambung🙂
Salahkan imajinasi ku yang terkikis karena tugas, sampe gak bisa bikin alur yang buat kalian seneng:"
Meskipun begitu,
Vote dan komen ya ❣️ hehe
Silahkan di lanjutkan baca chapter selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]
Teen Fiction[CERITA MASIH LENGKAP] Dipublikasi sejak 1 Juni 2019 🍡🍡 "kamu milikku! sekarang, detik ini, nanti, besok, dan seterusnya kamu tetap milikku!" Kisah cinta si siswi kelas 10 bernama Kaila yang baru saja selesai menjalankan MOS dengan kakak ketua OSI...