Bukankah sudah pernah kubilang setiap orang punya cara sendiri dalam mencintai?
Dan inilah caraku, posesif menjaga miliku karena tak mau kehilangan.🌺🌺🌺
Hari ini Raffa kembali ke sekolah. Jangan ditanya perihal hari kemarin, Kaila sudah membujuknya Raffa sampai ia luluh dan membatalkan rencana jalan-jalannya dengan Valeron.
Kaila juga yang menjemputnya pulang ke rumah bersama ibunya Raffa dan juga beberapa anggota Fire.
Jemput satu orang berasa mau tawuran.
Dan jangan lupakan Kini gelar Kaila ada 2. Selain si juara olimpiade pelajaran iblis, ia juga mempunyai gelar "pawang most wanted Cendana" karena kemampuannya meluluhkan 2 most wanted Cendana sekaligus.
Tapi gelar kedua masih diragukan karena Kaila gagal membujuk Raffa agar tidak sekolah dulu beberapa hari mengingat dirinya yang baru sembuh.
"Gue sehat-sehat aja sayangggg udah bisa berantem malah," jawaban Raffa setiap kali Kaila membujuknya untuk meminta izin sekolah.
Bahkan Raffa berangkat sekolah menggunakan motor ninja warna merah kesayangannya dan menjemput. Apa ia tak ingat ia sempat hampir kehilangan nyawanya kemarin?
"Lha beneran jemput?" Ucap Kaila tak percaya Raffa benar-benar menjemputnya setelah perdebatan semalam.
Kaila meminta Raffa jangan sekolah dulu, sedangkan Raffa bersikeras ingin sekolah dan menjemput Kaila.
Raffa mengangkat sudut bibirnya, "sejak kapan aku omong kosong?"
"Ya gak gitu sih maksudnya, kakak kan baru sembuh," ucap Kaila tulus.
"Terus kenapa?" Tanya Raffa dengan wajah songongnya.
"Bodo amatlah!" Ketus Kaila membuat Raffa terbahak.
Raffa terlihat celingak-celinguk menatap rumah Kaila, "di rumah cuma kamu?"
"Ada kakak perempuan aku."
"Pamitan dulu lah sama kakak ipar," ucap Raffa hendak turun dari ninja-nya.
Kaila langsung menahan Raffa sebelum benar-benar turun. "Ih gak usah! Lama!"
"Ciri-ciri orang belum buat PR," ejek Raffa membuat Kaila mengerutkan kening tak paham.
"Dateng mau pagi-pagi bener, biasanya mau buat PR di kelas." Kata Raffa seenaknya.
"Enak aja!"
"Ayok buruan!"
*
Kaila hanya diam menikmati perjalanan, rambutnya yang terurai berterbangan ditiup angin, memang sensasi ini yang Kaila suka jika berpergian menggunakan motor dan jangan lupakan pikiran Kaila, Kaila masih memikirkan Aiden walau manusia dihadapannya ini tak kalah ganteng! Kaila juga memikirkan mengapa hubungannya jadi sejauh dan seribet ini padahal niat awalnya adalah sekolah dan menjadi siswa kebanggaan sekolah favoritnya.Berbeda dengan Raffa selama perjalanan Raffa sering mencuri-curi pandang ke arah Kaila lewat kaca spion dan sesekali tersenyum, merasa beruntung akhirnya Kaila menjadi miliknya walaupun sedikit memaksa.
"Berenti dulu di warung depan!" Pinta Kaila ketika melihat warung sarapan langganannya.
"Ngapain?" Tanya Raffa heran.
"Diem aja deh!"
Jawaban Kaila membuat Raffa mendengus kesal namun tetap diturutinya untuk berhenti.
"Lha kamu belum sarapan?" Tanya Raffa heran saat Kaila membawa kresek berisi makanan.
"Sudah," jawab Kaila singkat.
"Itu?" Tanya Raffa menunjuk kresek di tangan Kaila.
"Buat mang Engkus sama pak Yusuf," jawab Kaila jujur tanpa berpikir.
"Wahh sama pacarnya sendiri cuek, sama satpam sekolah perhatian," sindir Raffa, Kaila hanya mendengus dan naik kembali ke motor Raffa tak memperdulikan sindiran cowok itu.
Raffa memundurkan badannya ketika Kaila sudah duduk di motor, "awas aja kalo mang Engkus macem-macem sama kamu."
*
Sesuai permintaan Kaila, motor Raffa berhenti di pos satpam namun dengan syarat Kaila tidak perlu turun dari motor."Eh neng Kela, kumaha damang?" Tanya mang Engkus pada Kaila yang duduk di motor.
"Chal chinaeseumnida," jawab Kaila seraya membungkukan badan ala drama Korea.
"Nuju Naon?" Tanya mang Engkus heran
"Hah?" Tanya Kaila lebih heran, membuat Raffa mau tak mau ikut heran.
"Kenapa nunduk gitu sambil ngomong cacina?" Tanya mang Engkus sekenanya.
Kaila terkekeh, "kabar baik mang artinya, bahasa Korea gitu," ucap kaila terbahak.
"Oalah," mang Engkus manggut-manggut saja, "Kamsahamnida nya'," katanya mencampur bahasa Korea dan Sunda.
"Lha mamang bisa?" Tanya Kaila heran.
Mang Engkus terkekeh, "suka denger dari anak saya, kalo cacina jarang pake dia mah." kata mang Engkus
"Ehm!" Raffa menyadarkan dua orang yang mengobrol dan melupakan dirinya.
"Hatur nuhun kang Raffa," kata mang Engkus tersenyum ramah.
Tak perlu dijelaskan 'kan mengapa mang Engkus mengetahui nama cowok itu, sedangkan ibu penjual sarapan juga mengenal cowok itu.
"Sip! Duluan mang!" Kata Raffa mengeluarkan jempolnya dan kembali melajukan motornya ke arah parkiran.
Kaila memukul pundak Raffa. "Gak sopan!"
Raffa tak menghiraukannya. Ketika sampai di parkiran Kaila langsung turun dan hendak meninggalkan Raffa, namun pergelangan tangannya di tahan Raffa.
Dengan terpaksa Kaila kembali menghadap Raffa -yang menyandarkan diri di motor- mengangkat dagunya bertanya mengapa.
Raffa merapikan poni Kaila yang sedikit berantakan karena tertiup angin, "mau dianterin ke kelas gak?" Tanya Raffa selembut mungkin.
"Dih lebay amat kek bocah!" Ketus Kaila.
Raffa mendengus pelan, "masih ketus aja."
"Nanti kalo ada apa-apa telpon aja ya," lanjut Raffa merasa tak ditanggapi Kaila.
"Minta tolong orang penyakitan dong," kata Kaila tersenyum sinis.
Raffa membelalakkan matanya dan menyentil dahi Kaila, "siapa bilang penyakitan?" Ucap Raffa tak terima.
"Kaila," kata Kaila menunjuk dirinya.
"Udah buat PR sana," kata Raffa melepas genggamannya.
Kaila mendengus sebal dan segera membalikkan badannya, melangkah menuju kelas meninggalkan Raffa.
"Maaf gue emang posesif sama apa yang gue miliki, karena gue gak mau kembali kehilangan sesuatu yang berharga di hidup gue," gumam Raffa tersenyum getir memandang kepergian gadis yang sudah resmi menjadi pacar baiknya itu.
🍡🍡🍡🍡🍡
Kurang ga?Vote komen jangan lupa yaa😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]
Teen Fiction[CERITA MASIH LENGKAP] Dipublikasi sejak 1 Juni 2019 🍡🍡 "kamu milikku! sekarang, detik ini, nanti, besok, dan seterusnya kamu tetap milikku!" Kisah cinta si siswi kelas 10 bernama Kaila yang baru saja selesai menjalankan MOS dengan kakak ketua OSI...