14. Vano Setan

26.3K 1.4K 20
                                    

Jangan terlalu lama memendam rasa kalau suka yang ungkapin ke orangnya langsung. Kalau keduluan orang lain baru lo nyesel seumur hidup.

🌺🌺🌺

Jam kosong Kaila habiskan dengan terus memikiran Aiden. Logikanya berkata lebih baik dia jauhi Aiden daripada kehidupannya terganggu, dia tidak ingin mencari masalah di sekolah ini, toh dia juga berniat mencari ilmu bukan mencari pacar apalagi mencari musuh.

Namun hatinya? Hatinya masih sangat berpihak pada Aiden, hatinya sudah terlalu nyaman didekat Aiden.

Logika dan hati terlalu sering tidak sejalan.

Seandainya saja dia dulu tidak terlalu baper dengan sikap Aiden yang sangat baik kepadanya pasti untuk menjauhi Aiden tidak akan terasa sesulit ini.

"Kay! Lo dengerin gue gak sih?" Tanya Fely yang sudah bercerita panjang lebar tapi kelihatannya Kaila sama sekali tidak mendengarkannya.

"Eh iya? Kenapa Fel?" Tanya Kaila selepas dari lamunannya.

"Benerkan lo gak dengerin gue," keluh Fely sedikit sebal.

"Maaf," ucap Kaila tersenyum canggung.

"Kenapa sih Kay? Kak Aiden lagi kah?" Tanya Fely memperhatikan wajah Kaila.

Kaila hanya mengangguk dan tersenyum masam.

"Ya ampun Kay, kalo lo susah buat jauhi kak Aiden kenapa lo gak cerita aja ke dia?"

"Fel.." lirih Kaila.

"Oke! Gue ngerti lo takut si Anabelle itu marah tapi lo juga harus mikirin perasaan kak Aiden dan perasaan lo sendiri tentunya," Fely mulai memanggil Arabelle menjadi Anabelle sejak kejadian waktu itu.

Awalnya Fely sangat kagum dengan sosok Arabelle, selain cantik, kaya dan pintar. Bella merupakan juara olimpiade Fisika Nasional dan salah satu siswi ter-ramah. Tapi ternyata? Keramahannya hanya topeng menutupi wajah aslinya selama ini.

"Gak mudah Fel, belum tentu kak Aiden percaya sama gue. Lo tau kan Fel kak Bella itu siapa? Pencitraannya seperti apa? Semua orang taunya dia baik dan punya kuasa penuh dan gue juga masih siswi baru disekolah ini," tutur Kaila panjang lebar.

"Okay terserah lo deh ya, tapi lo janji ke gue kalo ada apa-apa wajib cerita gue,"

"Iya Fely ku,"

"Udah gue laper! Bekal Lo juga tinggal kan?"

"Yaudah ayo kekantin,"


*


"Gila lo! Aiden lo liat temen lo satu ini," ucap Aksa menunjuk Raka yang sedang cengar-cengir tak karuan.

"Temen lo kali," potong Aiden cepat.

Raka melempar kulit kuaci ke arah Aiden, sedikit sebal karena sahabatnya tidak mengakui dirinya sebagai teman.

"Selain gak waras dia juga mesum," sambung Aksa lagi mengingat kejadian dikelas saat Aiden diruang OSIS.

"Yaelah bujank cuma ngintip janda mandi disamping kelas aja heboh," ketus Raka melempar kulit kacang di tangannya ke wajah Aksa.

Kelas mereka memang berdekatan dengan rumah seorang janda, siswa lelaki kelas Aiden sering sekali heboh saat ada yang mandi termasuk Raka salah satunya. Salah orang itu sendiri, membuat kamar mandi tepat bersampingan dengan kelas orang dan hanya berkelang beberapa meter.

"Cuma, lo bilang?" Sinis Aiden .

"Ya iyalah! Orang cuma keliatan kaki doang! Nyesel gue sumpah! Keliatan kaga, dosa iya!" Rutu Raka mengingat kejadian tadi, ini pertama kalinya Raka mencoba mengintip tapi ternyata tidak terlihat apapun kecuali kaki. Sudah tidak terlihat apapun, Aksa malah memberi Raka julukan omes -otak mesum-.

"Kualat itu namanya, dasar tuman!" Cerca Aiden

"Dasar OMES!" Aksa menimpali sambil hendak melempar kulit kuaci yang ada di tangannya. Namun diurungkan saat Raka berkata—"Aiden, tuh Kaila," ucap Raka menunjuk Kaila dengan dagunya.

Aiden hanya melirik dan ternyata saat itu Kaila juga melihatnya, hanya sekilas dan tanpa senyuman. —Seperti sedang perang dingin mungkin?

"Kenapa gak disamperin?" Tanya Aksa.

"Masih marahan ya?" Tambah Raka. "Makanya jangan terlalu lama memendam rasa kalau suka yang ungkapin ke orangnya langsung. Kalau keduluan orang lain baru lo nyesel seumur hidup," lanjutnya

"Lebay lo!" Ketus Aiden dingin.

"Cih dibilangin gak percaya," kesal Raka

"Tapi ni omes ada benernya Den," ucap Aksa membenarkan kalimat Raka. Raka tersenyum bangga tentunya.

"Lo tau kan Kaila banyak yang suka, ya walaupun tu bocah gak sadar," lanjut Aksa. "Termasuk gue juga suka sama Kaila," lanjutnya lagi yang mendapat tatapan tajam Aiden.

"Biasa aja mata lo! Kek mau lompat tu mata," kekeh Aksa.

"Lo pada sadar gak sih kayaknya Raffa beneran suka sama Kaila," ucap Raka sedikit terdengar serius. Hanya sedikit.

"Tau darimana?" Tanya Aksa mendelik.

"Bilangnya suka sama Kaila tapi lo gak tau apapun!" Cerca Raka.

"Jelasin aja kali mes."

"Mas! Mes! Mas! Mes! Sok akrab lo!" Kesal Raka sesaat, "Raffa emang playboy sih, usil apalagi ke cewek yang deket sama Aiden" lanjutnya mulai serius.

"Tapi kalo ke Kaila sedikit beda, ya awalnya emang kek usil gitu tapi lama-lama lebih kayak jagain Kaila,"

"Jagain?" Tanya Aiden memasang wajah datar, namun sejujurnya dia sangat penasaran.

"Lo gak tau? Sabtu kemarin Kaila digangguin setan SMA Cyber," tanya Raka tidak percaya.

"Vano?" Tanya Aksa sedikit berbisik.

Nama Vano atau Geovano sangat sensitif di SMA Cendana. Anak-anak SMA Cendana menjuluki Geovano "si setan SMA Cyber". Sebelumnya SMA Cendana dan SMA Cyber sempat berteman baik karena jarak yang tidak terlalu jauh, tidak juga dekat sebenarnya.

Tapi karena kejadian tahun lalu dimana sempat terjadi tawuran antara SMA Cendana dan SMA Cyber, yang melibatkan Geovano, Aiden dan Raffa, membuat SMA Cendana dan SMA Cyber menjadi musuh berat karena dendam.

"Kaila diapain sama dia?" Tanya Aiden mulai serius jika sudah menyangkut Kaila.

"Gue gak tau pasti sih 'kan gue pulang duluan sama lo dua, gue cuma dapet cerita dari Aziz," Raka menarik nafasnya perlahan dan melanjutkan ceritanya.

"Katanya sih Kaila lagi nunggu angkot di halte depan sekolah, terus Vano iseng kali ya gangguin Kaila terus Raffa liat Vano megang pipi Kaila gitu hampir di cium oleh si setan itu jadi Raffa langsung mukulin si mati anak itu gitu aja."

Mati anak, jika kalian ingat film jailangkung ada bayi jin yang dilahirkan dinamakan matianak terkadang julukan itu juga berlaku untuk Vano bagi anak-anak SMA Cendana.

"Firasat gue bakal ada perang lagi deh, setelah sekian lama," ucap Aksa terlihat serius.

"Ngasal banget lo! Jangan kesampaian deh," ucap Raka mendelik ngeri, seakan kejadian tahun lalu begitu menyeramkan.

"Kita liat aja, jangan sampai Kaila terlibat," ucap Aiden dingin.

🍡🍡🍡🍡🍡
Mon maap nih lama gak up cerita, sekali up panjang benerr hihihi

Maaf jika banyak typo dan ceritanya makin gak nyambung:(

Dan yang paling penting maaf yaa kalo kalian bosen:(
Semoga kalian nyaman sama author newbie iniii:(

Iloveyouuuu❣️❣️❣️

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang