24. Kerasukan

16.8K 882 10
                                    

Sikapmu buatku bingung. Aku ingin pergi tapi kau seakan menahan ku untuk tetap disini.

🌺🌺🌺

Fely menghela nafas lega, akhirnya ulangan harian matematika sudah selesai, sedangkan mata pelajaran selanjutnya guru yang mengajar tidak dapat hadir karena ada rapat dadakan.

Bagi Kaila sang juara olimpiade matematika tidak terlalu sulit menyelesaikan soal ulangan seperti itu, bahkan soal untuk kelas 11 atau 12 pun bisa ia kerjakan.

"Untung semalem gue tidur di rumah lo jadi bisa belajar soal cucu iblis itu deh," ucap Fely dengan bangga, melihat perjuangannya tak sia-sia.

"Sudah empat hari lo tidur di rumah gue, gak sekalian pindah KK aja gitu?" Sindir Kaila, pasalnya Fely sudah 4 hari berturut —setelah kejadian 'malam minggu'— menginap di rumah Kaila.

Dan sudah 2 hari Kaila tidak melihat Aiden ataupun Raffa di SMA Cendana. Kaila sedikit khawatir tentang 2 cowok itu.

Pertama Aiden, dia cemas sekaligus rindu dengan most wanted 1 ini, setelah mengucapkan 'congrats' doi menghilang. Kaila ingin menanyakan kabar orang ini pada Aksa ataupun Raka tapi Kaila takut Aiden tak akan suka jika Kaila seagresif itu.

Dan yang kedua, Raffa. Entah siapa orang ini, katanya pacarnya Kaila tapi Kaila tidak merasa demikian. Setelah marah-marah saat istirahat karena Kaila tak menunggunya untuk berangkat sekolah bareng, orang ini juga menghilang.

Kaila sedikit khawatir, pasalnya Kaila tau most wanted 1 ini punya segudang rahasia dan juga 'musuh' mungkin? Kaila takut terjadi sesuatu pada orang ini.

"Lo nyindir gue nih? Mau ngusir?" Tanya Fely.

"Gak juga sih, tapi iya," ucap Kaila acuh tak acuh.

"Ya udah deh nanti gue traktir lo makan," bujuk Fely agar ia mendapat perpanjang menginap di rumah Kaila.

"Anak holang kaya kerjaannya traktir orang makan, tapi tidur di rumah orang terus," sindir Kaila lagi.

"Lo tau 'kan keadaan gue gimana?" Ucap Fely dengan senyum getir dan sorot mata sendu.

"Gue salah ngomong ya Fel?" Tanya Kaila yang kini jadi tak enak hati "Sorry," Kaila memegang tangan Fely, menyesali candaannya tadi.

Fely menepis tangan kaila, "santai aja kali."

"Cuci muka gih sekalian disetrika, muka lo kusut banget keliatan ngantuknya," lanjut Fely mengejek wajah kusut Kaila.

"Yeuu gue ngantuk juga karena ngajarin lo semaleman," ucap Kaila sebelum berdiri meninggalkan Fely.

"Giwi ngintik jigi kirini ngijirin li similimin," ejek Fely melihat kepergian Kaila.

*
Kaila berjalan menuju kamar mandi sambil asik memainkan handphone-nya. Tanpa ia sadar, kini ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari arah berlawanan.

Orang tersebut berdiri tepat di hadapan Kaila. Untung Kaila sempat ngerem mendadak saat melihat ada sepasang kaki di hadapannya, kalau tidak Kaila pasti sudah menabraknya. Kaila bosan dengan tragedi tabrakan di sekolah ini.

Kaila mengangkat kepalanya untuk menatap wajah lelaki di hadapannya itu.

"Kak Aiden?" Ucap Kaila antara gugup dan bingung seraya menatap mata elang milik Aiden. Aiden hanya diam menatap dalam mata indah Kaila.

Kaila bingung, saat istirahat tadi ia tidak melihat Aiden sama sekali dan sekarang muncul tiba-tiba di hadapannya.

Sempat terjadi kontak mata beberapa saat, Aiden tersenyum samar—sangat tidak terlihat— mengamati wajah cantik dan polos milik Kaila saat menatapnya. Menggemaskan.

Hingga akhirnya Kaila pun sadar langsung memalingkan wajahnya, mencoba menetralkan rasa gugup dirinya.

"Kak Ai—" belum sempat Kaila menyelesaikan kalimatnya, Aiden sudah hendak meninggalkannya.

Dengan sigap Kaila memegang lengan kanan Aiden menghentikan pergerakan lelaki itu. Sungguh Kaila rindu orang ini!

Aiden —yang kini berdiri disamping kanan Kaila— kembali menatap Kaila, tersenyum penuh arti. Kaila dibuat gugup setengah mati dalam keadaan begini.

Aiden menurunkan tangan Kaila dengan tangan kirinya, menuntut tangan itu ke hadapannya, menggenggam jemari lentik milik Kaila, dan mencium punggung tangan gadis itu.

Kaila hanya bisa mematung, mengamati apa yang akan dilakukan most wanted SMA Cendana satu ini.

Tidak terlalu lama dan juga tidak bisa dibilang sebentar, lama Aiden mencium punggung tangan gadis itu. Setelah Aiden melepas kecupannya, Aiden kembali menatap Kaila dan tersenyum dengan tangan yang masih menggenggam jemari gadis itu.

Kaila dibuat terpaku oleh perlakuan Aiden, rasa kantuknya kini sudah sepenuhnya menghilang berganti rasa gugup.

Ketika Aiden melepaskan genggamannya, senyum diwajahnya pun tidak menghilang.

Aiden meninggalkan Kaila sendirian yang dilanda kebingungan dan gugup karena perlakuannya. Kaila bingung pada perasaannya, haruskah Kaila baper saat ini?

Kaila mengamati punggung tangannya yang tadi sempat di cium aiden, tanpa sadar bibir Kaila melengkung sempurna. Membuat senyuman yang indah.

Kaila urungkan niatnya untuk membasuh wajah, takut tangannya terkena air dan bekas kecupan Aiden ikut luntur karenanya.

*

Aiden berjalan lurus dan tetap tersenyum saat ini. Banyak pasang mata yang kagum melihat senyum indah milik Aiden, terutama kaum hawa. Jarang sekali Aiden menampilkan senyumnya pada orang-orang dan sekarang ia tersenyum sukarela seperti sedang kerasukan.

Gue kerasukan apa sih anjir, batin Aiden dan menggelengkan kepalanya dengan senyum yang masih mereka.

"Entah apa yang merasukimu, hingga kau senyum-senyum sendiri," ucap Raka begitu Aiden sampai di kantin tempat biasa mereka nongkrong saat jam kosong.

Mereka juga bingung kenapa mereka tak dipulangkan saja saat rapat dadakan seperti ini.

"Kemana aja lo baru muncul sekarang?" Ucap Aksa begitu Aiden duduk di hadapannya.

"Keliling dunia," jawab Aiden santai.

"Main monopoli? Gak ngajak! Gak asik!"

"Nemuin Kaila," jawabnya menghentikan tingkah konyol Raka.

"Pantes senyum-senyum nih bang Ai!" Ucap Raka, mencolek dagu Aiden secepat kilat dan mendapat tatapan tajam dari Aiden.

"Ngomong apa aja lo?" Tanya Aksa kembali.

"Gak ngomong apa-apa," jawab Aiden jujur.


🍡🍡🍡🍡🍡
Baper belom nih?

Jangan lupa vote dan komen ❣️

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang