33. Kritis

15.1K 709 17
                                    

Aku dateng nihh
Udah kangen aku kan? Iya lah!

Silahkan membaca dan menikmati.

______________________________

33. Kritis

Aku ingin berada di sampingmu hingga hembusan nafas terakhirmu

🌺🌺🌺

"Dibawa kak Ajil kemana aja lo?" Tanya Fely, melihat Kaila baru saja sampai di kamarnya.

"Rumah sakit," jawab Kaila singkat.

Fely mengerutkan keningnya, "eh siapa yang sakit?"

"Kak Raffa."

"Kak Raffa?" Tanya Fely membeo, "kenapa?"

Kaila menghela nafas malas, "luka tusuk dan sekarang doi koma," jawab Kaila sekenanya saja.

"Koma?!" Tanya Fely histeris tak percaya.

"Udah ah! Mood gue lagi gak bagus buat cerita,"

Fely menghela nafas pelan, "semoga pangeran halu cepet sembuh, kalo doi sakit nanti siapa yang gangguin lo?"

"Lo!" Ketus Kaila.

"Kok gue sih?" Elak Fely tak terima.

"Buktinya sekarang lo gangguin gue!"

*
Sudah seminggu Raffa koma, sudah seminggu juga Aiden tak masuk sekolah dan juga sudah seminggu Kaila tidak bersemangat.

"Muka lo ngapa dah akhir-akhir ini ditekuk mulu?" Celetuk Fely melihat sahabatnya, sampai sekarang tak bersemangat. Kaila hanya mengedikan bahunya acuh.

"Masih mikirin pangeran halu?" Tanya Fely lagi.

Kaila mendengus sebal, "tolong lah Fel, tu orang lagi sakit jangan di ejek mulu," ketus Kaila.

Fely sedikit kaget mendengar jawaban ketus dari Kaila padahal niatnya kan hanya bercanda. "Eh, i-iya maaf."

"Kak Raffa masih koma? Belum sadar lagi?" Tanya Fely yang hanya dibalas anggukan singkat dari Kaila.

Fely menghela nafas pelan, "gue jadi pengin jenguk dia," katanya menatap Kaila "ya gimanapun gue kan masih adek kelas dia."

"Pulang sekolah gue mau ke rumah sakit tempat dia dirawat, udah tiga hari gue gak jenguk dia," Kaila menjeda kalimatnya, "lo mau ikut?"

*
Kini Kaila dan Fely sudah sampai di rumah sakit tempat dimana Raffa di rawat.

Sebenarnya, Kaila tidak menjenguk Raffa selama 3 hari bukan tanpa alasan. 3 hari yang lalu Kaila demam tinggi, untuk sekolah saja Kaila tidak diperbolehkan apalagi keluar rumah untuk hal lain.

Kata Fely Kaila terlalu setres memikirkan Raffa dan perihal lainnya.

Kaila dan Fely berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Kaila sempat heran mengapa banyak sekali orang yang menjenguk Raffa hari ini. Ah, mungkin kebetulan saja, mungkin anak-anak Fire janjian ingin menjenguk Raffa.

Tapi ini aneh! Kenapa semua orang menunduk? Menangis mungkin? Tapi buat apa? Suatu hal yang buruk gak mungkin terjadi pada Raffa 'kan?

Mata Kaila mencoba mencari dimana keberadaan Aiden. Nihil! Aiden tak tau dimana. Mata Kaila menangkap sosok Ajil, keadaannya sama seperti yang lain menunduk dan berkali-kali mengusap wajahnya gusar.

Kaila berjalan mendekati Ajil.

"Kak," Kaila menepuk bahu Ajil. Ajil menatap Kaila yang berdiri dihadapannya.

Spontan Ajil langsung berdiri dan memeluk Kaila, membuat Kaila bingung dan kaget, ada apa sebenarnya. Kaila melirik ke arah Fely, tetapi Fely memalingkan wajahnya.

"Kak," panggil Kaila pelan, perlahan Ajil melepaskan pelukannya.

Ajil menatap Kaila, "maaf, gue refleks," katanya tak enak hati karena lancang memeluk gadis itu.

Kaila menggeleng, mengisyaratkan 'tidak apa-apa'.

"Kak Aiden mana?" Tanya Kaila kembali menatap sekitar.

"Sholat," jawab Ajil sekenanya. Kaila hanya mengangguk lalu kembali memperhatikan sekitarnya.

"Ini kenapa?" Tanya Kaila menunjuk orang-orang disekitarnya, lebih tepatnya orang-orang yang sedang gusar.

Ajil menarik nafas pelan, "Raffa kritis," Ajil menatap Kaila lekat-lekat,  "semalem nafasnya sempet berhenti dan sekarang dia kritis," lanjutnya. Mata Ajil kembali memerah.

Ajil merasa terpukul. Jika kalian menyebut Ajil lemah, silahkan! Ajil tidak peduli. Saat ini yang sedang kritis adalah sahabat yang sudah ia anggap saudaranya sendiri. Orang yang selalu pengertian, perhatian, dan melindunginya.

Ajil tidak pernah merasa sesedih dan sangat terpukul seperti ini. Ditambah lagi raut wajah Kaila yang berubah menjadi cemas, sedih, dan air mata gadis itu siap tumpah.

"Lo mau kemana?" Ucap Ajil seraya menarik pergelangan tangan Kaila.

"Aku mau ke dalam," jawab Kaila lemah, berusaha melepaskan pegangan tangan Ajil.

Ajil makin mengeratkan genggamannya, "dokter lagi berusaha yang terbaik buat Raffa," ucapnya sungguh-sungguh.

"Tapi aku mau nemenin kak Raffa kak!" Kekeuh Kaila, bersikeras ingin menemui Raffa.

Jika kalian bertanya dimana Fely saat ini. Saat ini Fely sedang menyaksikan adegan di depan matanya. Perasaan Fely sekarang bercampur aduk. Dia sedih Raffa koma dan kritis, dia tidak tega melihat Kaila terpukul, tapi ada satu lagi, dia tidak rela Ajil menggenggam tangan Kaila.

"Iya gue tau, tapi nanti. Okay?" Bujuk Ajil masih menggenggam erat tangan Kaila.

Kaila menatap wajah Ajil, "gak kak! Kak Raffa butuh gue! Gue gak mau ini jadi penyesalan seumur hidup gue!" Ucap Kaila tepat di depan wajah Ajil.

Ajil hanya bisa bersabar, menghadapi wanita sedang PMS/Badmood memang butuh kesabaran ekstra. "Kay! Please! Dokter lagi fokus, kalo lo masuk, lo bisa ganggu konsentrasi dokter di dalam," katanya menatap mata Kaila. Kaila hanya diam, tak lagi melawan.

"Lo tunggu disini, ya? Bentar lagi Aiden pasti kesini," ucap Ajil melembutkan suaranya.


🍡🍡🍡🍡🍡

Jadi gimana? Suka ga?
Vote-komen yaww

Mon maap ya jarang update
Tugas kuliah bejibun:" belum lagi kegiatan asrama
Tapi gak boleh ngeluh heheh

Dalam waktu dekat aku bakal update next chapter

Dan jangan lupa baca cerita aku yang satunyaaa~~

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang