23. Perjuangin atau Tinggalin

17.7K 908 31
                                    

kalo sayang ya perjuangin dia tapi kalo sekedar suka atau numpang lewat, tinggalin aja. Nunggu tanpa kepastian itu gak enak.

🌺🌺🌺

Jam istirahat telah tiba, tapi Kaila sungkan untuk ke luar kelas. Malas bertemu Raffa.

"Ngomong apa aja lo sama Aiden selama di koridor?" Tanya Fely pada Kaila.

"Dia masih kakak kelas lo Jaenab jangan manggil nama napa?" Kaila sudah beberapa kali mengingatkan Fely.

"Jadi, lo ngomong apa aja sama kakak Aiden selama di koridor tadi?" Ulang Fely dengan menekankan kata kakak.

"Gak ngomong apa-apa," jawab Kaila, membuat Fely menghela nafas pelan.

"Bohong ah lo! Masa gak mau berbagi cerita sama sahabat sendiri,"

"Ada ya sahabat yang ngejebak sahabatnya sampe sahabatnya pacaran sama kang halu," sindir Kaila.

"Ya ampun sorry Kay, sumpah gue gak tau kalo dampak dari malem mingguan lo sama dia jadi sejauh ini," ucap Fely memelas kembali.

"Ya udahlah, lain kali dipikirin dulu ya sayang," Kaila juga tidak enak melihat Fely terus merasa bersalah.

"By the way, serius nih lo gak mau ke kantin?" Tanya Fely, melihat kelas mulai sepi, hanya ada beberapa orang saja.

"Kaila ke kantin bareng gue, lo duluan," jawab Raffa yang tiba-tiba datang.

Kenapa Fely selalu di usir ya Allah, keluh batin Fely.

"Semua yang ada di kelas ini keluar!" Perintah Raffa yang langsung dituruti oleh anak kelas Kaila. Tidak ada yang mau berurusan sama si biang kerok sekolah ini.

"Kecuali Kaila," sambungnya, melihat Kaila ikut berdiri ingin ke luar kelas.

"Lo juga keluar," ucap Raffa menatap Fely, "gara-gara lo putri cantik gue gak mau berangkat sekolah sama gue," lanjutnya semakin tajam menatap Fely.

Sepertinya mood Raffa benar-benar tak baik hari ini, meskipun biasanya menyeramkan namun masih ada senyum walaupun sedikit. Kali ini benar-benar seram.

"Kok gue lagi yang salah," ucap Fely menunjuk dirinya.

"Buruan!" Bentak Raffa.

"I-Iya! Iya!" Jawab Fely segera meninggalkan Kaila bersama Raffa.

"Kenapa berangkat duluan tadi, huh?" Tanya Raffa seperti mengintrogasi oknum penjual cireng boraks.

"Udah aku bilang, aku ke sekolah bareng Fely," jawab Kaila seadanya, sebenarnya ia juga takut melihat wajah seram Raffa hari ini.

"Ngehindari aku? Mana bisa Kay!" Ucap Raffa tertawa memaksa, menahan emosinya.

"Inget kamu itu pacar Raffa!" Jelasnya.

"Inget juga Kaila gak pernah nerima!" Kaila tersenyum sinis.

"Kay!" Bentak Raffa, mengepalkan tangannya.

"Kenapa? Mau mukul? Kayak yang lo lakuin ke orang-orang?"

Semua orang tau, Raffa si pembuat onar, langganan BK, dan suka main tangan.

"Kamu gak tau apapun tentang aku Kay!" Ucap Raffa penuh penekanan.

"Maka dari itu gue gak pantes jadi pacar lo."

"Kamu seriusan nolak aku? Jawaban kamu seolah-olah ngerendahin aku, gak ngehargain perasaan aku," Kaila hanya diam, dia juga tak enak hati pada Raffa tapi Raffa juga tidak pernah menanyakan dulu pendapat Kaila. "Sampai kapanpun gue gak bakal ngelepas lo."

"Gue bukan barang yang bisa lo klaim semau lo, Raffa," ucap Kaila dengan suara bergetar, Kaila ingin menangis saja saat ini, Kaila sudah muak.

"Jangan pernah deket-deket sama cowok lain, termasuk Aiden," perintah Raffa yang selalu saja memaksa. Kaila tidak menjawab hanya tersenyum getir.

"Sorry aku maksa," ucap Raffa melembutkan suaranya. "Tapi harus dan kamu juga harus membiasakan diri," lanjutnya.

"Sekarang kita ke kantin," ajak Raffa.

"Gak laper!" jawab Kaila pelan.

"Kay jangan buat aku emosi lagi."

*
"Mau makan apa?" Tanya Raffa saat sudah duduk di kursi kantin.

"Aku bilang, aku gak laper," jawab Kaila memelas. Nafsu makannya sudah hilang karena si pangeran halu ini.

"Dan kamu kira aku percaya?"

"Ya udah terserah dah!" Pasrah Kaila.

*

"Gimana perasaannya mas bro, gebetan ditikung oleh rival," tanya Aksa pada Aiden yang kini tengah memperhatikan Kaila dan Raffa.

"Padahal gue pernah bilang, petrus jangan sampe ketikung orang lain," ucap Raka. "Tapi yang gue liat nih keknya Kay terpaksa," lanjutnya, mencoba mengamati gerak-gerik Kaila.

"Terpaksa gimana? Gak nolak tuh waktu di klaim kayak barang," jawab Aiden meremehkan.

"Lo juga gak nolong Kay tuh waktu Kay di klaim klaim kayak barang," ejek Aksa menirukan gaya bicara Aiden.

"Lo tau dong pastinya, Kay cuma suka sama lo," ucap Raka yang disetujui Aksa.

"Saran gue nih ya, yang gak pernah bucin karena gak ada yang dibucinin," Aksa dan Aiden menatap Raka, menunggu apa yang akan cowok edan itu ucapkan.

"Yakinin hati lo, beneran sayang gak sama Kaila, kalo lo sayang, lo perjuangin dia. Kalo lo sekedar suka atau numpang lewat, tinggalin dia. Dia nunggu lo, peka dikit anjir. Nunggu itu gak enak!" Lanjut Raka, entah mengapa sedikit tersulut emosi di akhir kalimatnya.

"Sejak kapan lo baperan?" Tanya Aksa terkekeh dan mendapat balasan lemparan kulit kuaci dari Raka.

🍡🍡🍡🍡🍡
Sejauh ini apa nih tanggepan kalian tentang cerita ini? Seru / ngebosenin / gak jelas?

Jangan lupa vote dan komen❣️

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang