28. Kepikiran Terus!

14.1K 711 16
                                    

Wajah Vano sudah pucat pasi, "sumpah Will gue gak sengaja, gue didorong!" Jawab Vano jujur.

"Lo kira gue percaya sama setan kayak lo?" Aiden tersenyum iblis, ada kilatan kecewa, amarah, dan sedih di matanya.

"Will semarah apapun gue sama kalian, gak sampe hati gue mau bunuh sahabat sendiri, buat kalian luka pun berasa mau mati!" Ucap Vano penuh sesal.
________________________

28. Kepikiran Terus!

Masalah gak bakal selesai kalo lo selalu mendewakan ego dan gengsi, bukannya pergi malah ngajak temen tuh masalah.

🌺🌺🌺

"Sahabat kata lo?!" Aiden tersenyum mengejek, "mana ada sahabat yang ngeliat sahabatnya terbunuh oleh suatu komplotan dan setelah itu dia tergabung di komplotan laknat itu!" Sindir Aiden. Vano hanya menelan salivanya gusar.

"Udah Will! Gimana pun lo sama dia pernah jadi sahabat, lo bunuh dia berarti lo kehilangan satu lagi orang terdekat lo di masa lalu!" Ucap Ajil menenangkan Aiden.

"Kalo sampe lo terbukti sengaja coba ngebunuh Raffa, lo bakal mati di tangan gue sendiri!" Ancam Aiden kembali menyimpan katana-nya.

"Terserah lo mau bunuh gue dengan cara apapun, kalo gue terbukti coba ngebunuh Raffa dan terlibat dalam pembunuhan Deon," ucap Vano penuh keyakinan.

"Cepet bawa Raffa ke rumah sakit!" Perintah Aiden, melihat Raffa yang masih meringis kesakitan dan hampir hilang kesadaran.

"Ajil bawa motor gue, gue ikut pake mobil," Aiden melempar kunci motornya pada Ajil. Ajil mengangguk tegas.

Fire meninggalkan markas Devil's Brother yang sudah kacau-balau termasuk.

"ARGGHH!!!"

Teriak Vano menumpahkan kekesalannya.

*
Kini Aiden dan beberapa anggota Fire berada di dalam mobil Bagas, menuju rumah sakit terdekat.

"Raffa, tahan Raff! Bentar lagi sampai," kalimat itu terus diucapkan Aiden selama di perjalanan.

Sikap bodo amat dan tatapan kebenciannya pada Raffa selama ini hanya topeng, sesungguhnya dia masih sangat peduli pada Raffa.

Raffa hanya meringis menahan sakit, "gu-e u-dah ng-gak ku-at la-gi," ucap Raffa tertatih seraya menahan perih luka tusuknya dan akhirnya Raffa kehilangan kesadarannya.

"Bagas, lebih cepet gas!" Ucap Aiden, mengusap wajahnya gusar.


*
Setelah Fely mengajari Kaila tentang materi kimia mereka untuk esok hari, kini Fely tengah sibuk membaca cerita wattpad favoritnya sambil rebahan, berbeda dengan Kaila yang terlihat gelisah.

Bukankah setiap orang punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing?

Seperti Kaila yang pandai di bidang akademik terutama matematika tapi sangat kurang di kimia dan fisika dan untuk materi olahraga Kaila 0 besar, bahkan kayang pun dia tidak bisa.

Sedangkan Fely, sahabatnya. Fely sangat mahir di mata pelajaran kimia ya walaupun tidak sampai mengikuti olimpiade namun Kaila akui kehebatan sahabatnya di mata pelajaran tersebut, apalagi seni tari / dance patut diacungi jempol. Ya namanya pencinta oppa oppa Korea, begitulah pikir Kaila.

"Ngapain dah lo?" Tanya Fely yang mulai risih melihat Kaila tak bisa diam.

Spontan Kaila menatap Fely di sampingnya, "Fel, kenapa ya perasaan gue gak enak gini?"

"Banyak buat dosa kali lo," ucap Fely kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Gue serius fel," ucap Kaila frustasi.

"Orang yang banyak buat dosa 'kan hidupnya selalu gak tenang," jawab Fely seenaknya tanpa melirik Kaila.

Kaila hanya mendengus sebal, mengadu pada Fely tak memberikan dampak positif pikirnya.

"Istighfar aja," ucap Fely meletakkan handphone-nya di kasur.

"Astaghfirullahaladzim!" lanjut Fely mengelus dadanya sendiri, mempraktekkan pada Kaila.

"Astaghfirullahaladzim!" Kaila mengikuti perintah Fely dan mempraktekkannya berulang kali.

Sedangkan Fely mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Kaila, "nih minum."

Kaila meminum air putih tersebut beberapa tegukan.

"Fel, kok gue tiba-tiba kepikiran pangeran halu ya?" Lanjut Kaila setelah itu.

"Kangen kali?" jawab Fely kembali mengambil handphone-nya dan melanjutkan membaca cerita wattpad favoritnya dengan cover Manurious yang diyakini sebentar lagi menuju ending, semoga happy ending!. Itulah harapan Fely tapi kembali lagi ya terserah author-nya.

"Gue mau nanya kabar kak Raffa," Kaila mengambil handphone-nya tak lama kemudia meletakkannya kembali, "tapi gengsi ah!"

"Gengsi, lo gedein!" Ketus Fely tanpa menatap Kaila.

"Masalah gak bakal selesai kalo lo selalu mendewakan ego dan gengsi, bukannya pergi malah ngajak temen tuh masalah," lanjut Fely yang secara langsung menasihati Kaila.

Kaila setuju dengan kata-kata Fely tapi dia juga bingung harus apa. Kaila mendengus pelan.

"Kak Aiden sama kak Raffa kok bisa kompak gitu ya gak ada kabarnya?" Ucap Kaila antara bertanya pada Fely atau dirinya sendiri.

"Daripada lo pusing mikirin pangeran halu sama kak Aiden mending besok temuin temen-temennya," usul Fely menatap sahabatnya itu sekilas.

"Ide bagus! Besok wajib kudu harus nanya ke kak Aksa sama kak Ajil," ucap Kaila penuh keyakinan

Kaila menghela nafasnya, "bodo amat sama gengsi tinggal bilang ke mereka 'kak nanti diem-diem aja yaa jangan kasih tau doi'," lanjutnya —bermonolog— mempraktekkan bagaimana agar dia tidak ketahuan oleh Raffa dan Aiden bahwa Kaila sangat mengkhawatirkan keduanya.

"Ajak gue!" Pinta Fely cepat, meletakkan handphone-nya dan menatap Kaila.

"Ngapain? 'kan gue bisa sendiri?" Tanya Kaila mengerutkan keningnya bingung.

"Ya-ya nemenin lo lah!" Jawab Fely sedikit gugup.

"Tumbenan."



🍡🍡🍡🍡🍡
Semoga sukaaa❣️❣️❣️

Aku mau update 1 chapter lagi nih. Menurut kalian gimana? Lanjut atau nanti aja. Kalo nanti aja aku gak tau ya kapan heheh

Yang jelas vote dan komen paling utama.

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang