[17] Hijrah

1.3K 59 0
                                    

"Apakah kamu sudah mantap An?" Tanya Fatimah yang heran melihat Sahabatnya Ana. Menginginkan memakai Cadar.

"Inshaallah aku sudah memantapkan hati" Semalaman Ana tidak bisa tertidur. Dia selalu terbayang-bayang ucapan dari Gus Ruwandana. Akhirnya dia melakukan sholat tahajud dan memantapkan diri untuk berhijrah.

Fatimah dengan telaten memakaikan cadar berwarna hitam untuk Ana.
Setelah terpasang dengan sempurna. Fatimah tersenyum bahagia melihat sahabatnya sudah berhijrah menjadi lebih baik.
"Kau terlihat sangat cantik An. Aku iri padamu, padahal kau masih tergolong santriwati baru. Tapi kau sudah memantapkan hati untuk memakai Cadar" Fatimah menitihkan air mata bahagia.

Ana menghapus air mata Fatimah.
"Kalau begitu kau juga harus memantapkan hati juga Fatimah" Mereka akhirnya berpelukan sambil menangis bahagia.

***
Para santriwati bingung melihat salah satu santri yang memakai cadar hitam yang sedang melangkah menuju kediaman Abi Ghazali dan Umi Humairah.

"Dia siapa ya?"

"Apakah dia santriwati baru?"

"Tapi kelihatannya seperti Ana deh"

"Masak iya. Bukannya dia agak nakal ya"

Berbagai macam opini muncul terkait penampilan dari Anastasia sekarang. Ana tak menghiraukan ucapan para santriwati terkait dirinya. Dia terus melanjutkan langkahnya menuju kediaman Umi Humairah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Ana sebelum memasuki kediaman Umi Humairah

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Silahkan masuk" ucap Umi Humairah.

Ana melepaskan alas kakinya sebelum memasuki kediaman Umi Humairah.

"Ada ap- subhanallah" pertanyaan Umi Humairah berubah menjadi kalimat kekaguman takkala melihat Anastasia memakai sebuah cadar.

"Saya kesini ingin mendengar nasehat-nasehat Umi . Bolehkan?"

Umi Humairah tersenyum senang
"Iya. Silahkan nak"

Ana duduk di lantai yang beralaskan karpet biru. Disampingnya terdapat lain pembatas untuk membatasi takutnya ada laki-laki yang berada di kediaman Umi Humairah.

Umi Humairah duduk di salah satu kursi yang berada di tengah-tengah. Sore ini Umi Humairah. seperti biasa memberikan nasehat-nasehat kepada kedua putranya. Namun kali ini dia akan menasehati 3 orang sekaligus, yaitu Gus Hafidz, Gus Ruwandana, dan Anastasia.

"Anak-anakku sekalian. Apakah ada diantara kalian mempunyai masalah? Coba ceritakan. Siapa tau Umi bisa bantu" tanya umi Humairah kepada ketiga orang didepannya.

Gus Hafidz mengangkat tangannya
"Umi. Saya bimbang dengan hati ini. Saya merasa dia adalah jodoh saya. Tetapi Gus Ruwandana membuyarkan semuanya"

Umi mengernyitkan keningnya
"Bagaimana bisa?"

"Bukan begitu Umi. Abang malah jatuh cinta hanya karena fisik. Itu bukan cinta bang. Tapi hawa nafsu ingin memiliki" Ucap Gus Ruwandana bijak.

Mendengarkan perkataan Gus Ruwandana. Hati Ana merasa tertohok. Apakah dia mencintai Gus Ruwandana hanya karena parasnya?.

"Itu benar nak. Kau tidak boleh langsung melamar seseorang jika kau tak mengenal lebih dalam bagaimana sikap dan sifat aslinya" Umi Humairah selalu bisa menjawab setiap keluh kesah putranya.

Ana mengangkat tangannya
"Umi. Jika seseorang berubah lebih karena cinta itu gimana?"

"Maksudnya gimana?" Tanya Umi Humairah masih tak paham dengan pertanyaan Ana.

"Saya tahu umi. Mungkin yang dimaksud ukhti Ana adalah gini. Misalnya saya mencintai seseorang yang memiliki akhlak lebih baik daripada saya. Terus saya ini menginginkan mempunyai jodoh seperti dia. Maka dari saya berubah hijrah menjadi lebih baik lagi. Intinya lewat orang itu saya mendapatkan hidayah" Gus Ruwandana menjelaskan maksud pertanyaan Ana.
Dia seolah tau betul dari pertanyaan Ana.

"Seng penting ateh niat nak. Inshaallah Gusti Allah bakal meridhoi sampeyan" ucap Umi Humairah dengan menggunakan bahasa Madura.

Ana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Saya tidak mengerti umi. Saya tidak tau bahasa Madura"

Gus Hafidz tak sadar terkekeh mendengar penjelasan dari Ana yang tidak mengerti Bahasa Madura.
"Itu artinya. Yang penting hatimu mantap untuk hijrah. Inshaallah Allah bakal meridhoi dirimu"

TBC

Blessings of love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang