[35] Kejutan

1.3K 46 0
                                    

Suara riuh tepuk tangan terdengar saat para pengantin sudah duduk di singgasana masing-masing. Banyak yang tak mengenali mana Gus Hafidz dan Gus Ruwandana. Pasalnya wajah mereka tertutup oleh rangkaian bunga yang terpasang pada sorbannya. Begitu pula dengan Ana dan Ayra, riasan mereka yang sama dan ditambah dengan memakai cadar, itu membuat mereka seperti kembar tapi tak identik.

Ana yang duduk bersama Gus Hafidz merasa risih pasalnya tangannya sejak tadi digenggam terus oleh Gus Hafidz. Merasa tak terbiasa, itulah yang Ana rasakan saat ini.

"Cek cek 1 2 3. Baiklah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh para hadirin yang berbahagia. Pertama-tama kita panjatkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan hidayah serta nikmat yang tiada batas kepada kita semua. Sehingga pada malam hari ini kita semua bisa hadir dalam acara resepsi pernikahan Gus Hafidz dan Gus Ruwandana. Pertama kita akan menyaksikan gema Wahyu ilahi yang akan dibacakan oleh seorang tamu spesial. Hmm siapakah dia?" MC mulai membuka acara malam ini.

Lampu-lampu tiba-tiba mati, menyisakan satu lampu yang menyorot pada seseorang yang sedang duduk bersila lengkap dengan kopiah putih. Dia orang yang akan membacakan gema Wahyu Ilahi.

Seseorang tersebut mulai membaca ayat suci Al-Quran dengan Tartil dan sangat merdu. Wajahnya samar-samar tak tampak. Mungkin sengaja dia menyembunyikan wajahnya. Namun, Ana dapat mengenali dengan jelas suaranya. Tak salah lagi dia adalah salah satu teman waktu SMA-nya.

Setelah selesai membacakan gema Wahyu Ilahi. Pemuda itu tak beranjak dari tempat duduknya.

"Aku adalah senja dihidupmu"

Para tamu yang hadir kebingungan karena kata-kata yang diucapkan oleh pemuda itu.

"Indah. Namun tak bertahan lama. Malam dan senja tak akan pernah bisa bersatu, Itulah kita. Sekarang, disini aku melihatmu bersanding dengan pria lain. Memang benar Scenario Allah tak pernah terduga" setelah mengucapkan kata itu tiba-tiba semua lampu menyala dan semua orang yang berada di acara itu dengan sangat jelas melihat siapa orang yang telah melantunkan gema Wahyu Ilahi sekaligus petikan potongan puisi.

Ana terkejut saat melihat siapa pemuda itu. Ternyata dia adalah______ Adira Kayana Aldari. Tak hanya Ana, Hamzah juga ikut terkejut. Dia tak menyangka pemuda dulu yang pernah berpacaran dengan putrinya sekarang menjadi seorang mualaf dan memiliki suara yang sangat indah saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Aldari turun dari panggung tersebut. Dia melangkah menuju tempat Ana dan Gus Hafidz duduk. Aldari berjabat tangan dengan Gus Hafidz.
"Selamat kak. Gue harap lo bahagiakan Ana selalu ya. Gue titip dia"

Gus Hafidz mengangguk yakin
"Pasti"

Aldari beralih kepada Ana. Dia menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
"Selamat ya Ana. Dan terimakasih telah membuatku sadar akan kesalahanku"

"Bagaimana kau bisa menjadi mualaf ?" Tanya Ana.

"Ceritanya panjang banget kek jalan tol. Ehe"

Hamzah dan Tutik saling pandang. Mereka bahagia akhirnya kisah diantara Ana dan Aldari berakhir Indah.

Gus Ruwandana yang melihat hal itu hanya bisa pasrah tak bisa berbuat apa-apa. Dia ini siapanya Ana sih? Adik iparnya kan? Yaudah jangan berharap lebih.

"Apakah kau mencintainya?" Tanya Ayra pada suaminya.

"Ya"

Deg

Ayra merasakan matanya mulai memanas. Sekuat mungkin dia tidak menjatuhkan air mata di depan umum.

TBC

Blessings of love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang