[8] Permainan Takdir

1K 50 24
                                    

"Lalu? Kenapa kamu bisa hidup kembali? " Tanya Ana penasaran.

Gus Hafidz tersenyum kepada Ana.
"Ini takdir. Pada saat waktunya sudah tepat aku akan menceritakan segalanya padamu. Istriku"

Deretan penjelasan dari Gus Hafidz tak bisa dicerna oleh Ana. Dia masih sangat kebingungan, ya sangat bingung. Apa sebenarnya yang terjadi? Ummi Humairah bukan Ummi Gus Hafidz? Lalu siapa Ummi kandung dari Gus Hafidz?

"Jangan terlalu dipikirkan. Terlalu berat" Ucap Gus Hafidz yang melihat kerutan di kening Ana. Pasti dia berpikir sangat keras.

"Tapi aku masih belum bisa mengerti ini semua?"

Ummi Khadijah menghela nafas. Mungkin hari ini menantunya ini harus mengetahui seluk beluk keluarga dari mertuanya.

"Lebih baik kita bicarakan di ruang tamu saja" Ucap Ummi Khadijah kepada cucu dan menantunya.

Gus Hafidz mengangguk pelan lalu bergegas lebih dulu menuju ruang tamu. Sedangkan Ana masih diam ditempatnya.

"Percayalah, Nak. Yang paling menderita adalah Gus Hafidz" Ucap Ummi Khadijah sebelum ia bergegas menuju ruang tamu.

"Maksudnya? Yang paling menderita?"

Lebih baik Ana langsung bergegas juga menuju ruang tamu. Ia harap hari ini semua teka-teki keluarga ini bisa terungkap.

Di ruang Ana duduk di kursi yang dekat dengan Ummi Khadijah. Ia menolak duduk di samping Gus Hafidz. Dia masih belum bisa menerima kenyataan ini. Maksudnya dia masih butuh lebih banyak bukti lagi.

"Masih belum percaya? Perlu bukti seberapa banyak? "

Hah?

Ana terkejut mendengar perkataan dari Gus Hafidz yang mewakili perasaannya saat ini.

"Bukan seperti itu. Aku hanya perlu bukti yang bisa membuat aku percaya" Ujar Ana seraya menundukkan kepalanya.

"Baiklah. Kau harus mendengarkan penjelasanku dengan seksama. Jangan sampai ada yang terlewat. Jika satu saja terlewat ujung-ujungnya bisa membalikkan fakta" Ucao Gus Hafidz serius.

***

Besok adalah hari akad nikah antara Gus Ruwandana dengan sari. Tampaknya Ummi Humairah sangat senang dengan pernikahan ini.

"Kau sangat bahagia Sari"

"Benar. Sangat sangat bahagia. Aku sangat mencintai Gus Ruwandana lebih dari siapapun" Ungkap sari.

"Lebih dari siapapun?" Tanya Ummi Humairah.

"Iyah Ummi. Rasanya aku sudah sangat tidak sabar memamerkan Gus Ruwandana kepada Ana"

"Kenapa mau dipamerkan?" Tanya Ummi Humairah.

"Ya aku sangat ingin melihat dia sengsara. Aku sangat iri dengannya, bisa-bisanya dia dengan sangat mudah mengatakan ingin menjadi istri dari Gus Ruwandana padahal statusnya masih menjadi istri dari Gus Hafidz"

"Istigfar, Nak. Jangan sampai rasa irimu menghancurkan dirimu sendiri. Untuk sekarang kau sudah selangkah lebih maju daripada dia"

Sari tersenyum sinis
"Ngomong-ngomong Ana kemana Ummi? Aku sudah lama tak kelihatan dirinya. Aku harap dia datang waktu akad nikahku besok"

"Ummi kurang tahu, Nak. Kau tenang saja besok pasti dia akan datang ke acara akad nikah suaminya"

"Aku sangat tidak sabar Ummi. Kenapa malam ini rasanya lama sekali berlalu?"

"Sabar nak. Tinggal beberapa jam lagi"

***

"Apakah benar Gus Ruwandana besok akan melaksanakan akad nikahnya?" Tanya Gus Hafidz.

Blessings of love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang