Rasa #3

1.2K 125 278
                                    


"Mas?" Via sedikit memiringkan kepalanya di hadapan Alvin, bingung melihat pria di itu hanya terdiam menatapinya.

"Ah ... iya."

"Mas, baik-baik aja?"

"Eum ... iya. Jangan panggil Mas, Alvin aja," kata Alvin sedikit gugup.

Via mengangguk, tersenyum kemudian mengeser kursinya dan sesaat sudah duduk satu meja dengan Alvin. Sambil menunggu minuman pesanan mereka datang, obrolan kecil pun dimulai.

"Aku seperti pernah bertemu denganmu sebelumnya," kata Alvin mengingat.

"Masa, sih?"

"Iya, kita pernah satu SMA 'kan?"

Via menautkan alis, mencoba mengingat-ingat.

"SMA Negeri 34, Jakarta Selatan." Alvin mengingatkan.

"Oh, iya aku pernah sekolah di situ. Apa kita satu kelas?"

Alvin mengangguk.

"Oh ... maaf, tapi aku kok nggak ingat, ya."

Alvin tersenyum. "Nggak apa-apa."

"Mungkin, karena aku hanya setahun sekolah di situ lalu pindah, jadi aku lupa."

"Iya, waktu naik kelas dua kamu pindah ke Jogja 'kan?"

"Kamu masih ingat?"

Alvin mengangguk, sambil terus menatapi Via. Via pun demikian, menatap wajah Alvin dengan teliti mencoba mengingat-ingat kembali. Mereka lalu sama-sama tersenyum.

Obrolan mereka berlanjut, Via terus mencoba mengingat sosok Alvin pada masa SMA-nya dulu.

"Kamu yang pulang pergi naik bus, bukan?"

"Iya, pulang pergi ke sekolah naik bus. Karena nggak punya motor."

Via mengangguk. "Ya ...  aku ingat. Alvin yang kalem itu kan," godanya.

Alvin tersenyum tipis. "Nggak kalem juga, ah!"

"Kamu waktu itu kalem banget. Makanya, kita nggak pernah ngobrol 'kan? Jadi aku lupa hehe ...," sahut Via diiringi tawa kecil.

Alvin terus memperhatikan Via. Senyum dan tawa itu masih sama seperti dulu,  memesona!

"Ini, kita bisa kebetulan banget gini, ya?"

"Iya. Seperti reuni yang sudah diatur oleh semesta," kata Alvin dengan tidak mengalihkan tatapannya dari Via.

Via mengulum senyum. "Apa angkatan kita udah pernah mengadakan reuni?"

"Udah, tapi kamu nggak datang."

"Oh, mungkin aku masih di Jogja."

"Aku pernah mencarimu di facebook, tapi nggak ketemu."

"Oh ya? Aku nggak main facebook, lupa password-nya abis itu males sampai sekarang."

"Pantes."

"Kenapa kamu nyariin aku?"

"Hah?"

"Kenapa kamu nyariin aku di facebook?"

"Eum ... iseng aja," jawab Alvin asal.

"Iseng apa iseng?" Via mengoda Alvin yang  berhasil membuat pria bermata sipit itu merasa terciduk.

"Ya udah, aku niat bukan iseng," jujur Alvin yang menghasilkan tawa dari keduanya.

"Kalau aja waktu SMA kamu seperti ini ya, pasti ...."

Rasa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang