Rasa #5

833 90 241
                                    


Hari ini menjadi momen selanjutnya bagi Alvin dan Via, sejak pertemuan tidak terduga itu terjadi. Sebuah momen bagi keduanya untuk bisa saling mengenal lebih dekat. Demi masa SMA-nya yang tidak bisa diulang, Alvin berjanji tidak akan melewatkan kesempatan ini lagi.

Keduanya kini sudah melangkah keluar dari bioskop yang terletak di salah satu lantai pada pusat perbelanjaan. Alvin dan Via baru saja selesai menonton film romance terbaru. Mereka menikmati film itu sampai obrolan setelahnya masih seputar film romance tersebut.

Mereka melangkah santai, menyisir lantai mengkilap sepanjang outlet brand ternama yang berjejer. Canda tawa tak lepas dari keduanya, sampai seseorang dari arah berlawanan membuat Via terkejut.

"Via? Alvin?"

"Hai, Siska! Hai,  Bro, apa kabar?" sapa Alvin ramah kepada kedua mantan kliennya itu.

"Kalian ngapain di sini?"

"Kita ... baru abis meeting tadi. Ya, 'kan, Vin?"

Alvin menoleh tak mengerti. Meeting?

"Ini kita mau pulang."

"Oh ... oke," sahut Siska dengan mimik penuh tanya.

"Oke, sampai ketemu lagi," kata Via buru-buru berlalu dari hadapan Siska dan suaminya.

"Meeting apaan? Mereka kayak lagi kencan," curiga Andre.

"Iya juga, nanti aku tanya Via lebih lanjut."

Alvin sempat bertanya dalam hati, kenapa Via berkata pada Siska kalau mereka habis meeting? Karena nyatanya, mereka baru saja selesai nonton. Namun, Alvin tepis pikiran itu, ia memilih tidak menghiraukannya.

"Vi, mau mampir ke studioku? Deket dari sini."

"Wah, serius? Boleh-boleh." Via antusias.

Sesaat mereka sudah meluncur ke studio Alvin dengan mengendarai mobil masing-masing. Kurang lebih tiga puluh menit mereka sampai.

"Masuk,Vi," kata Alvin mempersilakan.

Via mengedarkan pandangan. "Hari ini nggak ada pemotretan, Vin?"

"Hari ini kosong sampai tiga hari ke depan."

"Owh."

"Mau minum apa?"

"Apa aja."

"Oke, sebentar ya ... duduk, Vi," kata Alvin sambil berjalan ke arah pantri.

Via duduk santai di sofa minimalis yang terletak di sudut ruangan studio, masih dengan pandangan yang mengedar.

Sebuah buku yang tergeletak di atas meja kaca, membuat Via penasaran untuk mengintip apa isinya. Via kemudian fokus membukanya lembar demi lembar. Buku itu berisi hasil jepretan fotografi Alvin.

"Minum, Vi," kata Alvin sambil meletakkan segelas teh manis panas di atas meja.

"Eh, iya. Maaf nih, aku jadi buka-buka ini tanpa seizin kamu, Vin."

"Nggak apa-apa, itu cuma portofolio kok."

"Hasil jepretanmu, Vin? Keren!"

Alvin tersenyum kemudian menyeruput kopi hitamnya. Ponsel Via bergetar menandakan sebuah pesan masuk.

Vi, lo jalan sama, Alvin?

Bunyi pesan dari Siska hanya ditatapnya datar, tak dibalas. Via melirik ke arah Alvin dengan tersenyum kaku. Wanita itu lalu meneguk teh untuk menutupi kegelisahannya.

Rasa (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang