“Sekarang udah sampai pada momen yang kita tunggu-tunggu. Pemilihan King and Queen kampus kita tahun ini. Kalian pasti penasaran, siapa sih mahasiswa terganteng dan tercantik yang beruntung jadi ikon kampus kita.”
Sorak-sorai mulai memenuhi aula. Masing-masing jurusan meneriaki perwakilannya.
OSPEK telah sampai penghujung, mahasiwa baru yang dari lima hari lalu bahkan tak berani bersuara mulai berteriak. Ekspresi galak senior perlahan memudar, bahkan ada yang berganti menjadi senyum genit. Termasuk Alan, presma yang bertugas sebagai MC di penutupan ‘ritual’ OSPEK mahasiswa baru angkatan 2019, kini sedang nyengir lebar di atas panggung.
“Apa keuntungan menjadi king dan queen?” tanya cewek berkerudung sepinggang yang sejak tadi diam. Pasalnya, karena ia baru masuk kampus hari ini, yang artinya tidak ikut penyambutan maba maupun OSPEK yang super-duper menyiksa, semua yang terjadi dari tadi pagi hingga sekarang terasa sangat membingungkan. Pemilihan King and Queen? Mahasiswa terganteng dan tercantik? Masih zaman begituan?
“Ya amsyong, Terra honey bunny sweety, popularitas lah. Sapose sih yang nggak mau? Udah gitu, bakalan jadi ikon kampus, Cyin,” jawab cowok berpenampilan ‘girly’ di samping Terra. “Foto yey bakal nongol di website kampus. Trus foto yey bakal dijadiin sampul buku pedoman kampus. Keren nggak seh? Kali aja ada yang nawarin jadi model, booooook.”
Terra memutar bola matanya. Dunia oh dunia.
“Kira-kira siapa ya, yang bakal kepilih jadi mahasiswa terganteng di angkatan kita?” Maba berambut cokelat lurus yang duduk di kursi kedua dari kursi Terra nyeletuk.
“Kayaknya mahasiswa terganteng tahun ini milik FKIP deh, Bi” sahut cewek berambut sebahu di sampingnya.
“Oh, yang dari PLB itu, ya? Emang dia yang paling cakep sih. Siapa tuh namanya?”
“Gue lupa. Denger-denger sih, putra bungsu salah seorang konglomerat di Indo.”
“Dunia nggak adil banget deh, serius. Kok ada sih manusia se-perfect itu?”
“Kalian nggak liat dia pakai tongkat?” celetuk cowok berambut cepak yang duduk di depan mereka.
“Ih, Reno! Lo sirik ya?!”
“Lo ngerti just information nggak sih, Bianca sayang? Kali aja lo fokus ke mukanya hingga-hingga nggak nyadar kalau dia make tongkat.”
“Idih, dia tuh kaya. Setahun dua tahun ke depan palingan sembuh. Nih ya, kalau sekarang gue bisa dapetin hatinya dia, mungkin gue bakal bisa jadi someone yang spesial. Cowok-cowok ngehargai cewek yang nerima mereka saat mereka terpuruk, you know?”
Cowok yang dipanggil Reno hanya geleng-geleng.
“Sebelum lo berhasil dapetin hatinya, gue bakal tikung duluan,” ucap si cewek berambut sebahu.
“Temen apaan sih lo, Elisa?” Bianca bersungut.
“Nggak ada yang namanya teman dalam persaingan ya, Beb.”
“Oke, kita saingan mulai sekarang, Beb. Siapa pun yang berhasil dapetin hatinya, jangan ada dengki-dengkian, ya. Kita tetep temenan. Deal?”
“Deal.”
“Duh, kalian berdua ngapain ngomongin laki eyke seh?”
“Maksud elu?” tanya Bianca dan Elisa bersamaan.
“Kalian ngomongin laki eyke kan? Prince charming dari jurusan PLB yang naik baca Alquran pas penyambutan maba tingkat fakultas?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Das-Ter✔
Teen FictionMenurut kamu, apa Tuhan dan neraka itu benar-benar ada? ●●● Apa kamu percaya pada eksistensi Tuhan? Kalau Dasa, sih, tidak. Dasa punya pemahaman sendiri tentang Tuhan dan perkara-perkara ghaib yang dipercayai keberadaannya oleh orang-orang. Menurut...