Why?

30.4K 1.5K 114
                                    

Suara dering ponsel membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Tanpa melihat dahulu siapa yang menelpon, pria itu langsung saja mengangkat panggilannya.

"Rey lo ngampus gak hari ini?", Kening Reynand berkerut, lalu ia segera melihat layar ponselnya. Hanya ada nomor tanpa nama.

"Siapa?", Tanya Reynand.

"Ya elu bangsad"

"Lo siapa?", Jelas Reynand.

"Anjir lo gak save nomor gue? Temen macam apa lu tai. Kesel gue. Nih gue kasih ta-"

Tuuttt

Reynand mematikan panggilannya. Pagi-pagi secerah ini ia harus dibangunkan oleh seseorang yang tidak ia kenal.

Suara dering ponsel Reynand kembali bergetar. Nomor itu lagi, tapi Reynand mengabaikannya. Ia segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri. Reynand segera bersiap untuk kuliah. Sekarang, banyak perubahan dari Reynand. Dia selalu berusaha untuk tidak mengulaingi kebodohan-kebodohannya di masalalu. Tapi hanya satu yang sulit untuk dihilangkan dari Reynand. Yaitu, sifat dinginnya. Mari kita garis bawahi agar kalian selalu mengingatnya. Sifat dinginnya!

Reynand menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Ini masih pagi, untuk apa terburu-buru?

Suara dering ponsel terus saja mengganggu pendengaran Reynand. Reynand tau pasti nomor itu lagi yang memanggilnya. Tanpa berfikir panjang Reynand langsung mengangkatnya.

"Siapa lo?", Tanya Reynand to the point.

"Lah diangkat juga akhirnya.Tadi sih lo maen tutup aja, padahal gue mau ngenalin diri gue siapa"

"Terus?", Reynand saat ini sangat malas untuk bertanya siapa dia.

"GUE RAYA BEGO! LO TEGA BANGET YA GAK SAVE NOMOR GUE. KETERLALUAN LO EMANG REYNAND", Reynand menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara Raya sangat menggeleggar, dan berhasil membuat Reynand kesal.

"Mau apa lo bangsat?", Tanya Reynand karena emosi.

"JEMPUT GUE POKONYA! MASIH DIAPARTEMEN YANG DULU"

Tuut

Kali ini Raya yang memutuskan panggilannya. Reynand mendesah kesal. Ia pun meminggirkan dahulu mobilnya dan mengotak atik ponselnya. Tak lama Reynand menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

"Hallo bos. Apa yang bisa Raden bantu?"

"Jemput Raya", ucap Reynand to the point.

"Kenapa jadi ka aing?"

"Gamau?", Tanya Reynand.

"Dimana si Raya kity na?"

"Apartemen"

Tuut

Reynand langsung mematikan panggilannya. Malas sekali jika Reynand harus menjemput Raya, memang dia supirnya?
Lalu ia segera melajukan kembali mobilnya

***

Raya sudah mondar-mandir menunggu Reynand di parkiran apartemennya.

"Anjir lama banget", gerutunya kesal.

Tak lama suara derum motor terdengar. Raya segera memalingkan wajahnya melihat motor yang maju kearahnya.

"Lah kok elu?", Tanya Raya heran karena yang menjemputnya adalah Raden.

"Gue diperintahin sama si Bigbos", jawab Raden.

"Oh yaudin", ucap Raya hendak menaiki moror Raden. Namun ditahan oleh Raden.

Nanad 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang