Ceklek...
Nanad membuka pintu kamar Reynand dengan hati-hati. Ada sedikit keraguan dihatinya untuk mengampiri Reynand. Tapi ini kemauan bunda, Nanad tidak bisa menolaknya.
Terlihat Reynand yang sedang membaringkan tubuhnya di kasur miliknya.
"Kamu kenapa?", Tanya Nanad to the point. Nanad melihat isi kamar Reynand yang tidak berubah. Dari dulu, tetap saja tata letak kamar ini masih sama, tidak ada yang berubah.
"Ngapain kesini?", Tanya Reynand balik.
Deg
"Maksud kamu apa?", Tanya Nanad kembali.
"Coba pikir lagi", jawab Reynand tidak ingin banyak bicara.
"Kamu gak suka aku datang kesini?", Tanya Nanad. Namun Reynand masih memejamkan matanya.
"Kamu marah dari tadi aku diam mulu?", Ucap Nanad kembali.
"Harusnya aku disini yang marah Rey, bukan kamu", ucap Nanad.
"Aku jauh jauh dari New York kesini cuma buat kamu aja Rey", lanjut Nanad. Perlahan buliran bening lolos keluar dari matanya.
"Tapi apa yang aku lihat? Kamu lagi dipeluk sama orang lain. Dan tanpa dosanya, kamu meluk akuu setelah dipeluk orang. Aku yang marah, bukan kamu", jelas Nanad panjang lebar.
Dengan cepat Reynand bangun dari tidurnya dan segera berdiri memeluk Nanad dengan erat.
"Maaf", lirih Reynand
"Maaf", ucapnya lagi.
Reynand terus mengucapkan kata maaf tanpa melepaskan pelukannya. Nanad menangis tesedu sedu. Menangis bahagia karena dia bisa merasakan pelukan hangat Reynand setelah lama ia tak merasakannya.
"Aku jelasin", ucap Reynand mendudukan Nanad di kasur miliknya. Ia mengambil kursi dan duduk menghadap kerarah Nanad, mengelap air mata di pipi Nanad dengan jarinya.
"Dia Niken. Dia ngejar-ngejar aku kayak Sarah dulu. Dan pasti kamu tau kan respon aku gimana? Tetap sama Nad, aku dingin sama orang lain kecuali kamu. Kamu gak percaya? Kamu tanyain ke orang lain. Hatiku, sepenuhnya untukmu Nad", jelas Reynand.
"Dan kejadian tadi, aku gak tau kalo Niken ada dirumah. Aku kira dia kamu, karena kamu tau kan. Wanita yang pernah masuk kesini tuh cuma kamu dan Raya. Aku kaget waktu sadar dia bukan kamu, aku juga gak sadar kalo aku dipeluk. Kamu percaya kan sayang?"lanjut Reynand.
Namun Nanad malah tertawa. Membuat Reynand heran.
"Kamu kenapa?", Tanya Reynand. Nanad mengusap matanya membersihkan air mata yang tersisa di pipinya.
"Kamu lucu tau. Kamu ngomong panjang lebar, aku perhatiin kamu karena aku kangen sama suara kamu. Kamu kalo ditelpon suka cuek, aku kira kamu gak secerewet ini Reynand. Sumpah aku sekarang gabisa marah sama kamu. Aku pending aja dulu ya, Haha", ucap Nanad masih dengan tertawanya.
Raut wajah khawatir Reynand berubah menjadi raut wajah yang kesal.
"Gak lucu", ucap Reynand, lalu ie berdiri dan hendak pergi.
"Mau kemana?", Tanya Nanad menahan pergelangan tangan milik Reynand. Dengan seketika Reynand tersenyum jail.
"Kamar mandi, ikut?", Tawar Reynand dengan wajah jailnya. Nanad segera melepaskan tangan Reynand.
"Apaan sih, jorok banget. Udah sana mandi, aku mau keluar", ucap Nanad buru-buru keluar dari kamar Reynand. Reynand hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Nanad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad 2
Teen FictionEgois dan posesif, hal yang selalu terjadi dalam sebuah hubungan. Apakah keegoisan akan membuat sebuah perjuangan tidak ada artinya? Apakah keposesifan akan menjadikan seseorang menjadi tidak nyaman? Nanad 2 ©2019| Nuriah Afifah