Hampir setiap hari Nanad menjenguk Mika. Dan selalu ditemani oleh Reynand. Nanad melihat wajah Mika berseri jika Nanad dan Reynand datang menjenguknya.
Nanad juga sudah membicarakan penyakit Mika pada Nina. Nina juga ikut terkejut saat mendengarnya, begitu pula Aldi ayahnya Nanad. Sekarang semua tampaknya sedang memberi perhatian pada Mika sepenuhnya.
Sekarang Nanad sedang berada diperjalanan bersama Reynand kekasihnya. Reynand selalu setia mendampingi Nanad kemanapun Nanad pergi.
"Gak bosen tiap hari ke Rumah sakit mulu?", Tanya Reynand yang sedang menyetir mobil.
"Kamu kenapa sih. Kalo kamu keberatan ya kamu gak usah ikut. Mika itu udah aku anggap adik sendiri. Masa aku gak merhatiin dia Rey. Kamu tiap hari nanya gitu. Kamu gak ikhlas nganter aku? Ya udah gak usah aku juga bisa kok pergi sendiri", jawab Nanad. Nanad sedikit tersinggung saat Reynand berbicara seperti itu.
"Orang cuma nanya aja", balas Reynand.
Nanad dan Reynand pun sampai di Rumah Sakit. Nanad salut melihat Raihan yang selalu setia nungguin Mika. Orang tua Mika sering jenguk Mika. Tapi mereka tetap bekerja untuk membayar pengobatan Mika. Mika harus dirawat di rumah sakit. Karena penyakitnya cukup parah.
"Aku kedalam ya. Kamu ikut gak?", Tanya Nanad pada Reynand. Reynand hanya menggeleng dan duduk di dekat Raihan.
"Tumben", ucap Nanad.
"Aku nunggu disini sama dia", jawab Reynand. Nanad pun mengangguk dan masuk.
"Dia tuh sapee? Gua? Gua punya nama bro. Lo amnesia sampe lupa nama gue?", Cerocos Raihan karena kesal dengan ucapan Reynand.
"Bacot", jawab Reynand.
Sedangkan Nanad masuk kedalam ruangan Mika. Mika dengan antusias langsung melihat kearah pintu.
"Hai Mik", sapa Nanad.
"Hehe, Hai Kak", jawab Mika.
Tidak seperti biasanya. Mika tidak seceria sebelumnya. Nanad melihat dengan jelas perubahan Mika. Ada apa sebenarnya? Biasanya juga dia selalu senang jika Nanad datang.
"Kamu kenapa?", Tanya Nanad. Mika hanya menggeleng dan sedikit tersenyum. Mata Mika lurus kearah pintu. Nanad melihat pintu sekilas dan kembali melihat Mika.
"Nyari siapa?", Tanya Nanad.
"Biasanya Kakak bareng kak Reynand, sekarang kok engga", ucap Mika. Nanad pun tersenyum dan mengelus rambut Mika.
"Kak Reynand nunggu diluar", jawab Nanad. Nanad melihat raut wajah mika seperti orang yang bingung. Seperti ingin menyampaikan sesuatu.
"Ada yang mau kamu omongin?", Tanya Nanad. Mika pun menggelengkan kepalanya. Nanad pun menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Mika. Nanad tersenyum pada Mika. Ia tahu Mika sedang menyembunyikan sesuatu.
"Cerita aja sama Kakak. Kakak tau kok kamu pengen ngomong sesuatu sama Kakak", ucap Nanad. Nanad sangat sayang pada Mika. Ia rela memberikan apapun pada Mika.
"Em..", Mika seperti sungkan untuk mengatakan sesuatu.
"Ayo Mik, bilang aja", ucap Nanad.
"Sebenarnya.. Se-sebenarnya Mi-ka cinta sama Kak Rey-nand", ucap Mika terbata-bata. Entah apa yang harus Nanad rasakan saat ini. Apakah ia harus senang karena Mika sudah mengatakan isi hatinya padanya. Apa dia harus sedih karena Mika mencintai lelaki yang dicintai oleh Nanad. Namun Nanad tetap tersenyum.
"Oh ya?", Jawab Nanad.
"Kak Nanad marah kan sama Mika", ucap Mika.
"Engga. Kakak gak marah. Kamu berhak mencintai siapapun. Tidak ada yang melarangmu", jawab Nanad. Mika pun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad 2
Novela JuvenilEgois dan posesif, hal yang selalu terjadi dalam sebuah hubungan. Apakah keegoisan akan membuat sebuah perjuangan tidak ada artinya? Apakah keposesifan akan menjadikan seseorang menjadi tidak nyaman? Nanad 2 ©2019| Nuriah Afifah