"Nad, muka lo kok pucet?", Tanya Raya saat melihat Nanad berjalan sendiri.
"Lah, pacar lo mana?", Tanya Raya lagi.
"Nanad duluan ya, takutnya terlambat", balas Nanad. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Raya.
"Ada yang gak beres nih", gumam Raya.
Raya pun berjalan menuju kantin, ia melihat Reynand dan Raden. Lalu Raya menghampirinya.
"Sekarang gini yaa gak ngajak-ngajak kalo ngumpul", sindir Raya. Ia pun duduk di kursi yang kosong.
"Siapa lo?", Tanya Raden.
"Pengen gue tampol ya lo", kesal Raya. Raya memperhatikan Reynand yang tidak mengeluarkan suara, ia merasa Reynand berubah.
"Rey, lo masih marah sama gue?", Tanya Raya. Reynand pun melirik kearah Raya dan menggelengkan kepalanya.
"Iye gue salah, gue minta maaf. Lo sih gak kasih penjelasan ke gue, jadinya kan salah paham", ucap Raya.
"Se care itu lo sama gue?", Tanya Reynand.
"Males gue ngomong sama lo", kesal Raya.
"Banyak bacot lo Raya", ucap Raden.
"Lah gak nyadar lo?", Balas Raya.
"Gue dari tadi diem-diem bae", ucap Raden.
"Siapa yang nyuruh lo diem?", Tanya Raya. Raden hanya bisa menatap Raya sinis.
"Eh Rey", panggil Raya. Reynand yang sedang bermain game di ponselnya pun melirik kearah Raya.
"Pacar lo kenapa?", Tanya Raya.
"Siapa?", Tanya balik Reynand yang masih asik memainkan game nya. Raya dan Raden heran kenapa Reynand malah berbicara seperti itu.
"Gak asik lo sekarang main game mulu, matiin dulu. Kita kan lagi ngumpul nih, gak ngehargain banget", ucap Raya. Reynand pun menatap sinis Raya lalu mematikan ponselnya.
"Gue tanya sekali lagi, pacar lo kenapa? Lo berdua berantem atau dia lagi sakit?", Tanya Raya.
"Siapa?", Tanya Reynand lagi.
"Aneh gue sama lo, maksud lo ngomong gitu apa?", Tanya Raya.
"Ya Nanad lah bego, lo amensia? Kejedot apa lo? Atau lo udah pikun? Ngakak nanti lo trending kalo lo pikun", ucap Raden.
"Gue gak punya pacar", jawab Reynand santai. Sejenak Raden dan Raya heran apa yang dikatakan oleh Reynand.
"HAHAHA, ANJIR BENERAN AMNESIA", sedetik kemudian Raden berteriak dan tertawa.
"Anjir malu gue temenan sama lo", ucap Raya. Namun sedetik kemudian Raya tiba-tiba melotot.
"Jangan bilang kalo lo putus sama Nanad", ucap Raya. Membuat Raden berhenti tertawa dan langsung menatap serius kearah Reynand.
"Iya", jawab Reynand.
"Serius lo? Ngapain anjing, lo mau nyesel lagi?", Kesal Raden.
"Siapa yang mutusin?", Tanya Raya.
"Gue", jawab Reynand.
"Fiks lo sebentar lagi nyesel! Lo sekarang selingkuh sama siapa lagi bego? Lo mendustakan kenikamatan yang hakiki. Harusnya lo bersyukur bisa pacaran sama si Nanad", ucap Raden panjang lebar.
"Lo bego atau apa?", Tanya Raya ikut emosi.
"Dia yang nyari-nyari masalah sama gue", jawab Reynand.
"Pasti lo salah paham deh Rey", ucap Raya.
"Masalah kecil jangan di besar-besarin lah Rey, nanti lo sendiri yang nyesel kan", ucap Raden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad 2
Ficção AdolescenteEgois dan posesif, hal yang selalu terjadi dalam sebuah hubungan. Apakah keegoisan akan membuat sebuah perjuangan tidak ada artinya? Apakah keposesifan akan menjadikan seseorang menjadi tidak nyaman? Nanad 2 ©2019| Nuriah Afifah