Reynand membuka ponselnya, puluhan panggilan tak terjawab dari Nanad. Ya, Reynand mengabaikan panggilan dari Nanad.
"Rey", panggil seseorang. Reynand melihat kearah sumber suara itu. Ternyata Raden. Namun Reynand mengabaikan Raden dan melanjutkan perjalanannya.
"Lo kenapa?", Tanya Raden.
"Aing tau kok lo pastinya punya problem sama si Raihan. Gue gak mihak siape-siape, tapi lo juga gak usah jauhin gue. Lo tau kan gak ada yang mau nerima gue kecuali lo", ucap Raden. Namun Reynand seperti menulikan pendengarannya. Ia tidak merespon sama sekali.
"Susah euy geus gini mah", ucap Raden memberhentikan langkahnya. Ia melihat Reynand yang terus fokus berjalan.
Reynand tadi sempat bertemu dengan Raya, namun mereka tidak saling menyapa satu sama lain. Membuat mahasiswa lainnya heran. Tidak biasanya mereka berpisah seperti itu. Bahkan di kelas pun Reynand duduk di kursi yang paling depan, biasanya ia duduk di belakang bersama teman-temannya.
Orang-orang dibuat heran juga saat jam istirahat Reynand tidak ikut gabung makan di kantin bersama Raya, Raden dan Dirga. Reynand seperti sedang mengasingkan diri, dan teman-temannya pun seperti tidak peduli.
"Eh raya kiti. Mending lo baikkan aja sama si Rey. Karunya aing liat dia luntang-lantung sendirian", ucap Raden.
"Emang gue sama Reynand lagi gak baik apa?", Tanya Raya. Raden tau cewek memang tidak mau kalah.
"Mending lo minta maaf aja deh", ucap Raden.
"Emang salah gue apa? Di yang salah, maen pukul ke temen sendiri, emang udah gila tuh anak", kesal Raya.
"Kita kan gak tau permasalahannya", ucap Raden.
"Kalo ada masalah dia harusnya cerita ke kita. Kalo dia gak cerita gini kesannya kita tuh gak di anggap teman dia. Lagian masalah apaan sih sampe dia mukul si Raihan sampe bonyok", ucap Raya.
Raden hanya membuang nafasnya. Memang susah bicara pada Raya ataupun Reynand.
"Yang nelpon lo kemarin siapa?", Tanya Dirga.
"Kapan?", Tanya Raya.
"Yang ngasih tau si Rey sama Raihan berantem", ucap Dirga.
"Oh, itu si Andi, temen kita", jawab Raya. Dirga pun mengangguk mengerti.
"Aing ke kelas ah", ucap Raden pergi dari hadapan Raya dan Dirga.
Raden akan mencari Andi dan menanyakan kenapa Reynand bisa berantem sama Raihan. Kali aja Andi tau. Mungkin dunia sedang berpihak padanya, tak lama Raden menemukan Andi.
"Andi", teriak Raden. Andi yang merasa namanya terpanggil pun memberhentikan langkahnya.
"Apa?", Tanya Andi.
"Gue mau nanya", ucap Raden.
"Soal kemarin?", Tebak Andi. Raden pun mengangguk.
"Gue gak tau, gue gak denger mereka ngomong apa, soalnya gue liat dari jauh. Tapi awalnya mereka ngobrol, tapi yang gue lihat Rey kaya yang nahan emosinya pas cowo itu ngomong ke Rey", ucap Andi.
"Terus yang pertama kali nonjok saha?", Tanya Raden.
"Yang gue liat sih emang Reynand, tapi cowok yang namanya Raihan itu mukul balik si Rey. Ngeri gue liat si Rey ngehajar orang itu habis-habisan", lanjut Andi.
"Lo tau dari mana nama cowok yang berantem sama Reynand itu Raihan?", Tanya Raden.
"Ada cowo di sebelah gue, dia nyebut nama Reynand sama Raihan. Terus dia lari buat pisahin mereka, tapi kekuatan si Rey bener-bener gak bisa di tandingin.", Ucap Andi. Raden pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad 2
Teen FictionEgois dan posesif, hal yang selalu terjadi dalam sebuah hubungan. Apakah keegoisan akan membuat sebuah perjuangan tidak ada artinya? Apakah keposesifan akan menjadikan seseorang menjadi tidak nyaman? Nanad 2 ©2019| Nuriah Afifah