Setelah menerima telpon dari seseorang, Raya segera berdiri hendak pergi.
"Cicing hela, kan ini belum di bayar", ucap Raden mencekal tangan Raya. Ia melirik kearah Dirga yang sedang memandangnya.
"Ampun-ampun. Ampun bos", ucap Raden langsung melepaskan tangan Raya.
"Duduk dulu Ray. Lo harus jelasin dulu", ucap Dirga.
"Lo mau si Rey sama Si Raihan kenapa-kenapa?", Tanya Raya.
"Mana sempat, keburu telat", ucap Raden bercanda. Lalu beberapa detik kemudian ia sadar.
"Anjir, si Rey sama si Raihan kenape?", Tanya Raden kaget.
Mika tak kalah kagetnya saat nama Abangnya itu tersebut.
"Abang Mika kenapa Kak?", Tanya Mika khawatir.
"Si Rey sama si Raihan berantem", jawab Raya.
"Maksud lo gelut?", Tanya Raden.
"Oke. Gue sama Raya duluan ke sana keburu Rey sama Raihan kenapa-kenapa. Lo bayar dulu ke kasir, terus nyusul ke sana oke. Nanti gue share loc", ucap Dirga. Tanpa menunggu jawaban dari Raden, Dirga dan Raya pun pergi keluar cafe.
"Kan. Aing dei aing dei. Lo gak tau gue tuh lagi boke. Awas aja kalo gue pinjem duit lo gak minjemin", gerutu Raden.
"Kak ayo cepetan. Nanti bang Raihan sama Kak Rey kenapa-napa", ucap Mika.
"Anjir iya aing poho, bentar ya Dede Mika", ucap Raden segera berlari menuju Kasir.
Langkah Raya dan Dirga terhenti saat terdengar sebuah deringan dari ponsel Raya.
"Siapa?", Tanya Dirga. Raya mengabaikan pertanyaan Dirga dan langsung mengangkat telponnya.
"Hallo. Ada apa lagi?"
"..."
"Hah? Dibawa ke rumah sakit? Beneran lo?"
"..."
"Oke gue otw"
"Kenapa?", Tanya Dirga.
"Si Raihan sama si Reynand dibawa ke rumah sakit", jawab Raya.
"Yaudah kita ke rumah sakit sekarang", ucap Dirga.
"Kalian belum pergi", tanya Raden yang baru sampai ke parkiran.
"Si Rey sama Raihan dibawa ke rumah sakit", ucap Raya.
"Beneran lo? Yaudin ayok meluncurr aja", ucap Raden. Mika yang mendengarnya pun semakin khawatir.
***
Reynand mengelap sisa darah di sudut bibirnya. Ya, ia menghajar Raihan sampai masuk rumah sakit. Semarah apapun ia pada Raihan, Reynand tetap mengantar Raihan ke rumah sakit.
Reynand melihat Raya, Raden, Dirga dan.... Mika. Berlari kearahnya.
"Lo gak papa?", Tanya Raden.
"Raihan mana?", Tanya Raya. Reynand menggerakkan matanya menuju suatu ruangan, menandakan bahwa Raihan ada di sana. Mika yang mengerti pun segera berlari menuju ruangan itu.
"Lo ngehajar dia sampe masuk rumah sakit?", Tanya Raya.
"Menurut lo?", Balas Reynand.
"Lo ada masalah apa sama si Raihan?", Tanya Dirga.
"Gila lo nonjokin anak orang sampe bonyok", ucap Raden.
"Dia yang mulai", ucap Reynand
"Gimana keadaan Raihan?", Tanya Raya. Reynand pun mengangkat kedua pundaknya menandakan dia gak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad 2
Fiksi RemajaEgois dan posesif, hal yang selalu terjadi dalam sebuah hubungan. Apakah keegoisan akan membuat sebuah perjuangan tidak ada artinya? Apakah keposesifan akan menjadikan seseorang menjadi tidak nyaman? Nanad 2 ©2019| Nuriah Afifah