Pertengkaran

20.3K 1.5K 256
                                    

"Kak Nanad kok gak jenguk Mika ya hari ini", ucap Mika heran. Raihan pun langsung melirik kearah Mika, dia tersenyum.

"Mungkin Nanad lagi sibuk", jawab Raihan.

"Tapi Mika kan pengen dijenguk tiap hari sama Kak Nanad", ucap Mika cemberut.

"Adiknya Abang kok gitu hm. Nanad kan punya kehidupannya sendiri, lagi pula disini kan ada abang", jawab Raihan. Mika pun terdiam.

Mika sangat bosan berada dirumah sakit. Ia ingin pulang. Kenapa harus Mika yang sakit? Mika pengen hidup kaya orang-orang. Sehat, bisa main kemanapun mereka ingin.

"Mika kapan pulang ya bang?", Tanya Mika..

"Kalo kamu udah mendingan pasti kamu di ijinin pulang. Makannya kamu gak boleh susah kalo disuruh makan sama minum obat", jawab Raihan.

"Kenapa sih bang hidup Mika gak seberuntung Kak Nanad", keluh Mika.

"Kamu ngomong apaan hm? Belum tentu orang yang kamu lihat bahagia dia bahagia. Semua orang bisa menutupi kesedihannya", ucap Raihan.

"Mika pengen sehat bang", ucap Mika. Air mata Mika menetes. Raihan sangat benci melihat adiknya menangis.

"Abang keluar dulu", ucap Raihan hendak pergi. Namun tangannya dicekal oleh Mika. Raihan menoleh pada Mika, Mika yang dilihatnya pun tersenyum.

"Mika gak nangis kok. Mika seneng punya Abang kaya Abang", ucap Mika dengan senyum manisnya.

Terlihat pintu terbuka. Menampilkan sesosok wanita yang Mika bicarakan tadi.

"Kak Nanad", ucap Mika saat melihat Nanad mendekatinya.

"Maaf tadi aku gak sempat kesini", ucap Nanad menyimpan buah di meja.

"Ini udah malem Nad. Lo bisa kesini besok", ucap Raihan melihat Nanad datang. Bukannya tidak boleh, ini sudah jam 10 malam. Tidak baik wanita keluar malam-malam gini.

"Gak papa kok. Aku juga baru pulang dari rumah Reynand", ucap Nanad. Seketika Nanad tersadar, ia salah bicara. Harusnya ia tidak harus bicara seperti itu dihadapan Mika.

"Lah. Terus si Reynand nya mana?", Tanya Raihan.

"Re-reynand tunggu di mobil, dia gak mau diajak kesini", jawab Nanad. Ia menyesal telah berbicara bahwa dia pulang dari rumah Reynand.

"Kenapa gak diajak kesini?", Tanya Mika.

"Maafin Kakak. Reynand beneran gak mau diajak kesini, Kakak udah paksa dia", jawab Nanad. Mika hanya mengangguk.

Drtt.. Drtt...

Raihan mengecek ponselnya. Ia ijin keluar untuk mengangkat telponnya.

"Gimana keadaan kamu?", Tanya Nanad.

"Mika baik-baik aja kok", jawab Mika.

"Kamu marah sama Kakak?", Tanya Nanad. Mika pun tersenyum.

"Kenapa Mika marah sama Kakak?", Tanya Mika balik. Nanad pun tersenyum.

Berbeda dengan Reynand, ia sedang menahan amarahnya. Bagaimana bisa Nanad sempat-sempatnya memikirkan Mika saat sedang dengan Reynand. Apa Reynand sudah di nomor dua kan? Sebenarnya apa yang Nanad pikirkan? Mika hanya adik Raihan, bukan adik Nanad.

Reynand kira Nanad akan lupa pada Mika saat sedang bersama Reynand. Namun ternyata pikiran Reynand salah. Sekarang Nanad lebih mementingkan Mika daripada dirinya.

Tak lama terlihat Nanad berjalan kearah mobilnya. Nanad membuka pintu dan duduk.

"Ayo", ucap Nanad tersenyum pada Reynand. Namun Reynand tidak menanggapinya, dan tetap diam.

Nanad 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang