Mika, Raihan, Raya, Raden, dan Dirga sudah pulang satu jam yang lalu. Sekarang Nanad masih bingung pada Reynand, kenapa dia langsung pulang saat Raya, Raden dan Dirga datang. Nanad sudah mencoba menelpon Reynand, namun tidak di angkat.
"Kenapa sih", tanya Nanad pada dirinya sendiri.
Nanad mencoba menelpon Reynand sekali lagi. Dan akhirnya Reynand mengangkat panggilan nya.
"Hallo Rey"
"Hm?"
"Kamu bangun tidur?"
"Iya"
"Pantesan di telpon gak di angkat. Kamu kenapa sih?"
"Apa?"
"Tadi kok langsung pulang, kamu marah sama aku?"
"Engga"
"Terus?"
"Engga"
"Ngeselin banget sumpah"
"Gue tutup ya"
"Kenapa?"
"Mau mandi, gak mau di tutup telponnya? Atau mau sambil vc?"
"Mesum banget".
Tutt...
Nanad langsung mematikan panggilannya. Kenapa Reynand bisa berbicara sejorok itu? Bergaul dengan siapa dia selama ini?
***
Tak terasa hari ini Nanad bisa masuk kuliah lagi, ia sangat senang bisa kembali lagi ke negara tercintanya.
Nanad menyambut hari ini dengan baik, senyum di bibirnya tidak pudar sejak ia bangun tidur. Nanad mempersiapkan semuanya dengan baik. Semoga ini keputusan yang terbaik.
"Nad ayo sarapan dulu", teriak Nina. Nanad pun tersenyum mendengarnya. Sudah lama ia tidak mendengar teriakkan dari Mamahnya itu.
Nanad pun menuruni tangga satu persatu, entah kenapa rasanya senang sekali bisa kuliah di Indonesia. Setiap hari ia bisa melihat kedua orangtuanya, teman-temannya dan Reynand.
Nanad pun duduk di meja makan dengan wajah yang berseri, Nina tersenyum melihatnya.
"Seneng banget kayaknya", ucap Aldi, papah Nanad.
"Iya dong", jawab Nanad. Ia pun melahap sarapan yang telah di sediakan oleh Nina.
"Kamu berangkat sama siapa?", Tanya Aldi. Nanad hendak menjawab, namun Nina mendahuluinya.
"Ya pasti Reynand dong Pah", ucap Nina tersenyum pada suaminya. Nanad pun tersipu malu.
Nanad mendengar suara notifikasi dari ponselnya, ia pun segera membukanya.
Reynand
Cptan
5 mnt g keluar gw tinggal"Ck, kebiasaan" , gerutu Nanad.
"Kenapa Nad?", Tanya Aldi.
"Hah? Engga kok. Nanad berangkat sekarang ya Mah, Pah. Reynand udah nungguin di depan. Bekelnya Nanad bawa aja, dimakan dijalan", ucap Nanad menghampiri Aldi dan Nina, lalu ia mencium tangan orang tuanya.
"Ya udah hati-hati ya", ucap Nina.
"Semoga betah" ucap Aldi. Nanad pun tersenyum mendengarnya.
Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, Nanad langsung berlari keluar. Ia takut Reynand marah karena menunggu lama. Nanad tersenyum kembali mengingat masa SMA nya, Reynand selalu menunggu di luar, jarang sekali masuk ke rumah dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad 2
JugendliteraturEgois dan posesif, hal yang selalu terjadi dalam sebuah hubungan. Apakah keegoisan akan membuat sebuah perjuangan tidak ada artinya? Apakah keposesifan akan menjadikan seseorang menjadi tidak nyaman? Nanad 2 ©2019| Nuriah Afifah