Surat&Swiss

1.1K 63 4
                                    

Pagi ini ran bangun lebih awal.Meraih ponselnya di atas nakas rumah sakit,membuka pesan dan nihil tidak ada notifikasi dari seseorang yang ia tunggu sejak kemarin.Ran menunggu rea yang berjanji akan datang kemarin sore tapi tidak kunjung datang sampai saat ini.

Pintu kamar rumah sakit terbuka dan datanglah novita dengan mamahnya sendiri.Mereka berjalab mendekati ran yang tengah terbaring.

"Morning sayang"ucap clara sang mamah lanjutnya dengan mencium kening sang putra.

"Gimana keadaan lo ran?"tanya novita

"Merindukan seseorang"ucap ran dengan tatapan kosong.

Clara dan novita diam,tidak bergeming sama sekali.Apa yang harus mereka jawab saat ini?

"Dari kemarin sore gue tungguin rea yang katanya mau jenguk gue tapi ga datang-datang.Bahkan untuk mengabari gue rasanya mustahil bagi rea,kemana dia?kalian tau?"nada suara ran yang kini mulai menurun membuat clara mengelus lengan ran dengan halus.

Mungkin ini saatnya batin novita

"Ran.."panggil novita.

Ran menoleh dan novita segera menyodorkan sepucuk surat berwarna biru.Ran menatap novita sesaat sampai hingga akhirnya ran meraih surat itu.

Ran menatap surat itu kemudian menatap clara dan novita secara bergantian.perlahan jari-jari ran mulai membuka surat itu.

Aku masih ingat hari pertama kita bertemu, waktu itu kamu dan aku masih begitu kecil.Tapi aku langsung tahu, bahwa kamu akan menjadi orang yang memberi dampak dalam hidupku.

Aku masih ingat ketika kita sering berebut mainan,lalu kamu mendorongku hingga lututku terluka,tapi kamu menenangkanku sampai aku benar-benar berhenti menangis.

Saat kita sudah dewasa,aku menemukan lebih banyak hal lagi yang menarik diriku untuk jatuh lebih dalam lagi dalam dirimu.
Misalnya karena selera humormu, atau selera musikmu yang sama seperti aku, atau bagaimana kamu suka makan es krim bersamaku di caffe.

Dan bagaimana kamu dan aku bernyanyi di caffe,sepertinya musik memang sudah menjadi bagian dalam kisah kita bukan?Ingat tidak ketika aku menangis di atas panggung?yahh betul,ketika kamu lebih memilih dia dibandingkan aku,tapi dengan mudahnya kamu menjelaskannya dan memberikanku kepercayaan lagi.

Dan saat kita berbicara tentang mimpi kita, tentang semua tempat yang kita ingin kunjungi, dan semua hal yang ingin kita lakukan nanti.

Dan saat aku sedang duduk disana, di sampingmu, dengan hati berdebar-debar, aku sudah tahu, bahwa aku ingin sekali kau menginginkanku, seperti aku menginginkanmu.

"Kalau aku adalah lautan, aku harap kau tenggelam di dalamnya."

Tapi sayangnya kamu tenggelam terlalu dalam,Hingga akhirnya kamu tersesat dalam palung paling gelap.Aku tidak bisa lagi menemukanmu,aku mencarimu tapi tidak ada.

Aku takut sekali dengan perubahan hidupku saat ini apalagi tidak ada kamu. Teror yang sewaktu-waktu menghantui selalu membuat aku paranoid. Aku telah membuat kesalahan dalam hidup dengan mengenal orang itu yang selalu memburuku tiap waktu.

Sejuta maaf mungkin tidak bisa mengobati rasa sakit hatimu.Aku benar-benar minta maaf,aku pergi membelah negara,menepati janji bodoh yang tak masuk akal.Tapi yah..mungkin ini takdir,Takdir kita yang tidak bisa bersama.

Jangan berharap lagi melihat senyumku yang katamu sangat manis melebihi senyum lainnya, karena aku tak punya waktu lagi. Waktuku habis hanya untuk merenungkan nasib ini di Negara orang.kamu akan tetap bahagia meski tidak bersamaku.

R² [COMPLETED'REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang