kepergian

1.1K 70 6
                                    

Rea melihat pantulan dirinya lengkap dengan gaun berwarna pink pucat,rambut yang digerai.Cantik,kata itu yang terus saja terlontar dihati rea,namun ia tidak rela,sangat tidak rela.Hembusan nafas gusar terus saja lolos dari kedua lubang hidung,rea mulai mengambil koper yang ia letakan diatas kasurnya,menurunkannya secara perlahan dan mulai menyeretnya.

Ceklek

Rea membuka knop pintunya,mendoronya untuk membuka pintunya.Rea melangkahkan kakinya menuju lantai bawah.Melewati satu persatu anak tangga dengan langkah yang lambat.Rea dapat melihat dengan jelas di penghujung tangga ada dua orang penjaga dengan jas dan kacamat hitam tengah berdiri tegak.

"Biar kami yang bawa nona,"ucap salah seorang penjaga itu.

Rea hanya mengangguk dan menyerahkan kopernya pada dua orang itu.

Rea turuh dan menghampiri ana dan rio,tatapannya sulit diartikan sekali saat ini.Antara rela dan tak rela.Tapi bagaimanapun rea sudah memilih clue kedua yaitu ikut ke Pranciss dengan frendic.

Ana memegangi kedua pundak putrinya,menatap dengan tatapan yang sendu"Semua akan baik baik saja sayang"ucap ana seraya menyeka air mata yang akan lolos dari pelupuk matanya.Ana menarik tubuh rea kedalam dekapan hangat,mengusap perlahan kepala sang putri tunggalnya.Ana melepaskan pelukannya dan membiarkan putri tunggalnya pergi.

"rea pamit,mah-pah,"rea mulai melangkahkan kakinya menuju pintu utama.Menyusuri halaman rumahnya dan sampailah didepan gerbang.Rea menghirup udara sejenak guna mencari ketenangan.

tin

tin

sebuah mobil hitam berhenti dihadapan rea saat ini.Kacanya terbuka menampilkan wajah tampan namun kejam,Frendic menjemput rea untuk pergi kebandara.Seperti kesepakatan,rea lebih memilih untuk ikut dengan frendic ke Swiss karena frendic berjanji bahkan jika rea ikut dengannya maka ran akan dibebaskan,dibebaskan dalam artian tidak akan diganggu lagi.Maka sebab itulah rea menyetujuinya.

"sudah siap sayang,"ucap Frendic seraya tersenyum miring.

Rea langsung menghapus segala lamunannya dan memaksakan senyumannya untuk tercetak"iya"ucap rea.

Frendic menuyuruh anak buahnya untuk mebukakan pintu untuk rea.Dalam batin rea terus saja mengutuk dirinya sendiri,bertanya-tanya disana apakah gue akan diperlakukan baik?apakah frendic ngga akan bunuh gue?.pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar didalam benar rea,mengusai pikirannya,mengendalikan emosinya,bahkan menambah rasa takutnya.

"silahkan nona"rea terpelonjak kaget setelah mendapat teguran dari seorang laki-laki berjas dan berkacamata hitam yang tak lain adalah anak buah frendic.Rea segera mengatur rasa kagetnya,mengatur detak jantungnya,dan mengatur nafasnya.

"HEI! YOU SURPRISED MY FUTURE WIFE!"bentak Frendic pada anak buahnya

"i'm sorry,young master"ucap laki-laki berjas hitam itu.

Frendic turun dari dalam mobilnya dan berjalan mendekat kearah rea,merangkul rea dan mengusap pundak rea,sementara matanya menatap tajam pada anak buahnya itu.Dalam hati rea terus saja berdoa pada yang maha kuasa agar orang seperti frendic dapat musnah.

"tenang sayang,aku tidak akan melukaimu"suara yang begitu dekat dengan telinga rea,yah frendic sialan itu bicara tepat didekat telinga rea.

"apaan si lo!"rea sudah tidak tahan ingin berkata kasar namun tadi masih ia tahan,tapi kali ini rea benar-benar tidak tahan lagi.Rea segera masuk kedalam kursi penumpang disusul oleh frendik yang ada disampingnya.

🌻

ceklek

pintu kamar rumah sakit milik ran terbuka menampilkan seorang gadis dengan rok selutut dan kaos berwarna putih yang terbalut jaket jeans,tangannya menjinjing sebuah kresek putih.kakinya ia langkahkan masuk kedalam bilik ran.

"ran,gimana keadaan lo?"tanya novita

"udah lumayan membaik vit,eumm rea mana?"mata ran terus saja mengedar mencari rea yang sedari pagi belum menemuinya.

Novita memutar otak untuk mencari alasan yang logis,tidak butuh waktu lama sebuah ide muncul"eum tadi rea bilang ke gue lagi nganter mamahnya arisan"ucap novita

Ran hanya mengangguk pelan,setelahnya ran mensandarkan kembali tubuhnya pada bantal.Matanya menatap kosong kearah depan,wajah pucat dan bibir yang belum tersenyum sampai siang ini.

"Ran?lo oke?"tanya novita

Helaan nafas gusar keluar dari dalam lubang hidung ran"gue kangen rea,perasaan gue ga enak.Ntah kenapa sejak gue bangun tidur gue ngerasa kalo rea akan pergi ninggalin gue,makannya gue nungguin dia dari tadi"ucap ran

Novita tertegun,sebenarnya ia ingin menyampaikan sesuatu tapi rasanya ini helum tepat.Novita akan mengatakannya besok saja.

"Pasti rea kesini kok,eumm lo mau apel?"tanya novita

"Vit.."

"Iya ran?"

"Bisa tinggalin gue sendiri ga?gue bener-bener ingin sendiri"ucap ran

"Oh oke,kalo ada apa apa panggil gue aja ya"Novita mengerti akan ran saat ini,hatinya dan hati rea memang selalu terikat telepati,mereka tidak pernah berpisah seperti ini.Novita keluar dan meninggalakan ran sendiri.

🌻

Rea turun dari mobil milik Frendic.Matanya tak lepas dari bangunan luas,nyaris sangat luas.Banyak orang berlalulalang disini.

"Why, dear?"Rea terpelonjak kaget saat Frendic menepuk pundaknya.Rea hanya menggeleng dengan menggulum senyum palsu.Frendic mengenggam tangan rea dan membawa rea masuk kedalam bandara.

Rea langsung masuk kedalam pesawat,Tapi ada yang janggal.kenapa pesawatnya hanya ditumpangi oleh dirinya dan juga Frendic.Matanya terus saja mencari-cari penumpang lain tapi tetap nihil tidak ada satupun disana kecuali dirinya dan frendic.

"Ayo sayang duduk,tenang ini pesawat pribadiku jadi kita bebas melakukan apa saja disini"ucap Frendic dengan senyum iblisnya

"Jangan sentuh-sentuh gue!"ucap rea

"Ohh oke-oke tapi sebentar lagi kita akan punya keturunan bukan?kau ingin yang seperti apa?"tanya Frendic

"NAJIS!gue jijik dengernya sono ah lo jauh jauh dari gue"ucap rea

Ting

Sebuah notif masuk dari ponsel rea.Rea segera merogoh tasnya dan mengambil ponselnya itu.

Novita
Rea!Ran nanyain mulu elo!gue harus jawab apa?!gawatt bangett ran ga mau di ganggu dia pengen sendiri

Rea menggigit bibir bawahnya,ekor matanya melirik kearah frendic yang untungnya tengah membaca majalah.Rea segera mengetikan sesuatu dipapan ketikan.

Aud.Rea
Jangan sampe rab sendiri nov,oh iya lo kasih titipan gue besok aja ketika ran udah nanyain gue lagi.dan sekalian lo ceritain semuanya ke ran.gue yakin kok ran bakal faham

Aud.Rea
Udah ya nov,gue takut ketauan sama si monyet nih.Semoga sukses ya

Rea segera memasukan kembali ponselnya kedalam tas kecilnya.Matanya menatap keluar,menikmati pemandangan yang indah,awan-awan yang terlihat sangat dekat.

Percayalah bahwa kebaikan akan menghasilkan kebaikan juga.Itu adalah Quotes-Quotes yang sering di jumpai oleh pengguna media sosial.Namun kenapa i j berbanding balik dengan rea?ketika rea berbuat baik untuk ran kenapa malah rea yang menjadi wadal.Tidak!rea memang ikhlas asalkan ran bahagia tapi haruskan ia menikah dengan Frendic,lalu bagaimana dengan sekolahnya?Masa depannya gimana?.Tak apalah jika ini membuat ran akan selamat.Selamat tinggal Daran

"I love you Daran"

🌻

Komen dong.kalian mau nya happy ending atau sad ending?
Ayoo ayoo dongg!!

Anehh gituu kok yang baca malah tambah dikit ya?apa karena gua up nya terlalu lama atau gimana?

Ataukah kapasitas pembaca di Wattpad mulai berkurang?

Beri kejelasann dongg:(

Love you readers💛

R² [COMPLETED'REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang