Swiss,pagi ini udara nya sangat dingin mengelus kulit,negara ini sepertinya sulit sekali akan matahari dan kaya akan butiran-butiran benda putih yang turun dari luasnya langit
Sabrina,turun dari dalam mobil hitam bersama dengan seorang laki-laki paruh baya berjas hitam.Mereka berjalan masuk kedalam rumah sakit,menyusuri setiap koridor.Tatapan cengo di berikan oleh para penghuni rumah sakit,bahkan anak gadis yang tengah menjaga sanak keluarganya di sana tertunduk takut saat melihat laki-laki paru baya itu.Mereka masuk kedalam sebuah lift kemudian sabrina menekan angka 2 pada lift tersebut.
Lift itu berjalan tenang ke atas.Sunyi,kata yang saat ini sangat tepat di gambarkan,keduanya tidak ada yang membuka suara sampai lift benar-benar berhenti.Mereka keluar dan berjalan menyusuri koridor lagi.
🌻
"Iiihhhhh balikinnnn rannnnn!!!,"rancu rea sambil sesekali mengangkat tangannya ke udara.
Gelak tawa ran yang sangat lepas terdengar menggema di dalam bilik itu.
"Bangun dong!jangan tiduran mulu,"ucap ran.
Ran berjalan ke arah sofa,ran menjatuhkan pantatnya dan meraih sebuah gitar yang sabrina bawa untuk menghibur rea.Ran memetik-metikan senarnya.
Waktu pertama kali...
Kulihat dirimu hadir...Rea menatap ran yang kini juga mentap dirinya tatapan mereka terkunci hingga seperkian detik.
Rasa hati ini inginkan dirimu..
Hati pernah mendengar..Rea mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandarkan bantal.Kini giliran rea akan menyanyi.
Suara indah menyapa..
Geloranya hati ini tak kusangka...(Ran)
Rasa ini tan tertahan...(Rea)
Hati ini slalu untukmu...(Rea&Ran)
Terimalah lagu ini dari orang biasa..
Tapi cintaku padamu luar biasa..
Aku tak punya bunga...
Aku tak punya harta....
Yang kupunya hanyalah hati yang tulus setia padamu..."Rea jangan pernah tinggalin gue"
Cup
Ran mecium pucuk kepala rea dengan sangat lembut.
Ceklek
Rea langsung mendorong tubuh ran,ran terjungkal kebelakang.Pintu terbuka lebar menampakan seorang laki-laki paruh baya dan sabrina yang tengah tersenyum kearah rea.
"ADOYYY RE LO AP-"
Rea langsung mencubit ran yang meringis sambil berteriak.
"AWWWWW AWWW SAKITT AWW"
Cubitan rea semakin kencang membuat ran mengerti,akhirnya ran mendongak dan melihat ke arah mata rea tertuju.
"Eh sabrina,"ucap ran seraya nyengir dan menggaruk bagian kepalanya yang tidak gatal.
"Ini?siapa?"tanya ran sambil menunjuk ke arah laki-laki paruh baya itu.
PLAK
"Aw s-"
"Lo ga sopan banget si!malu-malu in indonesia tau ga si lo!balik aja sana lo!"ucap rea berbisik pada ran
"eeehehehe om please sit there(eeehehehe om silahkan duduk di sana)"ucap ran
Laki-laki paruh baya itu tersenyum kaku"No thanks, I won't be here long, can I talk to a girl named Rea?(tidak usah terimakasih,saya tidak akan lama lama di sini,boleh saya berbicara dengan gadis bernama rea?)"ucap laki-laki itu.
Laki-laki itu berjalan ke arah rea yang tengah duduk,menatap rea dari atas sampai bawah.
Mukanya mirip frendic batin rea
"Hai,bagaimana kabar kamu?"ucap laki-laki itu
"E e k-kabar ba-baik om"ucap rea kikuk
"Don't be afraid, you are safe with me(tidak usah takut,kamu aman bersama saya)"ucap laki-laki itu.
"Perkenalkan nama saya rikard dan itu adalah anak saya yang ke-2"ucap laki-laki itu sambil mengarahkan tangannya pada sabrina.sabrina tersenyum hangat pada rea begitupun sebaliknya.
"surely you ask where is my first child?(pasti kamu bertanya kan dimana anak pertama saya?)"tanya rikard.
Rikard berjalan ke arah jendela besar dan menatap kota swiss dari balik jendela itu,senyum kecut tercetak saat mengingat anak pertamanya.
"Sabrina adalah adik nya Frendic"ucap rikard
Mata rea melotot,jantungnya berdegup kencang,badannya tiba-tiba kaku mulutnya menganga.Ran pun ikut terpelonjak kaget,rea menatap sabrina yang tengah tertunduk.
"is that really true?(itu bener sab?)"tanya rea.
Sabrina menganggukan kepalanya pelan.
"but calm down,saya tidak sejahat frendic.Bahkan saya bingung kenapa anak saya seperti itu.Setelah ibunya meninggal Frendic berubah,ia lebih suka melukai perempuan,bahkan waktu itu ia akan membunuh adiknya sendiri,untung saja saya datang tepat waktu bersama dengan petugas rumah sakit jiwa,"tutur Rikard.
Rikard menghela nafas,kemudian menatap rea.
"Sabrina adalah gadis baik,sabrina datang untuk membantu kamu,kamu tidak perlu takut pada sabrina,hati sabrina terbuat dari hati ibu nya"ucap Rikard
"Ta-tapi kenapa?"tanya rea
"Kenapa?karena saya ke sini akan mengantar kamu dan kedua teman kamu pulang ke indonesia"ucap rikard seraya tersenyum.
"You will be fine rea, my father will take you home(kamu akan baik baik saja rea,ayahku akan mengantar kamh pulang)"ucap sabrina.
"Om,saya mau tanya"ucap rea
"Silahkan,akan saya jawab"ucap rikard
"Apa frendic tidak akan melukai sabrina jika aku pergi?"tanya rea
Sabrina tersenyum kemudian berjalan mendekat kearah rea"saya akan baik baik saja,kakak saya tidak akan melukai saya"ucap sabrina.
"Sabrina berhenti menyebut si pembunuh sebagai kakak mu!dia tak pantas mempunyai seorang adik sebaik kamu nak"ucap Rikard.
"yes daddy"ucap sabrina sambil tertunduk.
"Baik silahkan kemasi barang kalian dan saya antar kalian pulang"ucap rikard.
Rea turun dari tempat tidurnya,ran membantu rea untuk turun.Semua asuransi rumah sakit sudah di bayar rikard.
🌻
Lama ya gue up?maap deh hahaha😂
KAMU SEDANG MEMBACA
R² [COMPLETED'REVISI]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Ganti judul menjadi (R²) 𝒮𝒶𝓂𝓅𝒶𝒾 𝓈𝒶𝒶𝓉 𝒾𝓃𝒾 𝓁𝑜 𝒶𝒹𝒶𝓁𝒶𝒽 𝒶𝓁𝒶𝓈𝒶𝓃 𝓀𝑒𝓃𝒶𝓅𝒶 𝑔𝓊𝑒 𝑔𝒶 𝓂𝒶𝓊 𝒩𝑒𝓇𝒾𝓂𝒶 𝓈𝒾𝒶𝓅𝒶𝓅𝓊𝓃 𝒹𝒾 𝒽𝒶𝓉𝒾 𝑔𝓊𝑒 Rea dan ran adalah sepasang sahabat dari kecil,mereka selalu bersama...