Tiga: Singa vs Singa

937 65 67
                                    

Selamat membaca 😊

Hashimmmm!! Suara bersin menghentikan pergerakan Tom. Dia mengumpat dalam hati. Di lihatnya Lin yang pelan-pelan membuka kedua matanya, hal itu membuat Tom terkejut. Tidak ada pilihan lain selain Tom memejamkan kedua matanya dan memilih berpura-pura sudah tertidur.

Enghhhh

Lin melenguh. Dia melihat seseorang disampingnya sudah terpejam penuh. Lin terkejut, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan Tuannya? Lin bangkit dengan cepat.

"Aku memang ahli dalam berdongeng. Tuan galak ajah sampai tertidur gara-gara aku dongengin." Ucap Lin yang kini sudah berdiri dekat ranjang Tom. Dia menatap Tom dengan tatapan remeh. Dia ingin meluapkan kekesalannya hari ini gara-gara Tuannya itu.

"Dasar pelayan bodoh. Justru kau yang tertidur!!" Tom mengumpat dalam hati. Tetapi lelaki itu lebih baik tetap terus berpura-pura terpejam.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hari kamis pagi. Lin baru saja selesai bersiap-siap untuk memulai harinya. Baru saja rambut panjangnya terkucir, suara bariton itu sudah merongrong memenuhi penjuru kamar Lin. Hari ini, dia memakai baju seragam pelayan berwarna biru. Mempunyai makna ketenangan. Ya, semoga saja Lin bisa di beri ketenangan hari ini selama menjadi pelayan Tom.

Pelayan kecil cepat ke kamar saya. Sepuluh detik saya tunggu. Awas kalau telat!!

"Arghhhh!!" kesal Lin. Dia menghentakkan kakinya ke lantai berkali-kali. Paginya mendadak frustasi gara-gara suara itu.

Tidak ada pilihan lain selain Lin harus cepat datang ke kamar lelaki itu. Kali ini sepuluh detik, sungguh gila Tuannya itu. Lin bahkan tidak punya semacam kekuatan super yang bisa menghilang dengan cepat dan berpindah cepat, sekali hembusan angin.

Badan Lin gemetar. Dia begitu lemas, bahkan menggerakkan tangan kanannya membuka pintu kamar Tom saja dia tidak sanggup. Dengan sekuat tenaga, Lin membuka pintu kamar lelaki itu. Ditatapnya Tom yang sudah terduduk di kursi roda. Tatapannya seperti biasa. Dingin dan penuh intimidasi.

"Bagaimana olahraga pagi ini? Cukup membuatmu berkeringat?" Tanya Tom seraya kedua tangannya bersedekap. Kedua matanya intens menatap gadis itu. Tom menatap Lin sudah berkeringat. Bahkan terlihat gadis itu tersengal-sengal dengan irama napasnya. "Yang ada aku mau mati!!" Lin kesal dalam hatinya. Tapi, Lin hanya berani memendam kekesalannya. Mana punya nyali dia mengutarakannya langsung.

"Nih," Tom melempar lembaran kertas tepat ke arah Lin. Gadis itu langsung menunjukkan wajah masamnya. Apakah tidak bisa Tuannya itu secara baik-baik memberikan lembaran kertas itu?

"Kamu mulai bekerja!" lanjut Tom berintruksi. Lin tidak menimpali. Dia langsung undur diri dan melaksanakan pekerjaannya.

Pagi:

Merapihkan kamar tidur
Menyiapkan sarapan
Temani sarapan

Siang:

Kupas buah apel
Siapkan makan siang
Temani makan siang
Memberi makan hewan peliharaan di ruang bawah tanah

Sore:

Temani melukis
Temani main piano
Temani melihat sunset dari balkon

Malam:

Siapkan makan malam
Temani makan malam
Dongeng sebelum tidur
Ciuman sebelum tidur

Kedua mata Lin terbelalak sempurna. Dia syok dengan tugas utama di waktu malam. 'Ciuman sebelum tidur' Pekerjaan macam apa itu?

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang