Lima: Tiga Hari Pembebasan

783 47 41
                                    

Selamat membaca 😊

'Saya mau membungkam senyuman kamu sebentar' Kalimat itu kini Lin paham apa maksudnya. Ya, lelaki di dekatnya sekarang ini sudah memiringkan wajahnya dan kini hidung mancungnya sudah menyentuh permukaan wajah Lin. Lin bingung harus bagaimana? Menampar wajah lelaki ini? Atau mendorong tubuhnya sampai tersungkur di lantai? Ah sungguh, itu bukan pilihan yang tepat, yang ada Lin akan dijadikan santapan lezat Nick dan Boy. "Tuan maaf mengganggu. Ada Mas Gilang mencari Tuan." Suara lembut itu tiba-tiba saja memasuki ruangan yang semula hanya ada Tom dan Lin.

Kedua anak manusia itu langsung terkejut serempak. Tom mengepalkan kedua telapak tangannya hebat. Madam Rose sudah mengganggu momen manis diantara dirinya dan Lin. Sebentar lagi saja padahal Tom sudah membungkam senyuman Lin.

Lin langsung bangkit tanpa aba-aba. Dia menjadi salah tingkah. Bagaimana kalau Madam Rose salah paham kepadanya? Seperti mempunyai pikiran kalau Lin adalah pelayan yang ganjen dan gemar menggoda Tuannya. Padahal, Tuannya yang selalu saja mencuri kesempatan dalam kesempitan.

"Hei bodoh, kenapa malah bengong. Bantu saya!" Bentak Tom. Sontak membuat Lin terperanjat. Dia selalu saja dibuat jantungan oleh lelaki itu.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di ruang tamu, Lin sudah menatap seseorang yang sedang terduduk manis dengan satu kaki dia silangkan ke atas paha dan nampak juga seseorang itu sedang menikmati satu batang rokok yang dia hisap. Kepulan asap mengudara di ruangan itu. Melihat kedatangan Tom dan gadis yang ada di dekat Tom, lelaki itu mematikan rokoknya dan membuangnya dengan sembarang. Tom yang melihatnya sungguh geram. Lelaki itu lalu berjalan mendekati Tom, tanpa sungkan dia memberikan pelukan erat kepada Tom.

"Halo Bro. Apa kabar nih? Gue kangen parah sama lo." ucapnya penuh ceria. Lin yang ada di dekat Tom terkejut dan bertanya-tanya, siapa lelaki yang datang sore ini?

"Lepasin gue!!" Balas Tom kesal dan dia melepaskan pelukan itu dengan kasar.

"Ini siapa Tom? Simpenan lo ya? Paling bisa nyari yang bening." ucap lelaki itu seraya dia mengarahkan tatapan penuh interogasi ke arah Lin.

"Dia pelayan gue. Namanya Lin." jelas Tom. Tanpa diminta, lelaki yang bertamu sore ini langsung mengulurkan tangan kanannya. Hendak berkenalan dengan Lin.

"Gilang Novriyanto. Panggil ajah Gilang. Tapi kalau kamu mau manggil saya baby juga nggak apa-apa hehe." Sontak Tom langsung menyubit kasar lengan Gilang. Membuat lelaki itu mengaduh dan merengek, "Aduh sakit."

"Lin. Pelayannya Tuan Tom." Balas Lin sopan dan Gilang masih enggan melepaskan jabatan tangannya.

Plak. Tom menggeplak tangan Gilang sangat keras, hingga bekas kemerahan langsung muncul. Lelaki itu yang bernama Gilang, merengek kesakitan bagai anak kecil. Lin sampai terkekeh karena hal itu.

"Lo tuh ya. Nggak berubah. Kasar melulu!" balas Gilang kesal. Seraya dia mengelus kulit tangannya yang kemerahan.

"Lin kamu tolong buatkan minum buat dia! Nanti antarkan ke kamar saya!" titah Tom kepada Lin dan tidak menunggu waktu lama, gadis itu langsung beralih dari dekat kedua lelaki itu.

"Cakep gitu dijadiin pelayan. Kalau gue sih udah langsung gue nikahin," celetuk Gilang. Sontak hal tersebut di sambut seringaian tajam oleh Tom. Melihat hal itu Gilang malah membalasnya dengan kekehan pelan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di kamar Tom, Gilang dengan ceria bertukar cerita dengan teman dekatnya itu. Ya, Tom dan Gilang adalah teman semasa SMA dan masa kuliah. Tom yang jarang mengeluarkan tawa, kini terbahak karena lelucon temannya.

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang