Sebelas: Romansa Tengah Malam

731 49 58
                                    

Selamat membaca 😊😊
Jangan lupa vote, komen dan share ya 😆

Sepulangnya dari rumah sakit, Lin bersama Tom dan Gilang sudah meluncur kembali dan kali ini mobil sedan yang Gilang bawa sudah berselap-selip lihai bak pembalan handal. Hari sudah sangat sore. Mentari perlahan sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan kembali ke peraduannya.

Lin melihat ke luar sana, nampak ramai jalanan Ibu Kota. Suara klakson berlomba-lomba dan semakin di dengar-dengar bunyi klakson itu bagai sedang membentuk sebuah harmoni musik tapi harmoni musik yang dihasilkan tidaklah indah melainkan memekakan kedua telinga.

Mobil sedan yang Gilang bawa masih lihai menyalip beberapa kendaraan lainnya. Tom menoleh sekilas, melihat Lin yang sedang fokus melihat ke luar sana. Tom hanya tersenyum kecil akan hal itu.

Bangunan mewah dengan nuansa warna pastel itu sudah Lin tatap kini. Sweet Naray Restaurant. Tulisan besar itu bertengger cantik di atas gedung itu. Beberapa Satpam nampak berjaga sangat ketat dan bergaya sigap. Melihat mobil itu masuk, mereka memberi hormat. Lin tahu betul bangunan apa yang sedang dia tatap sekarang ini. Tidak lain adalah Restoran. Ya, restoran itu berkonsep fine dining yang merupakan restoran kelas atas.

Setelah mobil itu terparkir sempurna, Gilang membantu Tom keluar dari mobil dan lelaki itu langsung terduduk di kursi rodanya. Mereka langsung masuk ke bangunan mewah itu. Suasana mewah semakin terasa ketika masuk ke dalam. Lin tidak henti memuji dalam hati betapa mewah restoran ini. Biasanya, dia hanya tahu lewat internet ataupun dari beberapa teman sekolahnya yang sering membicarakan restoran ini.

Kini Lin dengan raga dan tubuhnya berpijak di lantai itu, lantai mengkilap dan sangat bening. Bahkan bayangan sangat nampak, bagai sedang bercermin.

Resepsionis langsung menyambut hangat dan sopan. Lalu di susul dengan beberapa orang lainnya yang berseragam rapih. Mereka tidak lain adalah waitress dan waiter di restoran itu. Cukup ramai suasana restoran sore ini. Lin mengedarkan pandangannya tiada henti, dia melihat hampir ke setiap sudut ruangan dalam restoran itu. Orang-orang yang sedang menikmati hidangan terlihat sangat mewah dan elegan dari cara berpakaian mereka.

"Tuan kenapa kita tidak makan di restoran yang biasa saja?" Bisik Lin hati-hati kepada Tuannya. Mendengar hal itu Gilang tertawa kecil. Namun Tom hanya menanggapinya dengan ekspresi datar.

Lin heran dengan tingkah banyak orang di restoran itu. Seiring dengan datangnya mereka, semuanya menundukkan kepala dengan sangat sopan. Mereka seolah-olah menyambut penuh antusias kedatangan Tom, Lin dan Gilang. Sontak hal tersebut membuat Lin dihinggapi rasa penasaran dan diapun malu. Karena terlalu berlebihan di hormati seperti itu.

Meja-meja beralaskan taplak sutra putih yang halus lengkap dengan pencahayaan dari lampu chandelier menambah apik serta elegan restoran itu. Lin menganga lebar mulutnya masih takjub dengan yang ia lihat, dia belum pernah melihat hal semewah ini sebelumnya secara langsung.

Melihat tatapan Tom yang sangat kesal kepadanya, membuat Lin buru-buru mengatupkan bibirnya rapat. Dia tersenyum kaku kepada Tuannya dan Tom hanya menunjukkan ekspresi wajah datarnya kepada gadis itu.

Beranjak dari lantai satu, kini ruangan yang cukup luas, rapih, sejuk itu sudah Lin masuki. Lalu seorang perempuan masuk setelah itu. Perempuan itu langsung memeluk Tom dan terlihat perempuan itu sangat girang. Lin yang melihatnya pertama kali saja langsung terperangah dengan kehadiran perempuan itu. Cantik, berambut pirang, kulit putih dan yang paling menakjubkan adalah postur tubuhnya yang sangat ideal, cocok jika perempuan itu berprofesi menjadi model ataupun bintang iklan obat pelangsing badan.

"Tom aku kangen banget lho sama kamu. Kenapa aku hubungin susah banget sih?" ucap perempuan itu sangat manja. Dia memeluk Tom lagi dengan ekspresi girangnya. Tom nampak risih akan hal itu. Dia sesak napas karena pelukan perempuan itu. Lin hanya menatap datar dan bertanya-tanya. Siapa perempuan itu?

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang