Tiga Puluh Dua: Satu Hari Untuk Lin

369 22 35
                                    

TOM SAMA LIN BALIK LAGI NIH 😁

Jangan lupa vote dan komennya

Selamat menikmati part ini 😘


Panggilan malam yang mengejutkan. Itu lebih tepatnya Tom menilai apa yang baru saja terjadi. Lisa-Adiknya, tiba-tiba saja menelfonnya malam-malam dan mengabarkan kalau Zona-Kakaknya sedang mengamuk di rumah.

Saat mengangkat panggilan masuk itu, Tom sedang berada di tengah perjalanan menuju rumahnya. Dia baru saja dari rumah Naura.

"Kak Tom, tolongin Lisa. Di rumah, Kak Zona ngamuk-ngamuk. Lisa takut Kak. Dia sampai ngebentak-ngebentak Mama! Hiks tolongin Lisa!"

Tom teringat lagi suara adiknya itu. Tom membanting stir dengan tidak sabaran. Dia sudah gatal ingin meninju Zona. Lelaki itu selalu saja berbuat onar.

Setelah mobil itu tepat memasuki halaman rumah mewah masa kecil Tom, dengan terburu Tom melangkah masuk. Saat masuk ke dalam rumah, Tom langsung lantang memanggil Lisa. Namun tidak ada jawaban. Tom seolah sudah tahu di mana Lisa. Dia langsung menuju salah satu kamar di rumah itu.

Tom menapaki anak tangga dengan terburu. Dia hendak menuju kamar itu. Setelah sampai, Tom dengan tidak sabarannya langsung menerobos masuk ke kamar itu. Pemandangan yang pertama kali Tom lihat adalah Lisa yang menangisi Mamanya. Perempuan paruh baya di dekat Lisa terlentang dengan kedua mata terpejam.

"Lisa....," Tom mendekat. Lisa sudah menangis bahkan tersedu-sedu.

"Kak..., Hiks...," Lisa semakin menangis melihat Tom yang sudah ada di dekatnya.

"Kenapa Lisa? Mama kamu kenapa?" tanya Tom panik.

Tom memang tidak membenci sama sekali kedua perempuan yang ada di dekatnya sekarang. Bahkan, mereka adalah perempuan setelah Madam Rose yang perhatian saat di rumah itu. Hanya saja, sering ada sekat-sekat yang membuat Tom dulu tidak bisa bebas bertemu dengan mereka berdua. Yang menghadirkan sekat-sekat itu adalah Kakeknya Tom- Nugraha. Dia sangat tidak suka kalau Tom terlalu dekat dengan keluarga besarnya. Meskipun Tom salah satu bagian dari keluarga. Tapi, Nugraha enggan mengakui hal itu.

"Mama lagi sakit Kak beberapa hari ini. Ditambah kemarahan kak Zona tadi, kondisi Mama jadi melemah kembali. Tapi, Mama udah dapat penanganan dari Dokter kok Kak. Dia hanya butuh istirahat yang cukup." jelas Lisa. Kalimat yang dia ucapkan tercekat-cekat, karena tangisan yang dia keluarkan. Tom hanya menatap paham.

"Terus, Zona mana?" tanya Tom. Dia cukup tercengang saat Lisa memberi tahu kalau Zona ada di rumah itu. Pasalnya, setelah kejadian penyanderaan yang di dalangi Zona, lelaki itu menghilang tanpa jejak.

"Mungkin di ruang kerja Kakek, Kak." jawab Lisa. Tom langsung saja keluar dari kamar itu dan pergi menemui Zona.

🍁🍁🍁🍁🍁

Tom sudah menatap pertengkaran hebat di ruangan itu. Lelaki itu kini sebatas menyimak. Dia ingin tahu alasan kenapa adu mulut di antara mereka begitu hebat.

"Kakek sudah bilang kan! Jangan lakukan apapun sama Tom! Dia urusan Kakek!" ucap Nugraha.

"Kamu tidak perlu ikur campur Bapak tua! Aku lelah jadi bonekamu! Aku ingin melakukan apapun yang aku mau!" balas Zona dengan kemarahannya. Dia kini bahkan berani mencengkram wajah Kakeknya.

"Jangan macam-macam kamu Zona! Setelah kamu merusak nama baik kamu sendiri dan membuat kamu gagal jadi anggota dewan, seharusnya kamu sadar! Kamu belum bisa menuruti apa mau Kakek!"

"Itu yang aku mau Bapak tua! Aku tidak ingin terus menerus mengikuti keinginan kamu yang selalu gila kekuasaan dan ketenaran itu. Aku ingin hidup bebas!!" teriak Zona di ruangan itu. Dia semakin mencengkram wajah kakeknya.

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang