Selamat membaca 😊
Kicauan burung sudah bernyanyi di luar sana dan mungkin mereka sudah berkelana menjelajah langit yang biru. Lain lagi dengan burung yang sudah berkelana memulai harinya, gadis berambut panjang hitam itu masih terlentang malas dengan kedua mata menyipit yang menatap langit-langit kamarnya.
Kejadian semalam melintas begitu saja, lalu berputar berkali-kali tanpa permisi di kepala gadis itu. Dia mengetuk kasar kedua sisi kepalanya, berharap agar kejadian itu berhenti berputar dalam ruang pikirnya dan berharap agar keluar dari isi kepalanya lalu musnah. Sungguh, Lin frustasi jika ingat kejadian semalam bersama Tom.
Bodoh, semua itu sia-sia baginya. Bahkan kejadian semalam semakin berputar berkali-kali. Lin berguling-guling di atas kasur tidurnya. Dia menggulingkan badannya ke kanan dan ke kiri. Atraksi pagi Lin berhenti ketika suara ketukan pintu terdengar dan itu berasal dari pintu kamarnya. Lin menghentikan aksinya, kedua bola matanya menatap lurus ke pintu kamar. Lin langsung bangkit dengan sigap. Rambut terurainya sungguh berantakan.
Lin berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya pelan. Setelah itu, di tatapnya perempuan paruh baya yang sudah mengulas senyuman kepada Lin pagi ini.
"Kamu belum siap-siap?" Madam Rose heran dan Lin hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tuan sudah menunggu. Kamu nanti antarkan sarapan ke kamar Tuan Tom ya," lanjut Madam Rose berkata dan Lin hanya mengangguk mantap. Seiring dengan Madam Rose yang sudah berlalu, Lin dengan sigap langsung bersiap-siap. Apalagi kalau bukan untuk memulai harinya sebagai pelayan Tom.
Rambut sudah terkucir rapih, aroma harum sudah tercium bahkan sangat pekat dan tidak lupa seragam pelayan yang sesuai dengan hari sudah menempel sempurna di tubuhnya.
Gadis itu langsung berjalan menuju dapur, menemui Madam Rose.
"Kenapa wangi sekali? Tumben." kata Madam Rose mencium pekatnya aroma wangi gadis itu.
"Biasanya Lin bau asem gitu Madam?" balas lin dengan pertanyaan guyonnya. Madam Rose hanya terkekeh dan Lin pun membalasnya dengan kekehan.
"Kamu bawa ini ke kamar Tuan. Dia sedang tidak enak badan." Perintah Madam Rose kapada Lin dan gadis itu langsung menjalankan perintah tanpa ba bi bu pertanyaan.
Di depan kamar Tom, Lin menarik napasnya panjang, menormalkan perasaan canggungnya yang tiba-tiba saja hinggap. Lin lalu masuk ke dalam kamar itu. Di tatapnya Tom yang masih terbaring di atas kasur tidurnya dengan kedua mata yang masih terpejam rapat.
"Echm, maaf Tuan kalau saya mengganggu. Sarapannya sudah siap," kata Lin dengan hati-hati dia membawa nampan.
Tom membuka kedua matanya perlahan, dia menatap samar gadis itu yang sudah ada di dekatnya. Tom membangunkan dirinya dengan susah payah, melihat hal itu Lin langsung sigap membantu Tom untuk terbangun. Aroma bubur ayam buatan Madam Rose sudah tericum lezat. Menggeliat masuk ke lubang hidung Tom, membuatnya tidak sabar melahap bubur itu.
"Mau saya suapi Tuan?" tawar Lin lembut.
"Apa menyuapi? Lin yang benar saja. Kamu sok baik," gumam Lin. Tom hanya bisa melihat komat-kamit mulut gadis itu yang entah Tom tidak tahu persis, Lin sedang berucap apa.
"Kamu suapi saya!" perintah Tom dan membuat Lin terkejut. Dia pikir tawaran baiknya akan Tuannya tolak, ternyata disambut senang hati sepertinya.
Melihat tatapan intens Tom, membuat Lin salah kaprah. Dia malah menumpahkan bubur ayam yang sebentar lagi saja masuk ke mulut Tom. Gadis itu menyumpahi dirinya sendiri dalam hati.
"Maaf Tuan saya tidak sengaja." Lin langsung cepat mengambil helai tisu dan membersihkan bubur itu yang menempel di baju tidur Tom. Tetapi lelaki itu hanya diam, wajahnya tergambar datar. Lin pikir dia akan dimaki bodoh dan ucapan kasar lainnya karena sudah berulah, padahal hari masihlah sangat pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDEN (TOM&LIN) (SUDAH TERBIT)
Romance(Judul baru. Sebelumnya cerita ini berjudul Tom & Lin. Sekarang ganti jadi 'SUDDEN'" Romance story By Istyanah 17+ Follow dulu yuk sebelum baca😊 Nayara Deolinda. Umur 18 tahun, yatim piatu, ceria setiap saat, suka bermain dengan hujan, pandai memas...