Epilog

547 17 3
                                    

Tom membuka pintu kamarnya. Di tatapnya kursi roda yang ada di sudut kamar. Melihat benda itu, Tom mengingat banyak hal. Termasuk bagaimana waktu yang tidak henti memberikan kejutan untuknya. Lelaki itu berjalan mendekati kursi roda itu. Dia lalu duduk. Ingatannya mulai menjelajah ke mana-mana.

Lelaki itu tersenyum, dia ingat bagaimana dulu saat pertama kali bertemu secara tatap muka dengan Lin. Saat itu, Tom masih ingat. Dia sedang memegang lembaran kertas berisi biodata, surat perjanjian kerja dan segala peraturan yang dia buat untuk pelayannya. Peraturan yang dia buat memang konyol. Bahkan, bisa Tom tahu kalau gadis di hadapannya saat itu memasang wajah terkejut sekaligus kesal. Belum lagi, setelahnya dia membuat daftar pekerjaan yang aneh-aneh untuk gadis itu. 'Ciuman sebelum tidur'. Ya, Tom sengaja melakukan itu. Dia ingin tahu, apakah gadis yang dia sukai diam-diam itu akan tahan dengan pekerjaan aneh yang tidak henti dia berikan.

Tom bertemu Lin sore itu secara tiba-tiba. Lalu, dipertemukan kembali secara tatap muka dengan tiba-tiba. Nyatanya, ketiba-tibaan dalam hidupnya membawa satu rasa yang Tom dulu tidak pernah tahu bagaimana rasa itu. Rasa itu, dia sebut 'cinta'.

"Sayang.., aku cari-cari juga. Aku udah nunggu dari tadi. Ayo! Katanya mau lukis aku yang cantik..," Lin datang. Dia lalu merengut karena sudah jengkel, Tom begitu lama hanya untuk mengambil alat-alat melukisnya.

"Kamu ini nggak sabaran banget!" balas Tom.

Lin heran. Jelas-jelas manusia paling tidak sabaran di dunia ini adalah Tom. Rumah ini saksinya.

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang