Extra Part

617 20 20
                                    


Lin meraba-raba, mencari sosok yang semula ada di sampingnya. Dengan kedua mata yang menyipit dan pencahayaan lampu yang redup-redup, Lin bisa menangkap jelas. Tidak ada sosok itu di dekatnya. Lin sudah tidak sabar mencari sosok itu. Dia lalu melekatkan selimut tidur untuk menutupi bagian tubuhnya yang terpampang polos. Hari masihlah sangat gelap. Tidak tahu tepatnya pukul berapa. Mereka selalu lupa waktu jika sudah bersama, apalagi jika sedang melakukan hal itu. Lin harus selalu punya energi lebih. Apalagi, Tom tidak akan memintanya hanya dua atau tiga kali main.

Lin turun perlahan menuruni anak tangga. Bunyi merdu alunan piano bisa Lin dengar jelas. Dia buru-buru menuju ke suatu tempat. Ternyata, ruangan musik itu Tom kini berada. Lelaki itu Lin tatap sedang memainkan piano. Alunan musik yang dihasilkan sangat indah. Dan selalu indah seperti biasanya.

Lin berjalan pelan, dengan tetap hati-hati melekatkan selimut tidur berwarna putih itu agar menutupi tubuh polosnya. Tom menoleh sejenak. Dia menatap istrinya yang kini berjalan ke arahnya. Tidak ada saling tanya. Lin langsung saja duduk di pangkuan Tom.

Dia membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya. Lin nakal mulai menelusuri setiap bagian indah tubuh six pack suaminya itu. "Mas nggak bisa tidur?" tanya Lin dengan tetap menelusuri dengan lembut tubuh suaminya yang kini hanya memakai kaos polos tipis.

"Iya nih. Mas tiba-tiba kangen main piano malam-malam." balas Tom.

"Oh jadi, sekarang kangennya sama piano? Bukan sama aku?" Lin merajuk. Tom mengernyitkan kening. Lalu dia mengangkat kepala Lin yang semula bersandar di dadanya.

Tom menatap lamat wajah yang sedang mengambek manja itu. Tom lalu terkekeh. Dia menyubit gemas pipi Lin.

"Kamu nakal ya. Keluar dari kamar nggak pakai baju." Kata Tom berpura-pura kesal menatap Lin.

"Sengaja. Biar kamu lapar." balas Lin.

Tom tidak menjawab apa-apa. Dia langsung membawa istrinya setelah itu dalam gendongannya. Lin terkejut. Tom tiba-tiba saja mengangkat tubuhnya. Namun, dia senang setiap kali Tom melakukan hal ini. Lin hanya bisa menyembunyikan rona bahagianya di dada bidang suaminya.

Tom menaiki lift untuk menuju kamarnya. Sedari mereka baru memasuki lift, keduanya sudah menjalin ciuman yang panas. Keduanya masih menjalin ciuman yang dalam dan menuntut satu sama lain. Tom lalu membawa Lin ke atas kasur tidur. Lin tetap berada dalam pangkuan suaminya. Selimut yang semula Lin kenakan untuk menutupi tubuhnya yang polos, kini telah terbuka secara perlahan. Tom mulai menciumi leher lalu mulai turun dan gemas menciumi kedua bagian indah yang terpampang polos. Tom meremas dua bagian indah itu dengan gemas. Dan sesekali dia menghisap lalu mengigit penuh gairah.

 Dan sesekali dia menghisap lalu mengigit penuh gairah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas,, shhh..." Lin mendesah. Dia sudah tidak kuat dengan suara-suara menjijikan itu. Lin berkali-kali meloloskan suara lembutnya. Tom semakin gencar melakukan aksinya. Seolah, dia telah lupa, kalau malam ini, dia bahkan sudah berkali-kali melakukannya. Dengan kilat, Tom melepaskan keseluruhan kain yang menutupi tubuhnya. Keduanya telah sama-sama terpampang polos.

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang