Hai makasih buat kalian yang masih setia sama cerita amatiran aku 😁😁
Selamat membaca 😘😘
Waktu tidak terasa telah melesat begitu cepat. Meninggalkan 360 hari dan melalui 8640 jam. Kini, gadis itu baru saja selesai mengikuti mata kuliah sore ini. Dengan terburu dia menuruni anak tangga. Bahkan saat ada sayup-sayup suara yang menyapa memanggil namanya pun Lin memilih abai saja. Dia mendadak menjadi gadis idaman para mahasiswa, terutama di fakultasnya. Kecantikan Lin berhasil menyita perhatian.
Lin buru-buru menuju parkiran Fakultas Ekonomi. Sekar sudah menunggu di sana. Lin dan Sekar satu kampus, yaitu salah satu Universitas negeri yang ada di Jakarta. Lin bahagia, baginya bisa menikmati kesempatan yang Tuhan berikan lagi kepadanya adalah hal yang paling beruntung untuknya.
"Ayo Lin kita ke rumah Ersya sekarang!" Sekar berseru semangat kala Lin sudah menemuinya.
"Tapi.., aku masih ragu kalau Ersya mau ketemu aku. Kamu kan tahu Sekar, Ersya itu ogah banget kuliah di luar negeri gara-gara nggak mau jauh-jauh sama kita. Tapi, setelah masalah itu Ersya berubah. Dia mendadak pindah gitu ajah kan?"
"Udahlah Lin, lo jangan bahasin masalah itu melulu. Kalau Ersya malah ngusir lo, gue yang akan hajar dia!"
"Ishh, kamu ini main hajar ajah."
Lin dan Sekar lalu sama-sama terkekeh. Mereka berdua setelah itu meluncur menggunakan motor yang Sekar kendarai.
Di tengah-tengah perjalanan, mereka berdua tidak henti melempar candaan. Lin beberapa kali tidak begitu mendengar Sekar bicara apa. Jelas saja, suara yang terucap bercampur riuh dengan suara kendaraan yang lalu lalang sore ini.
Setelah perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya mereka berdua sudah sampai di rumah Ersya. Rumah yang nampak megah nan mewah itu sudah Lin bersama Sekar masuki sekarang.
Setelah baru saja mereka sampai, Lin dan Sekar melihat kedatangan Prima. Ya, teman mereka yang satu itu tidak satu kampus dengan mereka. Meski berbeda tempat kuliah, tapi pertemanan mereka tidaklah renggang. Mereka selalu mencari celah untuk menghabiskan waktu bersama di antara waktu-waktu mereka sibuk dengan segala tugas dan kegiatan di kampus.
Bukan hal yang aneh bagi mereka bertiga untuk langsung masuk kamar Ersya. Rumah itu selalu sepi. Seperti yang sudah-sudah Lin rasakan ketika bermain ke rumah temannya itu. Wajar saja, orang tua Ersya punya kesibukan yang selalu mencekik waktu mereka. Itulah kenapa, dulu saat mereka masih SMA, ketiganya sering kali menginap di rumah Ersya. Itulah masa-masa yang paling Lin rindukan sampai sekarang.
"Ersya!!!" heboh Sekar dan Prima. Mereka langsung menimpuki kepala Ersya dengan telapak tangan mereka. Berkali-kali Ersya mengaduh tidak membuat ulah Sekar dan Prima berhenti.
Di ambang pintu kamar Ersya, Lin hanya bisa mematung. Rasanya aneh dia ikut gabung ikut mengisengi temannya itu.
"Lin sini! Ngapain lo berdiri doang di situ?" seru Prima. Dia aneh melihat Lin yang begitu canggung sekarang.
Lin mendapati tatapan Ersya yang masih dingin kepadanya. Lin semakin tidak enak hati dan canggung dengan kedatangannya sore ini.
"Pelukan kek, apa kek? Malah diem-dieman. Lo nggak kangen sama Lin, Sya?" celetuk Sekar. Kedua temannya itu malah hanya melempar kesunyian satu sama lain. Terkadang lucu, ketika dua orang yang bahkan bisa tidak ada jeda ketika saling bicara, tapi kini malah saling canggung hanya untuk mengucap satu kata.
"Gue kangen. Tapi kayaknya Lin engga deh," jawab Ersya. Sontak Lin tersenyum gara-gara ucapan Ersya barusan.
"Siapa bilang? Aku kangen kok sama kamu." balas Lin. Setelah itu, Sekar dan Prima mendekap Lin dan Ersya. Mereka berempat lalu saling berpelukan. Ya, tingkah mereka masih tidaklah berubah. Jika melepas rindu pastilah saling memeluk satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDEN (TOM&LIN) (SUDAH TERBIT)
Romance(Judul baru. Sebelumnya cerita ini berjudul Tom & Lin. Sekarang ganti jadi 'SUDDEN'" Romance story By Istyanah 17+ Follow dulu yuk sebelum baca😊 Nayara Deolinda. Umur 18 tahun, yatim piatu, ceria setiap saat, suka bermain dengan hujan, pandai memas...