Tiga Belas: Undesirable

687 40 34
                                    


Kiss the rain-Yiruma

Selamat Membaca 😊😊

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya
Biar aku semakin semangat update

I've never felt this way
To be so in love
To have somenone there
Yet feel so alone
Aren't you supposed to be
The one to wipe my tears
The one to say that you would never leave

-Kiss the rain-


Hujan yang semula turun begitu deras kini meninggalkan angin sore yang begitu dingin. Lin dan Tom sudah kembali ke rumah. Di dalam sebuah ruangan dengan lukisan yang terpajang di dinding, serta piano yang berjejer saling berdampingan adalah pemandangan yang Lin tatap sore ini. Tempat itu tidak lain adalah salah satu tempat favorit Tom ketika menghabiskan waktu sorenya yaitu ruangan musik.

Tom sudah duduk menghadap piano berwarna putih susu yang mengkilap itu. Jemarinya sudah tidak sabar menyentuh lihai tuts demi tuts piano. Lin berdiri di dekat Tuannya, hal demikian sudah menjadi kebiasan Lin ketika menemani Tuannya bermain piano.

Harmoni merdu mengalun setelah itu. Tom bermain sangat penuh perasaan. Jemarinya menari lembut di atas tuts piano. Kedua mata Lin menatap penuh bagaimana lelaki yang ada di dekatnya sekarang sedang bermain piano. Tuannya itu memang piawai sekali memainkannya, buliran bening menetes begitu saja tanpa Lin sadari. Entah apa maksud dari alunan musik itu. Tetapi sungguh sangat menyayat hati. Jemari Lin mengusap air matanya yang turun kecil membasahi pipi. Dia menyembunyikan tangisan kecil itu. Tidak ingin Tuannya tahu. Tetapi, sedetik kemudian air mata itu raib dan berganti menjadi sebuah senyuman indah yang terbit di wajah gadis itu.

Tom menoleh sekilas, ia menatap gadis yang ada di dekatnya sekarang. Jemari Tom masih bergerak lincah, tetapi kedua matanya lebih lincah lagi mengamati bagaimana wajah gadis itu yang kini sedang menunjukkan senyuman lembut ke arahnya. Bagi Tom, ruangan musiknya berubah menjadi ruangan penuh dengan kabut kebahagiaan. Di satu sisi, hatinya selalu bahagia setiap bermain piano dan di satu sisi lagi dirinya begitu lebih bahagia karena gadis itu yang kini tersenyum lembut ke arahnya. Bagaimana dirinya tidak semakin menggila dengan gadis itu? Lin selalu saja membuatnya dihantam ritme detak jantung yang tidak beraturan.

Kiss the rain-Yiruma. Lagu itu yang sedang Tom mainkan sekarang, lagu tersebut sarat akan makna tentang cinta namun menyedihkan.

Tom menghentikan permainan pianonya. Dari kaca jendela, terlihat sangat jelas air hujan yang tempias sampai ke kaca jendela ruangan itu. Langit yang mendung kini semakin menggelap. Seakan semburat cahaya jingga sore ini pun terhalang oleh pekatnya langit yang sepertinya akan menurunkan hujannya kembali.

Lin mematung sejenak. Tuannya kini malah menatapnya lekat. Lin menundukan kepalanya. Dirinya menjadi salah tingkah, kedua mata Tom terlalu serius menyoroti. "Kamu kesini!" perintah Tom tegas. Mendengar hal itu, Lin mengangkat kepalanya dan dia berjalan terpatah mendekati Tuannya.

"Duduk," kata Tom singkat dan Lin langsung terduduk. Perasaan canggung kini berkelebat hebat mengitari diri gadis itu. Lin tidak tahu apa yang akan Tuannya lakukan sekarang.

Tom dan Lin sudah duduk saling bersisihan. Lengan mereka bahkan saling menempel karena jarak yang begitu tipis diantara mereka.

"Kamu mau main piano?" tanya Tom. Suara itu sangatlah lembut, Lin menoleh menatap wajah lelaki itu. Lin tidak tahu harus jawab iya atau tidak. Tetapi dirinya penasaran ingin tahu rasanya bermain piano itu seperti apa.

Lin mengangguk mantap memberikan jawabannya. Tom tersenyum tanggung melihat anggukan itu. Lalu kedua tangan Tom meraih telapak tangan Lin dan meletakkan jemari gadis itu agar menyentuh tuts piano. Tom memimpin pergerakan jemari Lin. Menyentuhkan jemari Lin ke atas tuts Piano dengan asal namun menghasilkan alunan musik yang tidak berantakan juga, masih asyik di dengar kedua telinga.

SUDDEN (TOM&LIN)  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang