Hai apa kabar kalian? Aku rajin update nih, insyaallah aku bakalan cepet kelarin cerita ini hehe
Jadi, selamat menikmati part ini 😊😊
Tiga bulan sudah berlalu. Hari ini adalah hari Sabtu, tepatnya di minggu kedua bulan Maret. Beberapa jam yang lalu, Lin baru saja selesai menemani Tom melukis di halaman belakang rumah. Setelah itu, di lanjut dengan melihat sunset dari balkon kamar Tom. Namun, di saat keduanya sedang asyik menikmati suasana yang romantis seraya di temani cahaya jingga yang berhamburan di langit sore, Tom tiba-tiba harus pergi ke suatu tempat. Kata Tom kepada Lin, dia harus menuju Sweet Naray Restaurant. Restoran milik Tom yang di wariskan Ayahnya untuknya.
Hari sudah malam. Lin kini sudah berada di dalam kamarnya. Perasaannya seketika di buat kacau jika ingat kemarahan Ersya saat itu. Sampai sekarang, tidak ada lagi kabar dari temannya. Saat Lin mencoba menghubungi dengan susah payah mencari sinyal di sekitaran rumah itu, ternyata nihil. Lin tidak dapat jawaban apa-apa. Ersya sepertinya terlalu kecewa kepadanya. Lin tahu dan paham kenapa bisa demikian. Tapi, memperbaiki pertemanan mereka seharusnya bukanlah hal yang salah bukan?
Lin membuang napas panjang. Dia lalu kini beralih menjadi tersenyum. Apa lagi jika bukan karena ingat banyak hal manis yang Tom lakukan untuknya. Lin rindu Tom. Padahal baru beberapa jam saja dia tidak bertatap muka dengan lelaki itu.
Setelah di rasa malam semakin larut, Lin berusaha dengan susah payah agar dirinya tertidur. Gadis itu meraih bantal guling yang ada di sampingnya, lalu memeluknya erat. Setelah itu, dengan cepat Lin menelusuri alam mimpi.
------
Hei pelayan kecil. Cepat bangun!
Gadisku!! Bangun cepat! Sangat menggelikan memanggil kamu seperti itu. Hei Lin cepat bangun!
Lin menutupi telinganya dengan bantal guling. Dia memang rindu Tom. Tapi, kenapa suara itu malah mengganggu tidurnya? Lin kesal jika mendengar suara menggelegar itu. Apalgi jika harus berkumandang tidak tahu waktu.
Lin! Jangan membuat saya lama menunggu. Cepat ke kamar saya sekarang!!
"Ish, mengganggu!!" gerutu Lin kesal.
"Kenapa sih nggak bisa bangunin orang dengan cara yang manis! Kenapa harus tidak sabaran seperti itu. Dasar Tom!!"
Lin bergerutu tiada henti. Kedua matanya masih ingin lanjut terpejam. Tapi, suara Tom berkali-kali memaksanya untuk cepat terbangun. Tidak ada bedanya dulu dan sekarang memang lelaki itu. Mungkin, sifat tidak sabaran sudah menjadi watak yang mendarah daging dalam diri Tom.
Lin menuju kamar Tom dengan malas. Gadis itu berkali-kali mengucek kedua matanya dan tidak henti mengeluarkan uapannya. Jujur Lin masihlah sangat mengantuk. Entah, tepatnya sudah pukul berapa sekarang. Tapi sepertinya, sudah akan menjelang pagi.
Lin membuka pintu kamar Tom. Namun, setelah terbuka ternyata sangat gelap gulita. Membuat Lin kesulitan menatap Tom. Entah dimana lelaki itu, kenapa hanya gelap yang Lin tatap sekarang?
"Tu-tuan dimana? Kenapa gelap sekali?"
Ucap Lin bertanya-tanya. Tangan kanan dan kirinya berusaha meraba tembok mencari saklar untuk menyalakan lampu kamar.
"Ehhh,," Lin terkejut. Dia tiba-tiba saja merasakan ada sepasang tangan kekar yang sedang memeluknya dari belakang. Lin tidak tahu siapa orang itu. Tapi sepertinya itu Tom.
"Kenapa kamu lama sekali gadisku?" ucap Tom berbisik lembut di telinga Lin.
"Tu-an membuat saya kaget!" kesal Lin, lalu dia berbalik badan. Setelah itu, lampu kamar Tom menyala. Lin menatap tidak percaya. Dan kali ini, Tom berhasil membuatnya terkejut kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDEN (TOM&LIN) (SUDAH TERBIT)
Romance(Judul baru. Sebelumnya cerita ini berjudul Tom & Lin. Sekarang ganti jadi 'SUDDEN'" Romance story By Istyanah 17+ Follow dulu yuk sebelum baca😊 Nayara Deolinda. Umur 18 tahun, yatim piatu, ceria setiap saat, suka bermain dengan hujan, pandai memas...