5. Saturday

63.1K 1.9K 11
                                    

Disinilah Qila berada di sebuah gedung yang bertuliskan dance center bersama para sahabatnya dengan tujuan latihan dance. Gadis itu sengaja menyewa gedung ini untuk latihannya selama kurang lebih tiga minggu untuk perlombaan nya yang diadakan 4 minggu lagi.

"Ini posisinya gimana?" tanya Qila, karna dia tidak tau apa-apa tentang dance.

"Kayak gini aja, karna kita cuma ber empat." Riska.

Selama kurang lebih hampir 3 jam. Akhirnya mereka mengakhiri latihan dasarnya. Lelah? Capek? Banyak keringat? Telah mereka rasakan kali ini. 3 jam berlalu baru saja menyelesaikan seperempat lagu.

Astaga, ternyata dance secapek ini. Pastinya ia nanti setelah pulang akan langsung tidur saja tanpa memperdulikan suaminya, fikir Qila.

"Capek banget astaga."

"Gila, ternyata secapek ini."

"Latihannya lama banget, tampilnya nggak ada 10 menit." Gerutu Qila.

"Ngeluh mulu kalian berdua, mending kita ganti baju terus makan." Kata Riska.

"Yaudah yok."

🐇🐇🐇

Bersendau-gurau bersama para sahabatnya sangatlah asik, cacian dan makian terus saja keluar dari mulut-mulut para sahabatnya. Tak ada istilah tersinggung disini. Yang ada adalah persahabatan yang saling mencaci maki.

Seperti inilah suasana di apartement Alvaro, perginya Qila dari tadi siang pukul 2 membuatnya menanggung kesepian di apartement. Maka dari itu ia terpaksa memanggil para sahabatnya ke apartemennya. Sudah hampir satu bulan tak berkumpul seperti ini, apalagi setelah Alvaro dan Devan menikah. Kenzo dan Kenzie juga kesepian karna tak ada makanan gratis.

"Main ps kuy, ngobrol mulut dari tadi nggak selesai-selesai." Ajak Alvaro, memang sedari tadi mereka berempat hanya mengobrol di selingi candaan dengan makanan yang sudah disediakan sang pemilik.

"Kuy kuy, udah lama banget gue nggak main ps."

"Halah, yang kalah kali ini harus traktir."

Mendengar penuturan Alvaro membuat dua kembar gila tersebut cengingisan.

"Ngapain kalian berdua cengingisan kek gitu?"

"Halah paling nggak ada uang mereka mah, udah basi." Ucap Devan kesal.

"Hahaha, tau aja lo Van." Kenzie sambil memeluk pundak laki-laki tersebut.

🐇🐇🐇

Sedangkan Qeyla berada di rumah mama nya, untuk melihat baju yang hampir selesai di jahit. Karna, baju pertama yang dijahit adalah milik Qila dan Qeyla. Sedangkan untuk yang lainnya? Entahlah, biar itu menjadi urusan desaigner yang menjadi rekan kerja Aska. Bukan Desaigner yang menjahit nya ya, tapi para pekerja nya. Walaupun begitu sama saja kan.

Tiga hari lagi pernikahan akan segera dilangsungkan, jelas-jelas waktu yang sangat singkat bukan. Kalau sampai desaigner itu tak bisa menyelesaikan nya, maka ia tak tau apa yang akan dilakukan Aska untuk membuat desaigner dan yang lainnya ketakutan.

"Baju Qeyla kebesaran ma." Adu nya.

"Masih kebesaran juga? Makanya kalau makan yang banyak."

Gadis tersebut memutar bola matanya malas "Dari dulu emang segini kali ma, nggak berubah." Katanya.

"Iye iye. Yaudah taro sini aja biar ntar di ambil bibi." Suruh mamanya.

"Sini deh mama mau bicara sama kamu."

Qeyla pun curiga dengan mama nya, pasti sesuatu yang aneh akan dibicarakan Eka.

"Kamu gimana sama Devan?"

LOVE ACTUALLY Part 2 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang