23. Pacar atau mantan?

53.1K 1.9K 137
                                    

Bandara Soekarno-Hatta, disinilah Alvaro dan Qila berada. Di ruang tunggu bandara, menunggu Devan dan Qeyla sedangkan semua keluarga tengah sibuk dan tidak bisa mengantar mereka sampai ke sini.

"Mohon perhatian pesawat menuju Jerman akan segera take off, mohon untuk penumpang segera naik ke pesawat."

"Kita ke pesawat aja yuk sekarang, mungkin mereka nggak jadi dateng." Ujar Alvaro.

Qila mengangguk menyetujuinya lagian ia ingin segera sampai ke Jerman.

"Qila." Panggil seseorang yang suaranya sangat familiar.

Qila dan Alvaro menoleh lalu mendapati Devan dan Qeyla lalu siapa gadis disamping mereka?

"Lo belum jelasin ke gue." Kata Qeyla singkat.

Qila menggeleng "Gue juga mendadak." Ujarnya.

Alvaro dan Qila saling berpandangan lalu menatap Qeyla "Kita ke pesawat dulu-." Kata Alvaro terpotong karena ponselnya yang berbunyi.

"Mama?" Gumam Alvaro.

"Halo ma."

"...."

"Tapi ma, Alvaro kan mau ke Jerman."

"..."

"Alvaro nggak bisa ma."

"..."

Tut tut

Alvaro meraup wajahnya frustasi saat telfon di matikan sepihak oleh mama nya.

"Kenapa Al?" Tanya Qila yang heran.

Alvaro tak tau harus menjawab apa, mana mungkin ia membatalkan pemberangkatannya. Bagaimana dengan istrinya?

"Papa dirumah sakit, penyakit jantungnya kambuh." Ujar Alvaro.

Apa-apaan ini? Bagaimana bisa seperti ini?

"Mama panik dan adek aku studybanding di Jogja." Tambahnya.

Qila seketika bingung harus bagaimana, mana mungkin ia membatalkan pemberangkatan ke Jerman. Feli dan yang lainnya sudah menunggu.

Alvaro menatap Qila merasa bersalah "Maaf." Ujarnya.

Qila menggeleng dengan pandangan kosong "Kamu ke rumah sakit aja jagain papa kamu, kasian mama kamu Al. Biar aku ke Jerman sendiri." Jelasnya.

Alvaro kaget mendengarkan ucapan istrinya itu mana mungkin ia meninggalkan istrinya sendirian.

"Lo bisa kan ngundur pemberangkatannya Qil?" Tanya Qeyla.

Qila menggeleng lemah "Gue nggak bisa, ada hal penting yang harus gue selesain." katanya.

Alvaro bingung, apa yang harus di lakukannya? Seandainya ia bisa membelah tubuhnya, pasti Alvaro sudah bersama istri dan mama nya.

Qeyla tidak mengerti sama sekali masalah ini "Lo bisa undur besok Qil." Ujarnya lagi.

"Gue nggak bisa Qeyla!!" Bentak Qila.

Qeyla dan Devan saling berpandangan "Gue akan nemenin lo, biar Alvaro nemenin nyokapnya di rumah sakit." Kata Qeyla.

Devan? Bagaimana dengan nya? Ia juga harus ikut dengan istrinya.

LOVE ACTUALLY Part 2 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang