9. Bersama (2)

61.7K 2.1K 64
                                    

Alvaro perlahan mengerjapkan kedua matanya tatkala merasakan silau cahaya yang memasuki sela-sela kamar. Perlahan mata nya terbuka dan meraih ponsel yang ada di atas nakas, disamping ranjang nya.

Sudah pukul 7 pagi, pantas saja sinar matahari sudah menyeruak masuk ke sela-sela fentilasi kamar yang bernuansa biru laut.

Detik berikutnya Alvaro memutar tubuhnya untuk melihat sosok istrinya yang masih tertidur lelap disampingnya. Senyumnya tiba-tiba mengembang melihat wajah damai milik istrinya, bukan istrinya yang nakal dan bukan istrinya yang pemarah yang terlihat adalah keluguan wajahnya saat yang sangat berbeda apabila ia membuka matanya.

Perlahan Qila mengerjapkan matanya, saat tangan Alvaro mengelus lembut pipi nya. "Bangun sayang, udah pagi." Kata Alvaro.

"Enggh, masih ngantuk." Lenguh Qila yang masih menutup matanya.

Alvaro mengecup dahi istrinya gemas tatkala Qila merapatkan diri kedalam dada bidang nya dan masih setia memejamkan mata.

"Bangun sayang, kita harus kembali ke Jakarta pagi ini. Yang lain pasti udah siap-siap."

Qila sedikit mengangkat kepalanya lalu mendongak ke arah suaminya yang setia menatap nya. "Jam berapa?" Ujar Qila dengan suara serak khas bangun tidur.

"Jam tujuh." Jawab Alvaro tersenyum dan mengeratkan pelukannya di tubuh istrinya.

Pelukan Alvaro sangat kencang di tubuhnya membuatnya susah untuk bernafas "Susah nafas Al, ih."

Alvaro tersenyum saat mendengar suara istrinya yang kesusahan bernafas. Tak meregangkan pelukannya ia malahan semakin mengeratkan pelukannya.

"Al." Ujar Qila kesal, ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meregangkan pelukan suaminya tapi hasilnya nihil.

Alvaro terus saja tersenyum mendengar suara istrinya dan berontakannya agar ia melepaskan pelukannya.

Tak lama ia pun melepaskan pelukan nya di tubuh istrinya, membuat istrinya bisa bernafas lega.

"Dasar, mau jadi duda kamu?" Kesal Qila.

Alvaro mengecup bibir Qila sejenak saat gadis tersebut bicara seenaknya. Qila di buat kaget mendapat serangan dadakan dari suaminya.

Mata nya terkunci oleh mata Alvaro yang terus saja menatapnya dengan senyum khas bangun tidurnya "Mandi yuk."

Seketika Qila kesal mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya "Dasar mesum."

Alvaro terkekeh mendengar kekesalan istrinya tersebut membuatnya tak tahan ingin menidurinya lagi. Ia di Bandung dan tinggal bersama keluarga nya pastinya ia tak bisa seenaknya melakukan hal tersebut. Dan tadi malam mereka sampai pulang jam 1 malam akibat keasikan berkumpul dengan teman-teman Qeyla. Dan tidur jam 2 malam.

Alvaro menindih tubuh Qila dengan senyuman yang terus terpancar di wajahnya, laki-laki tersebut berniat untuk menggoda istrinya yang sedang kesal dengannya.

"Alvaro jangan macem-macem deh." Ujar Qila ketakutan.

Alvaro menahan tawanya tatkala melihat wajah istrinya yang dipertuan ketakutan "Nggak macam-macem sayang, cuma satu macem."

"Gimana kalau kita seneng-seneng dulu diranjang." Ujar Alvaro dengan senyum jail.

"No Al, nggak-nggak." Tolak Qila.

Alvaro semakin ingin menggoda istrinya, karna ketika Qila ketakutan ia sangat lucu"Ayo-." Ujar nya terpotong saat mendengar ketukan dari luar pintu.

Sial, batin Alvaro. Ia harus menghentikan aktivitas menggoda istrinya yang sedang sangat lucu.

Dengan segera Alvaro membuka pintu kamarnya, dan terlihat seorang wanita paruh baya yang berada di depan pintu kamarnya "Kita berangkat ke Jakarta pagi ini ya jam 10, kamu siap-siap dulu." Ujar Wanita paruh baya yang masih terlihat muda tak lain tak bukan adalah Eka-- mama Qila.

LOVE ACTUALLY Part 2 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang