19. Keisya

79.5K 2.1K 144
                                    

Qila menatap langit-langit kamarnya dengan berbaring di ranjang. Menatap kosong, dengan pikiran yang sulit di artikan. Fikiran demi fikiran yang terjadi satu hari yang lalu dimana Alvaro berhasil menembus pertahanannya kemarin. Dimana ia tiba-tiba marah dan menatapnya dingin membuat mentalnya menciut seketika dan tak berani melawannya sama sekali.

Alvaro yang tiba-tiba mendatanginya dan meninggalkan acara yang telah direncanakan nya selama sebulan. Hingga ia sibuk hanya karna acara tersebut dan ia malah meninggalkannya begitu saja? Tanpa memberikan alasan kepada nya?

Hari masih siang, Alvaro masih belum pulang dari sekolah. Ia hari ini tidak berangkat karna tubuhnya yang benar-benar remuk akibat ulah suaminya kemarin.

Dan tiba-tiba ia mengingat sebuah sepatu yang dijanjikan suaminya satu minggu yang lalu. Ia ingin sekali membeli sepatu itu, sangat ingin. Tapi? Alvaro tak kunjung memberikan sepatu itu untuknya, padahal ia telah memenangkan lomba dance tersebut. Ia tak tau sebelumnya alasan kalau ia bisa memenangkan perlombaan itu dan akhirnya Riska lah yang memberitahu alasan yang sangat aneh. Apa memenangkan perlombaan dance bisa dengan wajah yang cantik dan tubuh yang indah? Sungguh aneh bukan--fikir Qila.

Qila sungguh merasa bosan di apartement sendirian kapan suaminya itu pulang? Ia benci dengan kesendirian. Benar-benar benci. Ia tak ingin memikirkan masa kelamnya dulu yang di tindas oleh semua orang karna kecantikannya dan masalah yang membuatnya menjadi gadis yang tertutup dan cuek.

Dan ahh- dia mengingat Riski, laki-laki satu-satu nya yang menjadi sahabatnya pertama kali saat ia menginjak masa SMA. Masa SMA? Hufftt... Cukup berkesan baginya. Dan lebih baik daripada masa SMP nya yang sama sekali ia tak punya teman disekolah tapi punya sahabat jika berada dirumah.

Masa SMP? itulah sebab dari seorang Qila kenapa ia selalu cuek sama orang yang tidak dikenalnya. Qila dulu adalah gadis yang ceria dan suka membantu sesama. Tapi, telah berubah karna masa SMP. Masa yang sangat kelam untuk di ceritakan nya.

Huffttt, andai kejadian itu nggak terjadi--fikir Qila.

"Hai sayang." Panggil seorang laki-laki yang suaranya tak asing untuknya lagi.

Ia tersentak "Eh-." Reflek Qila.

Mengapa ia sampai-sampai tak sadar jika suaminya telah pulang? Berapa lama ia melamun hingga laki-laki itu telah ada disini?

Alvaro mengerutkan dahinya "Kenapa sayang? Kamu ngelamun ya?" Tanya Alvaro.

"Nggak kok, cuma bosen aja."

Alvaro tak puas dengan jawaban istrinya, jelas-jelas ia melamun tadi sampai-sampai tak mendengar dengan kedatangannya. "Huftt... Jangan boong." Kata Alvaro sembari duduk di tepi ranjang.

Qila membalas tatapan suaminya, ia tersenyum tipis tak menjawab ucapan Alvaro, membuat Alvaro mencebikkan bibirnya.

"Ya udah, aku mau mandi dulu capek." Ujar Alvaro.

Qila hanya menatap suaminya yang lenyap karena pintu kamar mandi. Ia tak tau kenapa dengan dirinya? Tiba-tiba saja ia sedang tidak mood. Apa yang menyebabkan ini? Ia tak mau mengingat masa kelam ia, ia sudah memutuskan untuk melupakannya. Sudah cukup.

Qila menghela nafas beratnya, tak lama Alvaro keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya saja memperlihatkan perut sixpack nya. Qila terbiasa dengan kebiasaan suami nya yang setiap keluar kamar mandi selalu begitu.

Alvaro tampak menatap Qila dengan cemas, ia tak tau apa yang terjadi. Kenapa istrinya ini? Alvaro berniat menghampiri istrinya yang masih berbaring di ranjang dengan kepala di senderkan di kepala ranjang dengan memainkan ponsel.

LOVE ACTUALLY Part 2 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang