20. Firasat

66K 2K 98
                                    

Keesokan harinya

Alvaro masih setia berada di sekolah, padahal bel pulang telah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Bukan karena ia menunggu Qila tapi karna ia menunggu anggota osis lainnya. Dan Devan? Lagi-lagi ia meninggalkannya begitu saja.

Setelah menyelesaikan acara peringatan hari Guru dua hari yang lalu, anggota osis akan melanjutkan agenda nya yaitu serah terima jabatan. Yang artinya masa jabatan Alvaro telah terselesaikan. Maka dari itu ia kembali melaksanakan acara rapat.

"Al, bengong aja lo." Ujar sekretaris Alvaro --Vivi.

Seketika lamunan Alvaro terhenti "Gue nggak bengong." Jawabnya.

Vivi tak percaya dengan ucapan ketos didepannya ini "Lo mikirin cewek lo?" Tanya Vivi.

Alvaro menggeleng "Bukan, gue cuma kepikiran aja kalau empat bulan lagi harus lulus."

Vivi mengangguk paham "Seharusnya lo kepikiran masa jabatan lo dong satu minggu lagi udah mau selesai." Ujar Vivi.

"Masa jabatan gue? Iya sih gue juga mikirin itu. Karna selama ini gue banyak ngelakuin kesalahan selama menjadi ketua osis."

Vivi menepuk pundak Alvaro pelan "Nggak kok, gue tau lo ketua osis yang paling disiplin dan terbaik." Vivi tersenyum.

Alvaro hanya tersenyum tipis menanggapinya. "Gimana udah pada kumpul semua?" Tanya Alvaro.

"Em-- Devan. Iya Devan nggak ada."

Alvaro paham dan mengangguk "Ya udah mulai aja rapatnya. Devan nggak akan ikut rapat."

Sungguh melepaskan jabatan sangatlah sulit untuk Alvaro, karena menjadi ketua osis di sekolah Lentera ini sangat berkesan untuk nya. Sangat-sangat berkesan.

🐇🐇🐇

Berbeda dengan Qila, gadis itu memilih untuk pergi ke Mall bersama sahabatnya. Karna ia rindu bisa nongkrong-nongkrong bersama mereka. Sangat menyenangkan rasanya.

Berjalan berempat dengan senyuman yang terpancar di wajah mereka, kecuali Qila ia hanya menggunakan wajah datarnya.

"Clarissa." Panggil seseorang.

Qila pun menoleh penasaran siapa yang memanggilnya Clarissa, mendapati seorang gadis yang seumuran dengannya. Ia menyipitkan matanya untuk melihat wajah gadis itu dengan jelas.

"Lo tau dia siapa Qil?" Tanya Riska, Qila menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak tau.

Gadis itu menghampiri Qila dan para sahabatnya "Are you Ica right? Yes or no?" Tanya nya.

Siapa gadis ini, sepertinya ia tak asing dengan wajah nya.

"I'm Feli. Felicia Frederica Marcelino."

Deg!

Sontak Qila membulatkan matanya, bukan Qila saja tapi para sahabatnya. Marcelino? Marga orang terkaya se eropa nomor 1, Marga yang memiliki kekayaan hampir sama seperti keluarga Adelson.

"Feli?"

Seketika mata nya memanas, mengingat semuanya. Memori masa lalu kembali memutari otaknya.

"Are you okey?"  Tanya Feli. Sebab gadis itu lah yang tau bagaimana masa lalu Qila.

Mata Qila masih menatap lurus kedepan, ternyata inilah jawabannya kenapa ia kemarin memikirkan masa lalu nya lagi. Dan ini jawabannya -- arggh.

Para sahabat Qila tak mengerti dengan perubahan Qila secara tiba-tiba setelah melihat Feli. Ada apa ini? Batin para sahabatnya.

Qila menghembuskan nafasnya berat, ini sudah takdir ia kembali bertemu dengan gadis didepannya ini.

LOVE ACTUALLY Part 2 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang