32. Mengiklaskan

54K 1.8K 175
                                    

Satu Minggu kemudian

Kehilangan pernah dialami siapa saja, entah kehilangan orang yang dekat dengan kita ataupun jauh dengan kita.

Kehilangan, satu kata yang membuat orang-orang merasa kurang tanpa ada kehadiran nya.

Apalagi jika seseorang tersebut menjadi orang yang sangat berharga dalam hidup nya. Serta kita membutuhkan nya.

Sama seperti Alvaro, yang masih meratapi takdirnya. Takdir yang begitu pahit yang menimpanya dengan cepat. Takdir yang mengubah 180 derajat hidupnya. Tak ada Alvaro yang tegas, tak ada Alvaro yang kuat dan juga tak ada Alvaro yang tersenyum. Semua nya hambar, sama seperti hati nya yang kosong.

Alvaro hanya diam melamun, duduk di ranjang dengan membawa bingkai foto seorang wanita yang telah hadir di hidupnya. Seorang wanita yang begitu di cintai nya.

Beginilah kondisi nya, seperti mayat hidup. Tak punya tenaga dan juga wajah yang terlihat sangat pucat.

Alvaro, pria tampan yang dulu nya memiliki tubuh tegap dan di sukai banyak wanita. Sekarang telah berubah, badannya tak setegap dulu saat masih bersama kekasih nya. Berat badan nya pun telah turun 5kg.

Mama, Papa dan adik Alvaro terus saja khawatir dengan kondisi nya. Pasalnya sudah satu Minggu kejadian itu berlalu. Tapi Alvaro ? Masih tetap sama. Diam tanpa ingin berbicara dengan orang lain dan terus mengharapkan kehadiran dari istri nya.

Tok tok tok

"Al, makan dulu." Suruh wanita paruh baya dari luar kamar Alvaro.

Diam? Hening? Dan masih sama. Alvaro tak menggubrisnya perkataan mama nya yang selalu meminta nya untuk makan.

Ceklekk

Mama Alvaro mendekati anak nya dengan perlahan, menatap iba anak nya yang begitu rapuh akibat kepergian istri nya.

"Sayang, makan yuk." suruh nya.

Lagi? Alvaro hanya diam saja masih setia memandang bingkai foto yang ada di depan nya.

Mirna menghembuskan nafasnya berat, air mata nya tak bisa di bendung lagi. Mirna selalu meneteskan air mata nya jika berbicara dengan Alvaro. Tapi Alvaro yang masih diam tanpa menjawab nya.

Mirna mengusap pelan puncak kepala Alvaro "Sayang, dengerin mama." Mirna menatap mata Alvaro "Tatap mata mama." Ujar nya.

Alvaro diam, tapi menuruti perkataan mama nya.

"Sayang, mama kan udah bilang sama kamu. Jangan terlalu larut dalam kesedihan. Nanti kasian Qila nya nggak bahagia di sana."

"Ma, Qila belum meninggal dia masih hidup."

Mirna menggeleng "Al, kamu harus terima ini semua. Ini udah takdir dari Tuhan."

"Qila masih hidup ma, dia masih hidup." Alvaro menaikkan suaranya satu oktaf dan berbicara tanpa melihat ke arah Mirna.

"Sayang, kalau sampai sekarang kamu masih beranggapan Qila masih ada. Semakin kamu terus beranggapan seperti itu semakin kamu sakit hati nanti nya, kalau kenyataan nya Qila udah pergi."

"Jangan berangan-angan kalau dia masih ada, semakin kamu berangan-angan tinggi semakin kamu jatuh nanti nya." Ujar Mirna.

Alvaro diam saja. Diam seribu bahasa.

"Sekarang makan yuk, ada seseorang yang mau ketemu kamu di luar." Suruh Mirna.

Alvaro lagi-lagi menggeleng, seperti biasa nya ia tak mau di temui oleh siapa pun.

Mirna mengangguk dan memahami kondisi anak nya yang masih sama seperti 7 hari yang lalu.

🐇🐇🐇

LOVE ACTUALLY Part 2 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang