Setelah dokter mengatakan bahwa keadaan Jin membaik akhirnya namja itu diperbolehkan pulang. Tentu saja semua terlihat senang, walaupun belum boleh kembali bekerja namja itu justru sangat senang bisa keluar dari ruang serba putih itu.
"Bisa gila diriku kalau saja masih berada di tempat itu hingga berbulan-bulan!!" ucap Jin menggebu-gebu. Jennie dan beberapa orang disekitarnya tertawa.
"Kau memang sudah gila, apakah kau tak tau itu?" ledek Irene yang berada di sebelahnya. Jin hanya mengerucutkan bibirnya, tak terima apa yang dikatakan kekasihnya itu.
"She's just kidding oppa. Jangan anggap serius begitu," ucap Jennie saat melihat oppanya yang nampak pura-pura marah itu.
"Apa yang dikatakan Irene noona benar kok. Emang hyung pernah waras? Menyukai yeoja lain padahal tau kalau hatinya masih dimiliki." Semuanya terdiam menatap namja yang sedang menyetir itu. Itu candaan atau bukan sih? Menyakitkan sekali.
Jin merutuki Suga didalam hatinya, kalau saja dia tidak sedang menyetir mungkin saja sudah dijambak rambutnya itu. Jin lalu menatap Irene yang juga menatapnya.
"Kau menyukai siapa?" Jin diam memikirkan alasan-alasan yang cocok. Terlintas wajah Jisoo dipikirannya.
Aku mencintaimu, Kim Jisoo.
Memang benar, Jin tidak pernah berbohong dengan perkataannya. Walaupun sekarang sudah ada Irene disisinya. Tetap saja perasaannya masih terlalu abu-abu.
Sebenarnya aku mencintai siapa?
✨ CONFUSION ✨
"Apakah kau merindukan rumah sakit, hyung?" tanya Tae saat dirinya melihat Namjoon membawakannya air.
Saat ini Tae sedang berkunjung kerumah Namjoon. Hanya ingin katanya, mengisi jadwalnya yang kosong juga. Sama seperti Jin, Namjoon pun sudah diperbolehkan pulang. Bedanya Namjoon sudah 2 minggu berada dirumah.
"Tentu saja tidak. Tapi aku merindukan seseorang yang masih berada disana. Apakah kau juga?" Namjoon mempersilakan Tae untuk meminum airnya. Tae hanya menghembuskan nafas saat mendengarkan penuturan Namjoon.
"Aku masih sering berdoa kok. Hyung tenang saja! Mungkin Jisoo akan sadar secepatnya. Karena banyak orang yang menyayangi dirinya." Namjoon tersenyum melihat Tae yang tulus mengatakan itu. Dia sangat senang saat yeoja yang sudah dianggap adiknya itu sangat beruntung. Dia memiliki Taehyung, yang sangat mencintai dirinya sedari awal perjumpaan.
"Termasuk dirimu juga kan?" Tae tersedak mendengar ucapan Namjoon yang mengganggu acara minumnya itu. Tatapan tajam dihadiahkan untuk ucapan Namjoon itu. Justru tatapan itu membuat namja pintar tertawa sehingga menampilkan kedua dimplenya itu.
"Sungguh yang kau katakan tak ada lucunya hyung. Kau membuatku tersedak. Bagaimana kalau aku mati nanti? Kim Taehyung seorang Idol terkenal meninggal dikarenakan tersedak saat meminum teh. Apakah itu konyol hyung? Bahkan membayangkan itu membuatku ingin terbahak sekarang juga. Hahaha!!!!" ucapnya penuh kekesalan. Bahkan tertawanya itu adalah sebuah kepalsuan.
"Biarkan saja! Supaya saat Jisoo sadar nanti dirinya akan menikahiku. Wlee!!" Namjoon memeletkan lidahnya berniat menggoda Taehyung. Tentu saja ucapannya itu 100% candaan. Hal itu membuat Taehyung kesal dan berniat mencekik leher namja itu.
"HYUNG!!!!!" Taehyung berdiri bersiap mengambil langkah untuk melakukan niatnya barusan, mencekik Namjoon. Awalnya Namjoon curiga memandang namja itu mendekatinya dengan otak yang kecerdasannya diatas rata-rata Namjoon pun melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFUSION ✔
FanfictionKalau kalian jadi Jisoo akan memilih siapa? Kim Taehyung, idol super keren. Atau Kim Seokjin, pilot super menarik? Jadi, jangan salahkan Jisoo jika dia merasa kebingungan dengan dua pria yang tampan bak dewa itu. Tapi, hidup adalah pilihan dan pad...