25. MEET AGAIN

311 26 44
                                    

Taehyung mengusap wajahnya gusar, subuh ini dia langsung tancap gas menuju rumah sakit karena ditelepon Jimin. Dirinya benar-benar risau sekarang.

"Dia namja chingu ku tentu aku membantunya."

Mengingat kejadian interogasi semalam juga membuat dirinya pusing. Untuk apa yeoja membantu namjanya yg jelas - jelas berbuat kejahatan?

"Aku tak mengenal Jisoo eonnie, tapi kata Jey Key, aku harus membantu nya. Apa itu sebuah masalah?"

Taehyung mengendarai mobilnya sendiri, karena di jam seperti ini dirinya tak ingin merepotkan para pekerja.

"Yeoja pabo! Kalau aku jadi dirinya, aku akan meminta putus saja! Sudah jelas itu salah mengapa juga dilakukan? Apakah dia kena pelet? Ommo! Apakah di Korea ini ada hal semacam itu?"

Taehyung melihat jam yg terpasang di tangan kirinya, masih menunjukkan pukul 03.20. Namja itu menghidupkan radio untuk mendengar musik.

"Aku mencintai dia dan tentu saja dia mencintaiku. Walaupun masih ada Jisoo eonnie dihatinya. Aku tak perduli seberapa banyak yeoja yang mendekati dirinya. Asalkan Jey Key selalu menjadi milikku, bersamaku dan tak pergi dariku. Aku akan tetap jadi miliknya, selama itu."

Taehyung menghembuskan nafasnya gusar dan memberhentikan mobilnya sejenak saat lampu merah.

"Lalisa Manoban, entah apa yg dilakukan Jeon Jungkook sehingga membuat yeoja itu jadi seperti ini. Menyedihkan, yeoja pabo namja gila. Benar-benar memusingkan pikiran!"

CONFUSION ✨

"Apa yang terjadi?" tanya Jennie kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan Jin. Sudah 5 jam yeoja ini menunggu dan akhirnya dokter pun keluar.

Suga yang mendengar keributan pun terbangun dari tidurnya. Semenjak kejadian dia mendekati Jennie, namja itu jadi dekat dengannya. Suga menghampiri dua orang itu.

"Bisa kita bicarakan di ruangan saya?" Jennie mengajak Suga agar ikut bersamanya keruangan dokter itu. Yeoja itu tak bisa menahan air matanya.

"Jangan menangis Jennie, aku ada disini. Bersamamu." ucap Suga menggenggam tangannya.

Kedua orang itu masuk dan dipersilahkan duduk oleh seorang dokter cantik bernama Nayeon.

"Maafkan saya keadaan pasien bernama Jin, semakin memburuk. Namja itu kehilangan banyak darah, dia harus secepatnya mendapatkan pendonor. Kalau tidak..."

Jennie tak bisa menahan air matanya saat mendengar dokter Nayeon menjelaskan.

"... Dia akan kehilangan nyawanya. Saya mohon dapatkan pendonor secepatnya. Demi kebaikan pasien."

Suga mengusap pundak Jennie yang bergetar. "Apakah tidak ada cara lain? Bagaimana bisa kami mendapatkan pendonor di jam segini? Dirumah sakit ini apakah tidak ada darah dengan golongan yang sama?"

Nayeon menghembuskan nafasnya gusar. Dirinya menatap kedua kerabat pasien lekat. Lalu tangannya menggenggam tangan Jennie.

"Hanya itu yang bisa saya lakukan, rumah sakit ini kehabisan golongan darah sejenis itu."

Nayeon tersenyum lalu melepaskan genggamannya.

"Apa jenis golongan darahnya?" tanya Suga, lagi.

CONFUSION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang