"Dasar, yeoja!" Seseorang itu berdiri dari duduknya, dan keluar dari tempat itu.
"Tak dapat dipercaya, mungkin aku harus menjalaninya sendiri. Kupastikan Jisoo akan menjadi milikku. Jika bukan aku, maka orang lain tak boleh memilikinya. Seorangpun tak boleh! Hanya diriku saja, hanya aku seorang!"
Namja itu pun mengetik nomor dan menghubungi seseorang.
"Chagiya! Bersiaplah! Kita akan melakukannya malam ini!"
"Kangen ngumpul-ngumpul gini," ucap Tae. Kini Suga, J-Hope, Jimin, Jin, dan dirinya sedang berkumpul diruangan Namjoon.
"Sudah lama sekali, dan sekarang kita sudah punya member baru lagi." Jimin menatap Jin. Yg ditatap hanya menampilkan senyum saja.
"Btw, yang jaga Jisoo siapa? Kalian disini semua." Itu Namjoon, semua menatap Tae. Sedangkan namja itu hanya cengengesan menampilkan senyum kotaknya.
"Calm down, hyung! Diruangan Jisoo ada eomma dan appanya. Mereka harus ada quality time yekan?" Semua mengangguk tanda setuju.
"Ada Jennie juga kok, tidak usah khawatir!" Itu Jin. Semua mengangguk mantap, kecuali Tae. Entah mengapa dirinya mencurigai bahwa Jennie ikut terlibat dalam kecelakaan Jisoo ini.
"Baiklah, bagaimana kalau kita pesen makanan?" Semua menatap ke arah J-Hope.
"Semacam junk food gitu? Pizza atau burger? Soalnya aku laper plus mager mau nyebrang restoran depan," ucapnya diakhiri cengengesan. Semua nampak berfikir sebelum akhirnya menyetujuinya.
"Tapi bukannya Namjoon hyung baru sadarkan diri?" Perkataan Jimin ada benarnya.
"Gwaenchana! Aku bosan makan makanan rumah sakit ini. Sekali saja! Aku rindu makanan luar." Semua mengangguk.
"Tetapi jika kau mati, kami tak bertanggung jawab." Suga savage mode on, as always.
"YAAA!!! HYUNG!!!"
Semua tertawa bahkan Jin yg baru pun sudah mulai beradaptasi dengan squad baru ini.
Makanan telah J-Hope pesan, mereka tinggal menunggu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFUSION ✔
FanficKalau kalian jadi Jisoo akan memilih siapa? Kim Taehyung, idol super keren. Atau Kim Seokjin, pilot super menarik? Jadi, jangan salahkan Jisoo jika dia merasa kebingungan dengan dua pria yang tampan bak dewa itu. Tapi, hidup adalah pilihan dan pad...