Tok.... Tok.... Tok....
Pintu ruangan Jisoo berbunyi. Setelah merayakan ulang tahun Taehyung sekaligus merayakan tahun baru bersama - sama. Serta juga atas izin dokter yang memperbolehkan, Jisoo kembali kepada pekerjaannya.
"Masuk!"
Terbukalah pintu itu dan masuk seorang namja yang sangat dikenal dirinya ini. Jisoo pun mempersilakan duduk.
"Oh! Oppa ada apa? Mau minum?"
Jin menggeleng pelan dan duduk di kursi seberang Jisoo. Jisoo pun duduk di kursinya, tadi dia baru saja memeriksa berkas-berkas yang dikerjakan J-Hope selama dia koma.
"Jisoo, aku ingin mengundurkan diri!"
Jisoo yang tadinya mengecheck berkas langsung terhenti menatap Jin. Jisoo mengernyitkan dahinya bingung.
"Kenapa oppa? Apakah disini kerjanya tidak nyaman? Oh! Ataukah administrasi kurang? At----"
"Tidak. Hanya ingin, lagipula aku terbiasa bekerja di bandara - bandara. Maaf, aku berhenti bukan bermaksud untuk menghina pekerjaan ini. Tapi juga ada alasan lain, makanya. Tidak apa-apa kan?"
Jisoo memandang Jin sedih, baru kali ini ada seseorang pilot yang berhubungan baik dengan dirinya. Pilot terdahulu tentu juga baik, tetapi Jin lebih berbeda.
'Maaf Jisoo, aku hanya takut gagal move on. Aku butuh waktu untuk tidak bertemu dengan dirimu lagi' batin Jin bergumam membicarakan alasan sebenarnya.
Jisoo menghembuskan nafasnya sejenak sebelum akhirnya memutuskan. Dia mengangguk pelan, pasrah pada keputusan Jin walaupun dia berharap Jin akan membatalkan pengunduran diri itu.
"Baiklah, oppa. Terima kasih telah menjadi pilot yang baik selama setahun ini. Semoga di tempat kerja barumu bisa membuatmu lebih baik. Tapi sering-sering juga main kesini!"
Jin mengangguk dan tersenyum. 'Bekerja disini adalah tempat yang paling aku sukai, karena aku bisa bertemu denganmu' batin Jin sedih.
"Baiklah, besok aku urus surat - suratnya. Lusa kau akan di lepas oleh seluruh staff BigHut. Aku akan bilang ke Pd-Nim nanti, tenang saja." Jin mengangguk dan menghembuskan nafas lega. Jisoo berdiri dan Jin pun ikut berdiri.
"Bakal kangen sama oppa yang cerewet ini!"
Jisoo merengek dan menubruk tubuh Jin dengan pelukannya. Sekilas perlakuan Jisoo membuatnya tersenyum, dan terkekeh pelan.
"Aku juga, Jisoo. Nanti aku akan sering mampir kok! Eh, juga jangan lupa datang ke pernikahanku ya sayang!" Jisoo mengulurkan pelukannya dan menatap Jin kaget.
"Pernikahan? Kapan? Siapa? Kok aku baru tau oppa?" Jin menatap Jisoo heran, 'masa iya baru tau?' pikirnya.
"Ah itu. Pernikahanku dengan Irene, kapannya secepatnya bulan depan. Kau tidak membuka sosmed? Kata Taehyung berita itu secepat kilat menyebar."
Jisoo awalnya terkejut dan menggeleng. Merasa sedih sekaligus bahagia.
"Aku tidak boleh menggunakan handphone, eomma menyuruh untuk istirahat total. Hari ini saja aku tidak pegang saking sibuk memeriksa berkas, maaf aku tidak tau oppa. Tapi nanti aku akan datang tenang saja, beri aku undangan spesial nde? Kupastikan hadiahku jauh lebih baik dari semuanya. Aku jamin, hehe."
Jin mengusap rambut Jisoo lembut, lalu beralih mengusap pipinya. Lalu tersenyum menatap kedua manik mata yeoja itu.
"Aku tunggu ya!"
Mereka berdua tertawa bersama. Tanpa mereka tau bahwa ada seseorang yang menatap mereka berdua panas.
"Aish! Kenapa jadi panas gini ya?! Padahal Jin hyung sudah mau menikah, tapi kenapa setiap melihat kedekatan mereka aku panas."
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFUSION ✔
FanfictionKalau kalian jadi Jisoo akan memilih siapa? Kim Taehyung, idol super keren. Atau Kim Seokjin, pilot super menarik? Jadi, jangan salahkan Jisoo jika dia merasa kebingungan dengan dua pria yang tampan bak dewa itu. Tapi, hidup adalah pilihan dan pad...